Kunjungi Usaha Garmen, Dr. Mangku Pastika Ingatkan Pengusaha Harus Siap Hadapi Era Disrupsi

(Baliekbis.com), Kata-kata itu punya kekuatan yang luar biasa, the power of words. Cuma harus dipilih kata yang bagus dan tepat. Jadi kata-kata ini bisa lebih mahal dari barangnya.

“Pengusaha sekarang ini tak cukup hanya bermain di desain atau produk yang dihasilkan. Narasi terkait produk itu juga penting, bagaimana menarasikan dengan kata-kata yang tepat sehingga menarik,” ungkap Anggota DPD RI dapil Bali Dr. Made Mangku Pastika,M.M. saat mengunjungi pengusaha garmen Ni Wayan Jani Ananta dan Komunitas Perajin
Garmen di Jalan Sekar Jepun Gang IV Gatsu Timur Denpasar, Sabtu (25/2).

Penyerapan aspirasi dengan tema “Garmen Fashion: Pengembangan Usaha Ekonomi Rakyat” dipandu Tim Ahli Nyoman Baskara didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja. Garmen yang dirintis Jani Ananta sejak tahun 2000 terus berkembang.

“Awalnya hanya produksi kain endek. Sejalan dengan perkembangan dan permintaan kita produk fashion. Sebelum covid bahkan bisa kirim pesanan kimono berbahan endek ke Jepang,” ujar Jani kepada Mangku Pastika.

Meski sempat stag saat pandemi, Jani mengaku pesanan tetap ada. Bahkan saat KTT G20 ia cukup banyak menerima pesanan termasuk bendera hingga udeng. “Karena tidak tahu ukuran besar kepala, saya desain udeng berisi karet sehingga fleksibel di kepala,” tambah Jani yang produknya juga banyak dipasarkan ke seluruh Indonesia. Ia saat ini mempekerjakan sekitar 70 tenaga termasuk 20 di antaranya perajin endek.

Mendengar paparan tersebut, Mangku Pastika mengingatkan di era disrupsi dimana terjadi perubahan yang begitu cepat dan masif, pengusaha juga harus adaptif dan inovatif. Sehingga usahanya bisa terus bertumbuh.

Pengusaha yang bertahan hanya pada produk akan ketinggalan. inovasi di penjualan perlu dilakukan. Jadi proses pembentukan (produk) itu perlu diceritakan. Ini yang akan memberikan added value.

“Saya lihat salah satu kekurangan pengusaha adalah menarasikan produknya yang sesungguhnya juga penting. Banyak pengusaha yang pandai memainkan kata-kata untuk produknya sehingga jadi banyak peminatnya,” ujar mantan Gubernur Bali dia periode ini seraya memberikan beberapa contoh yang dilakukan usaha kue, fashion, dll.

Mangku Pastika juga mengatakan penting ke depan banyak anak muda mau jadi entrepreneur. Sebab banyak negara maju karena didukung pengusaha. Di Indonesia entrepreneur-nya baru sekitar 2 persen.
Sementara Singapura sudah melebihi 30 persen, makanya maju.

“Kita juga mampu memproduksi tapi belum mahir menjualnya sehingga keuntungannya jadi sedikit. Di era disrupsi sekarang dengan perubahan yang dahsyat karena digitalisasi, pengusaha juga harus adaptif dan kolaboratif,” pesan Mangku Pastika yang terlihat mengagumi desain dan inovasi Jani Ananta memproduksi aneka busana dan produk lainnya. (bas)