Dialog dengan Komunitas Entrepreneur Milenial, Dr. Mangku Pastika, M.M.: Untuk Sukses di Era Disrupsi Tak Cukup hanya Pintar

Dari pengalaman, banyak perusahaan-perusahaan besar tumbang ketika menghadapi suatu peristiwa seperti krisis moneter atau pandemi covid. Sebaliknya justru usaha kecil yang bertahan. Lantas ke depannya harus bagaimana? Apa mau jadi besar atau cukup usaha kecil saja agar tetap eksis.

(Baliekbis.com), Anggota DPD RI dapil Bali Dr. Made Mangku Pastika,MM. mengatakan kunci bertumbuhnya usaha kecil ke besar harus adaptif dan mengikuti perubahan. Di era disrupsi, perubahan yang sangat masif sekarang ini tak cukup hanya bermodal pintar.

“Kelemahan kita terlalu cepat puas diri dan menganggap apa yang terjadi karena takdir, kehendak yang di atas (Tuhan). Ini yang menyebabkan usaha jadi sekadar sustain, tak bisa grow-up,” ujar Mangku Pastika saat dialog dengan Komunitas Entrepreneur Milenial Denpasar, Sabtu (25/2) di Terali Resto Pojok Sudirman Denpasar.

Dialog dengan tema “Pengembangan Jiwa Entrepreneur Pemuda di Era Disrupsi” yang dipandu Tim Ahli Nyoman Wiratmaja, Ketut Ngastawa dan Nyoman Baskara menghadirkan narasumber pengusaha muda I Ketut Sae Tanju,S.E, M.M. dan Dr. Gde Suardana serta puluhan Entrepreneur Milenial Denpasar.

Pada diskusi mengemuka berbagai hal dari SDM menyangkut pentingnya personal branding dalam mengembangkan bisnis dan menumbuhkan kepercayaan, branding perusahaan itu sendiri hingga marketing.

“Untuk maju, kualitas SDM itu harus ditingkatkan. Saya waktu jadi Gubernur Bali mengedepankan SDM melalui Program Bali Mandara (Maju, Aman, Damai, Sejahtera). Jadi kalau mau maju perbaiki dulu SDM-nya. Seperti Singapura yang luasnya seperenam Bali namun maju pesat karena kuatnya SDM,” jelas mantan Gubernur Bali dua periode ini.

Dengan SDM berkualitas banyak hal bisa dilakukan. Dan untuk itu tak harus melalui sekolah (formal). Bisa belajar dari pengalaman orang sukses dan diskusi-diskusi seperti ini. “Kan gak ada sekolah Gubernur tapi kita bisa menjalankannya dengan baik karena itu (SDM),” tambah Mangku Pastika yang memiliki sederetan pengalaman sukses ini.

Karena itu, Mangku Pastika memberi apresiasi dan mendukung anak muda yang mau berubah dan mau maju. Produk hebat tapi marketing lemah, apalagi narasinya minim maka akan lambat berkembang. “Narasi atau kata-kata ini bahkan bisa memberi nilai lebih besar dan daya tarik dari produknya itu sendiri. Ini banyak dilakukan para pengusaha sukses termasuk di Bali,” jelas Mangku Pastika.

Sementara Sae Tanju selaku Owner Terali Resto memaparkan berbagai strategi dan motivasi agar usaha bisa jalan. Ia mendorong sebelum memulai bisnis perlu mencari oengalaman dengan bekerja pada orang lain yang langsung sebagai pemiliknya agar bisa tahu prosesnya.

“Jadi gak harus bekerja di perusahaan besar yang kita tak pernah terjun melihat bagaimana si pemilik mengerjakan bisnisnya,” ungkap Sae Tanju yang kini memiliki 6 unit usaha ini. Ia juga memaparkan pentingnya memperkuat personal branding agar bisa dikenal.

Hal senada disampaikan Dr. Suardana yang menekankan kualitas SDM. Kalau personal branding kuat maka apa yang disampaikan akan dipercaya. “Ini penting bagi entrepreneur, jadi jangan buru-buru bangun branding perusahaan, sementara SDM belum siap. Banyak usaha hanya sekadar bertahan saja tapi tidak sampai grow-up karena tidak didukung personal branding yang bagus,” tambah pengusaha di Buleleng yang kini maju di DPD RI ini. (bas)