Gubernur Koster Dukung Alternatif Pendanaan UKM melalui ‘Securities Crowdfunding’

(Baliekbis.com), Gubernur Bali Wayan Koster menyambut baik inisiatif OJK dalam memberikan kemudahan kepada para UMKM untuk mengakses permodalan melalui pasar modal dengan skema Securities Crowdfunding (SCF).

“Pelaku UMKM selain membutuhkan edukasi dan pelatihan dalam mengembangkan usahanya, juga kemudahan akses permodalan. Karena itu perlu kolaborasi dan sinergi berbagai pihak terkait untuk meningkatkan UMKM dan perekonomian daerah,” ujar Wayan Koster saat membuka Sosialisasi Alternatif Pendanaan UKM melalui Securities Crowdfunding, Jumat (14/7) di Kuta Badung.

Sosialisasi yang dihadiri Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi dan Kepala OJK Regional 8 Bali Nusra Kristrianti Puji Rahayu diikuti ratusan pelaku UKM dan Koperasi. Di awal sambutannya Koster memaparkan kondisi Bali yang kalau dilihat dari ukuran luas wilayah dan jumlah penduduknya sangat kecil bila dibandingkan daerah lain. Tapi pulau yang kecil ini dianugerahi sesuatu yang luar biasa seperti kekayaan budayanya.

Inarno Djajadi (tengah) saat memberi keterangan di sela-sela Sosialisasi Alternatif Pendanaan UKM melalui SCF di Kuta

Bagi Bali budaya ini berperan sebagai sumber nilai kehidupan, sumber pengembangan karya seni kreatif dan basis pengembangan ekonomi yang berbasis pertanian dan kerajinan termasuk fashion.

“Ekonomi yang berbasis busana Bali ini sangat cepat berkembang. Kreasinya bagus-bagus, sehingga UKM dan pedagangnya tumbuh. Jadi kalau selama ini ekonomi Bali yang 54 persen bergantung pariwisata, ke depannya bisa berimbang sesuai potensi alam, manusia dan kebudayaannya,” ungkap Koster.

Koster juga menyatakan kebanggaannya terhadap UKM Bali yang tetap bisa eksis meski meski menghadapi tantangan seperti ketika covid. “Kalau UKM berkembang, maka Bali akan tambah maju,” ujarnya.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mengatakan
OJK terus mendukung pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) melalui percepatan dan perluasan akses ke sektor pasar modal dengan memanfaatkan produk SCF ini. Ia berharap semakin mendorong pengembangan UKM khususnya di Bali.

SCF tambah Djajadi merupakan solusi alternatif bagi pelaku UKM yang membutuhkan permodalan. Sebab SCF ini caranya mudah dan prosesnya bisa dilakukan secara online. Selain itu, layanan securities crowdfunding yang berbasis digital memudahkan pemantauan investasi yang sudah masuk.

Di Bali saat ini terdapat 11 pelaku UMKM yang menerbitkan SCF melalui 5 penyelenggara dengan jumlah investor 5.025 dan dana yang dihimpun Rp 24 miliar lebih. (bas)