Sebagai Poros Maritim, Dr. Mangku Pastika,M.M.: Bali Perlu Bangun Sekolah Pelayaran

Nenek moyangku seorang pelaut,… Gemar mengarung luas samudra,… Menerjang ombak tiada takut,… Menempuh badai sudah biasa. Angin bertiup layar berkembang,… Ombak berdebur di tepi pantai,… Pemuda berani bangkit sekarang,… Ke laut kita beramai ramai. Itu bait lagu yang dikarang Ibu Sud menggambarkan kekuatan maritim Indonesia.

(Baliekbis.com), Indonesia sering disebut sebagai negara maritim terbesar di dunia karena potensi maritimnya yang begitu besar. Bahkan sejak kecil, masyarakat telah mendengar bahwa nenek moyangnya adalah seorang pelaut.

“Bali juga memiliki potensi maritim yang besar. Kalau ini bisa dikelola akan besar manfaatnya untuk kesejahteraan masyarakat,” ujar Anggota DPD RI dapil Bali Dr. Made Mangku Pastika,M.M. saat kegiatan reses membahas topik “Bali sebagai Poros Maritim Nusantara,” di Taman Jepun, Jumat (4/8).

Dalam dialog yang dihadiri sejumlah praktisi dan akademisi yang dipandu Tim Ahli Nyoman Baskara didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja selain membahas potensi maritim juga sejarah terkait dengan narasumber budayawan sekaligus penulis Ngurah Paramartha.

Menurut Mangku Pastika, potensi kemaritiman yang begitu besar sejauh ini belum dikelola maksimal. Bahkan pengelolanya bukan warga lokal. “Seperti perusahaan rumput laut di Patas Buleleng investornya dari India. Rumput laut segar dikirim ke India. Bahkan melihat besarnya potensi Bali, pabrik yang di India akan dipusatkan di Bali,” ujarnya.

Mangku Pastika juga menjelaskan potensi nener di Buleleng yang merupakan terbesar di dunia. Produksinya mencapai 20 juta ekor/hari. Tenaga kerja Bali juga banyak yang terjun di sektor kelautan.

“Ada 26 ribu lebih warga Bali bekerja di sektor kelautan ini dan sebagian besar di kapal pesiar dengan berbagai posisi, ” ungkap Ketua KPI (Kesatuan Pelaut Indonesia) Bali A.A. Wira dalam dialog tersebut.

Gung Wira bahkan mencontohkan Jamaica sebuah negara kecil yang punya lima pelabuhan bisa memberikan kontribusi besar bagi negara. Demikian pula Filipina yang banyak kontribusinya dari maritim.

Melihat potensi yang begitu besar, Mangku Pastika berharap ada terobosan-terobosan di bidang SDM. Kalau mau bikin mereka jadi pelaut andal harus bikin sekolah pelayaran.

“Jangan hanya kerja di kapal sebagai kuli. Kita juga butuh SDM yang menguasai teknik pelayaran, bisa mengawaki kapal. Dan mengolah sumber daya alamnya,” tambah mantan Gubernur Bali dua periode ini.

Buleleng juga perlu perbanyak pelabuhan-pelabuhan untuk mendukung kegiatan nelayan. Sebab banyak warga yang bekerja di pesisir ini.

Sementara itu Ngurah Paramartha mengatakan Bali sudah sejak dulu dikenal dengan maritimnya. Banyak kapal-kapal dari luar berlabuh dan melakukan berbagai kegiatan sosial dan ekonomi. Bukti sejarah juga menunjukkan selain pelabuhan-pelabuhan besar juga adanya sebaran pura yang ada di pesisir Bali.

Hal senada disampaikan politisi Gung Aryawan yang melihat banyak tokoh ke Bali memanfaatkan kelebihan laut Bali untuk berinvestasi. (bas)