Tangkal Hoax, Masyarakat Diharapkan Lebih Kritis

(Baliekbis.com), Pemilihan Umum menjadi agenda penting bagi setiap bangsa karena merupakan wujud kedaulatan rakyat serta instrumen demokrasi warga memilih pemimpin pemerintahan. “Pemerintah pusat dan daerah memiliki tugas untuk memastikan bahwa informasi tentang Pemilu tersebar di masyarakat dengan jelas dan merata,” jelas Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfos) Kota Denpasar Dr. I.B. Alit Adhi Merta S.STP M.Si didampingi Koordinator Mafindo Wilayah Bali Indria Trisni Puspita saat evaluasi pelaksanaan Kelas Cek Fakta Selasa (18/7) siang. Literasi digital tangkal hoax ini merupakan kolaborasi Diskominfos Kota Denpasar dengan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) Korwil Bali.

Kadis IB Adhi Merta menambahkan bahwa masyarakat diharapkan lebih kritis dan mencermati setiap informasi yang diterima dengan mencek dan ricek kembali informasi, khususnya yang tersebar melalui platform digital. “Kelas Cek Fakta ini digelar untuk memberikan pemahaman dan ketrampilan bagi masyarakat untuk lebih kritis dan mencek kembali informasi agar tidak terpapar apalagi turut menyebarkan hoax,” ujar Kadis Gus Alit, sapaan akrabnya.

Kelas Cek Fakta digelar secara hybrid dan diikuti 70-an mahasiswa Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Agama Hindu Amlapura, mahasiswa Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) Bali dan pengurus cabang se-Bali, komunitas Social Project Bali, komunitas UMKM Denpasar dan masyarakat Kota Denpasar.
Lebih jauh Mafindo Korwil Bali Indria Trisni Puspita menambahkan bahwa tidak dapat dipungkiri saat ini di masyarakat masih sering terjadi misinformasi, disinformasi dan malinformasi.

“Untuk mencegah masalah itu, masyarakat perlu dibekali dengan kemampuan periksa fakta dengan alat bantu yang tepat,” ujar wanita berkacamata ini. Apalagi menjelang Pemilu Presiden-Legislatif di 14 Pebruari 2024 serta Pemilukada November 2024 biasanya beredar banyak informasi yang menyesatkan.

Ditambahkannya penyelenggaraan Kelas Cek Fakta bertujuan membangun daya berpikir kritis masyarakat terhadap informasi yang tersebar di dunia maya, sehingga mampu melindungi keluarga dari paparan hoaks. Serta mengedukasi agar mampu meningkatkan keterampilan penggunaan alat dan metode memeriksa fakta sebuah informasi.
Pihaknya berharap kegiatan serupa dapat berlanjut ke seluruh kabupaten sebagai program kolaborasi sehingga dampak positifnya makin luas untuk masyarakat Bali.

“Mafindo berharap Kelas Cek Fakta ini bisa menjadi gerakan bersama dari seluruh stakeholder untuk mewujudkan dunia digital Bali yang lebih positif dan bersih dari hoaks,” tegasnya. Perempuan yang biasa disapa Indra Puspita ini juga mengingatkan bahwa langkah preventif dalam menghadapi penyebaran hoaks menjelang masa pemilu akan jauh lebih mudah dilakukan daripada saat hoaksnya sudah terlanjur viral.

Sementara itu Wakil Ketua 1 STKIP Agama Hindu Dr. Ni Kadek Juliantari, S.Pd, M.Pd menyatakan bahwa upaya mencerdaskan masyarakat melalui literasi digital adalah tanggung jawab bersama. “Sebagai bagian dari calon pendidik yang akan turun langsung untuk mencerdaskan masyarakat, para mahasiswa STKIP Agama Hindu dan generasi muda Bali perlu pembekalan keterampilan penggunaan teknologi digital,” jelasnya. Pihaknya berharap melalui pelaksanaan Kelas Cek Fakta masyarakat bisa terhindar dari hoaks dan menjaga kedamaian masyarakat.

Materi utama yang disampaikan Pemeriksa Fakta Mafindo Adi Syafitrah menjelaskan tentang identifikasi hoaks dan beberapa situs rujukan : turnbackhoax.id, cekfakta.com, atau kanal cek fakta dari Kementerian Kominfo RI. “Kanal-kanal tersebut bisa diakses masyarakat untuk mengecek kebenaran sebuah berita,”ujarnya.

Ditambah dengan pengenalan dan cara pemanfaatan beberapa aplikasi untuk melakukan verifikasi informasi dari platform digital seperti media sosial atau situs abal-abal. “Cara mudah untuk mengecek hoaks bisa dengan menggunakan keywords terkait judul dan isi berita yang ingin dicari,”papar Adi. Untuk foto, bisa menggunakan Google Lens dengan cara sederhana yaitu buka aplikasinya dan arahkan kamera ke foto yang ingin dicari klarifiikasinya. “Sementara untuk konten video, bisa menggunakan InVid atau Yandex,” jelasnya lagi.

Peserta Kelas Cek Fakta juga mendapatkan kesempatan praktek langsung yang dibantu oleh 4 Fasilitator Pendamping dari Relawan Mafindo Bali yaitu Antonius Dwi Endi, I Gede Suartha Eriyasa, Ni Putu Evi Wiriyani dan Lusi Handayani. Para peserta dibagi menjadi beberapa kelompok dan dimasukkan ke dalam breakout room masing-masing. Kemudian setiap kelompok diminta praktek langsung menggunakan alat-alat periksa fakta untuk menyelesaikan soal tentang hoaks atau fakta. Dalam waktu sekitar tiga puluh menit, setiap kelompok terbukti mampu melakukan pencarian bukti dan dapat yakin menentukan kebenaran dari sebuah informasi yang diterimanya dari soal latihan.

Sebanyak 10 peserta teraktif memenangkan saldo e-wallet masing-masing Rp 100.000 serta semua peserta mendapatkan Sertifikat Kelas Cek Fakta. (ist)