Songsong Pemilu 2024, Dr. Mangku Pastika,M.M.: Selektif Pilih Pemimpin dan Jangan Apatis

(Baliekbis.com), Jumlah anak muda dan milenial yang begitu besarnya akan menjadi penentu lahirnya para pemimpin masa depan di berbagai tingkatan yang bisa memajukan bangsa.

“Karena itu sekarang saatnya anak muda menentukan siapa bakal pemimpin bangsanya. Caranya selektif memilih pemimpin dan jangan apatis,” pesan Anggota DPD RI dapil Bali Dr. Made Mangku Pastika,M.M. pada kegiatan reses yang mengangkat tema “Media sebagai Pengawal Pemilu Berkualitas?”, Sabtu (5/8) di Agro Learning Centre (ALC) Jln. Cekomaria Gg. Raya Peguyangan Timur Denpasar.

Reses yang dipandu Tim Ahli Nyoman Wiratmaja didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Baskara dihadiri sejumlah tokoh, akademisi, politisi, jurnalis dan mahasiswa.

Anggota DPD RI dapil Bali Dr. Made Mangku Pastika,M.M.

Menurut Mangku Pastika, pemimpin ke depan yang akan membuat kebijakan publik dan menentukan arah pembangunan. Karena itu jangan sampai salah memilih.

“Ini masih ada waktu dan kesempatan untuk melihat dan memilih seperti apa yang cocok jadi pemimpin. Jangan apatis dan jangan gampang dipengaruhi. Sekarang ini muncul istilah Generasi Stroberi yang sebenarnya kreatif dan banyak ide bagus, namun menjadi lembek, mudah menyerah karena tekanan,” ungkap mantan Gubernur Bali dua periode ini.

“Lalu siapa yang kita pilih? Pemilih milenial ada 50 persen lebih. Tapi masalahnya apa mereka mau memilih, ini yang perlu diedukasi, jangan sampai mereka apatis. Jangan pilih pemimpin yang taunya hanya ngomong tapi tidak ada action,” tambah Mangku Pastika.

Di sisi lain, peran dan kekuatan media dinilai sangat penting. Media tidak hanya memberi informasi, juga edukasi dan bagaimana mencerdaskan sehingga bisa menangkal hoax.

Akademisi Dr. Sutarya mengatakan ada kecenderungan penguasa sengaja membiarkan rakyatnya bodoh, miskin untuk melanggengkan kekuasaannya. Karena itu ke depa perlu ada gerakan untuk melawan itu.

Tokoh pers, Bagus Ngurah Rai mengakui media selalu ada pihak ingin mengendalikan dan menguasai. Namun ia tetap berharap ada perubahan. Rekannya
Atmaja pada intinya mengatakan wartawan harus ada niat dan keberanian dalam menjalankan profesinya. Sehingga tidak bisa didikte dan dikendalikan oleh kepentingan tertentu dalam menegakkan kebenaran.

Dr. Gede Suardana yang banyak berkecimpung di media mengatakan media mainstream dan media sosial sama-sama dapat berperan optimal dalam mewujudkan kemajuan demokrasi pada Pemilu 2024.

Media mainstream memiliki tanggung jawab mengawal dan mewujudkan pemilu 2024 yang berintegritas dan demokratis dengan menghadirkan berita yang berkualitas.

Ia mengatakan penting memberdayakan netizen agar dapat menggunakan media sosial secara baik dan bisa dimanfaatkan secara maksimal untuk menguji program kerja para caleg, calon DPD, dan capres. (bas)