Rakerda IV-2024 IHGMA Bali, Pariwisata Harus Mampu Ciptakan Dampak Positif untuk Mewujudkan Manfaat yang Berkelanjutan

(Baliekbis.com), Indonesian Hotel General Manager Assosiation (IHGMA) DPD Bali menggelar RAKERDA ke-4 dengan tema “Embracing Regenerative Tourism: Moving Beyond Sustainable Tourism” bertempat di The Trans Resort Bali, Rabu (24/4).

Acara ini sekaligus juga perayaan hari jadi IHGMA ke-8 yang jatuh pada tanggal 20 April 2024 dan juga Hari Kartini pada 21 April 2024. Gelaran acara ini menandai komitmen IHGMA DPD Bali dalam mendorong pariwisata yang tidak hanya berhenti pada konsep berkelanjutan, yaitu meminimalkan dampak negatif.

“Juga berupaya menciptakan dampak positif dalam setiap kegiatan pariwisata di Bali untuk mewujudkan manfaat yang berkelanjutan untuk semua stakeholder. Inovasi ini kita kenal dengan regenerative tourism,” ungkap Oka B. Cahyani, SE selaku Ketua Panitia Rakerda.

Kepala Dinas Pariwisata Bali Tjok. Bagus Pemayun dalam sambutannya sekaligus membuka Rakerda IV IHGMA Bali 2024 menyampaikan dalam era globalisasi yang terus berkembang, industri pariwisata telah menjadi salah satu sektor ekonomi utama yang mengalami pertumbuhan pesat di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia.

Namun, dengan pertumbuhan tersebut juga muncul tantangan besar terkait keberlanjutan lingkungan dan sosial. Kadisparda Bali berharap agar IHGMA sebagai asosiasi profesi pimpinan tertinggi akomodasi pariwisata dapat selalu mengawal Bali baik dari segi konsep dan implementasinya untuk mewujudkan pariwisata Bali yang berbudaya, berkualitas dan berkelanjutan.

Ketua IHGMA DPD Bali Dr. Yoga Iswara, BBA., BBM., MM., CHA mengatakan konsep pariwisata regeneratif melampaui konsep pariwisata berkelanjutan yang biasa dikenal saat ini. Sementara pariwisata berkelanjutan bertujuan untuk menjaga sumber daya alam dan budaya agar tetap terjaga untuk generasi mendatang, pariwisata regeneratif berusaha untuk mengembalikan, memperbarui, dan meningkatkan sumber daya tersebut.

Dengan kata lain tambah Yoga Iswara, tujuannya bukan hanya untuk mempertahankan status quo, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan sosial di destinasi pariwisata. Yoga menambahkan bahwa dalam era perubahan iklim dan kerusakan lingkungan yang terus meningkat, regenerative tourism menjadi solusi yang penting untuk mengurangi dampak negatif pariwisata sekaligus memperbaiki kerusakan yang sudah ada, konsep ini sangat relevan untuk di Bali.

Mengadopsi pariwisata regeneratif membutuhkan kolaborasi yang erat antara semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, industri pariwisata, stakeholders pariwisata, masyarakat lokal, dan wisatawan.

“Upaya ini mencakup berbagai inisiatif, mulai dari mempromosikan produk lokal untuk mendukung ekonomi lokal, hingga memperkuat infrastruktur lingkungan dalam rangka meningkatkan kualitas destinasi pariwisata itu sendiri,” jelasnya.

Sementara itu Komang Artana selaku Ketua Harian IHGMA DPD Bali menyampaikan salah satu fokus utama kegiatan regeneratif ini adalah dengan memperkuat produk lokal. IHGMA Bali percaya bahwa kekayaan budaya dan alam Indonesia adalah aset yang tak ternilai harganya.

Dengan mempromosikan produk lokal, kami tidak hanya mendukung ekonomi lokal, tetapi juga menjaga keberlanjutan lingkungan serta memperkuat identitas destinasi.

Tidak hanya itu, IHGMA Bali juga bertekad untuk tetap berkomitmen memerangi masalah sampah plastik. Sampah plastik telah menjadi ancaman serius bagi lingkungan, kesehatan manusia, dan keberlanjutan pariwisata.

Melalui inisiatif-inisiatif seperti kampanye pengurangan plastik sekali pakai dan pengembangan infrastruktur daur ulang. “Kami berupaya untuk mengurangi dampak negatif sampah plastik pada destinasi wisata, termasuk di akomodasi pariwisata,” jelasnya.

“Anggota IHGMA sudah tidak menggunakan mineral water berkemasan plastik sekali pakai, sedotan plastik, dan tas belanja plastik sekali pakai di lingkungan hotel dan akomodasi pariwisata,” ungkap Milka Sitorus – Kabid Humas IHGMA Bali.

I Made Dwijantara, SE., MM selaku Kabid Pelatihan dan Sertifikasi memaparkan IHGMA Bali juga menyadari pentingnya kualitas tenaga kerja yang kompeten dalam industri pariwisata yang tidak boleh diabaikan.

“Kami akan terus berupaya untuk melatih dan memberdayakan tenaga kerja yang berkualitas dan berkompeten, sehingga mereka dapat memberikan pengalaman yang tak terbaik bagi para wisatawan,” ujarnya.

Melalui pelatihan yang berkelanjutan dan kolaborasi dengan sekolah-sekolah pariwisata menjadi kunci dalam melahirkan generasi pelaku pariwisata yang handal.

Dengan membangun kemitraan yang kuat dengan lembaga-lembaga pendidikan, kita dapat memastikan bahwa generasi mendatang memiliki keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan yang kompleks di industri pariwisata yang terus berkembang.

“Dengan mengadopsi konsep pariwisata regeneratif, kita tidak hanya mengambil langkah menuju keberlanjutan yang lebih baik, tetapi juga menjaga warisan budaya dan alam yang berharga bagi generasi mendatang. Melalui kesadaran dan tindakan bersama, kita dapat membawa pariwisata Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi, sambil menjaga integritas lingkungan dan sosial destinasi- pariwisata kita yang indah,” tambahnya.

Rakerda diisi dengan Leaders Talk dengan pembicara antara lain yaitu Prof. Dasi Astawa, Ni Luh Jelantik serta Ida Ayu Candrawati Lestari, S.Par dan ditutup dengan Sidang Pleno dan Rapat Komisi IHGMA DPD Bali yang dipimpin oleh Milka Sitorus (Ketua Sidang), Arie Santoso (Sekretaris) dan Dana Aditya (Anggota) dengan menerima dan mengesahkan laporan pertanggungjawaban Ketua IHGMA DPD Bali terkait Program dan Kegiatan 2023 serta Rencana Kerja 2024 dari hasil Rapat Komisi pada setiap bidang. (ist)

Leave a Reply

Berikan Komentar