Permintaan Rumput Laut Segar dari India Meningkat, Dr. Mangku Pastika: Peluang Bali Berdayakan Potensi Laut

(Baliekbis.com), Permintaan rumput laut segar terus meningkat belakangan ini. Bahkan perusahaan besar di India meningkatkan impornya dari anak perusahaannya yang ada di Desa Patas, Kecamatan Gerokgak Buleleng.

“Sebelumnya pengiriman ke India berkisar 200 ton, namun sekarang kita diminta mengirim sampai 450 ton lebih,” ujar Nyoman Kariawan mewakili PT. Sea Six Energy di Patas saat menerima Anggota DPD RI Dr. Made Mangku Pastika,M.M., Sabtu (29/7).

PT. Sea Six Energy di Patas selama ini memasok rumput laut ke induknya di India. Rumput laut yang dikirim sudah dalam bentuk cairan yang nantinya akan digunakan sebagai pupuk.

Karena itu, pihaknya hanya membeli rumput laut dalam bentuk segar saja. Menurut Kariawan, peningkatan permintaan dari India ini tidak terlepas dari kualitas dan kebutuhan pasar Eropa yang besar. “Jadi pabrik di sini awalnya dibangun untuk memback-up induk perusahaan di India. Untuk efisiensi maka yang di India akan dipusatkan di Bali,” tambahnya.

Pihaknya menggunakan rumput laut jenis Eucheuma Cottonii yang dibudidayakan beberapa kawasan di Bali seperti Patas, Kubutambahan, Nusa Lembongan juga sebagian didatangkan dari daerah lain di antaranya Sumbawa dan Madura.

Mangku Pastika dalam reses yang mengangkat tema “Keberadaan Penyalur Rumput Laut sebagai Upaya Peningkatan Kesejahteraan Rakyat” Desa Patas, Buleleng didampingi Tim Ahli Nyoman Baskara, Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja mengaku salut dengan dibangunnya pabrik rumput laut di Patas ini.

Selain bisa menyerap potensi yang ada, juga akan membantu membuka lapangan kerja. “Yang sangat penting kehadiran pabrik ini memberi gambaran potensi ekonomi perairan Buleleng yang begitu besar,” jelasnya.

Namun sayangnya potensi besar yang dimiliki Bali ini belum maksimal dimanfaatkan. Sebab banyak warga yang lebih tertarik bekerja di pariwisata. Terbukti ketika pariwisata mulai bangkit, banyak anak muda yang sebelumnya terjun ke pertanian kembali ke pariwisata.

“Jadi harus ada terobosan dan upaya nyata agar warga mau ke sektor pertanian. Kuncinya sektor pertanian harus bisa memberi harapan masa depan,” tegas mantan Gubernur Bali dua periode ini.

Dikatakan warga kerap tidak menyadari apa potensi, kekuatan yang dimiliki. Jadi mau ikut-ikutan ke pariwisata. Memang bisa, tapi tak bisa sebesar Badung dan Gianyar yang sudah lebih dulu berkembang.

Jadi perlu kembangkan potensi lain yang khas seperti perikanan dan rumput laut ini. Apalagi Buleleng memiliki bentangan pantai terpanjang di Bali. Ini kalau dikembangkan bisa mendatangkan ekonomi yang besar.

“Kendala yang saya lihat di sini kurangnya orang yang mau menekuni usaha rumput laut. Bahan baku sensitif karena harus fresh. Jadi produksi harus di lokal,” ujar Mangku Pastika. (bas)