Pembekalan MaBa UNR, Bela Negara tak Harus Angkat Senjata

(Baliekbis.com), Sebanyak 800 mahasiswa baru (MaBa) Universitas Ngurah Rai (UNR) Denpasar dari Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, Fakultas FISIP, dan Fakultas Teknik mengikuti pembekalan Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara serangkaian program Adaptasi Kehidupan Kampus dan Inagurasi (AKKI) tahun ajaran 2018/2019 di halaman kampus setempat.

Kegiatan itu menghadirkan pemateri Mayor. Inf. Frandi Siboro yang mewakili Danrem 163 Wirasatya dengan moderator Dekan FISIP UNR, Dr.Gede Wirata, S.Sos, SH, M.AP, Sabtu (22/9). Frandi Siboro mengatakan mahasiswa sebagai kaum intelektual harus tumbuh menjadi manusia sehat jasmani, rohani, pintar, cerdas, berideologi, mencintai tanah air, dan siap mengabdi untuk Negera Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dikatakan saat ini bela negara tidak mesti mengangkat senjata, berperang melawan musuh yang merusak bangsa yang kasat mata. “Karena bela negara yang dimaksud dalam dunia pendidikan, menjadi mahasiswa belajarlah yang tekun selanjutnya memilih profesi untuk mengabdi. Contohnya, menjadi dokter, jadilah dokter yang baik. Jika jadi guru, jadilah guru yang baik, dan seterusnya. Karena disitulah yang namanya bela negara,” terangnya.

Dalam pemaparan yang berlangsung dialogis tersebut, Frandi Siboro memberikan kesempatan kepada MaBa untuk melontarkan pertanyaan maupun saran. Rektor UNR Dr. Drs. Nyoman Sura Adi Tanaya, M.Si menambahkan, UNR selalu mengundang pihak TNI dalam hal ini Danrem 163 Wirasatya sebagai salah satu pemateri AKKI. Pengalaman dan karakteristik anggota TNI sebagai prajurit negara diharapkan menular ke seluruh mahasiswa UNR. “Apalagi sebagian besar MaBa adalah ‘fresh graduate’ atau baru lulus SMA/SMK, sehingga mentalnya perlu dibentuk sebelum menjalani masa perkuliahan di setiap perguruan tinggi yang salah satunya UNR,” tambahnya.

Sura Aditanaya juga mengakui pelaksanaan AKKI di UNR lebih ditekankan pada pendidikan karakter yang akan berakhir di Taman Pujaan Bangsa, Margarana, Tabanan yang dilaksanakan pada Minggu 30 September 2018. Bahkan, kampus perjuangan seperti UNR ini sudah sepatutnya mengikuti semangat perjuangan Pahwalan Nasional I Gusti Ngurah Rai. Meski mahasiswanya hidup di zaman pasca-kemerdekaan, namun perjuangan belum terhenti, karena masih banyak penjajah tak berwujud yang harus ditumpas seperti kebodohan, kemiskinan, terorisme, radikalisme, serta narkoba.

“Bahkan untuk menjamin kampus yang telah menelurkan sejumlah kepala daerah dan menteri itu bebas dari penyalahgunaan narkoba, pihaknya menginginkan diadakan tes urine berkelanjutan. “Kami sangat mendukung itu. Agar ada jaminan pasti, kami di UNR nol persen penyalahgunaan narkoba,” pungkasnya. (sus)