Munaslub Golkar Pengaruhi Posisi Sudikerta

(Baliekbis.com), Meski DPP Partai Golkar merekomendasi Ketut Sudikerta sebagai calon gubernur (Cagub) Bali tetapi posisinya masih bisa berubah, tergantung hasil Munaslub partai berlambang pohon beringin yang menurut rencana akan dihelat pada pertengahan Desember tahun ini. “Sudikerta direkomendasi oleh Partai Golkar tetapi itu kan bisa berubah jika hasil Munaslub nanti menghendaki figur Partai Golkar yang lainnya. Bisa jadi kan? Apa yang tidak mungkin, bisa terjadi di politik,” kata kader Golkar Provinsi Bali, Anak Agung Ngurah Agung saat diwawancarai di kediamannya, Teuku Umar Denpasar, Sabtu (2/12/2017). Menurut Agung, dengan posisi seperti itu, yang bisa dilakukan Sudikerta saat ini tetap melakukan safari politik menyosialisasikan program-program kerjanya. Diakui Agung, sebenarnya Sudikerta sudah melakukan safari politik ke seluruh daerah di Bali apalagi tugasnya sebagai Wagub saat ini sangat memungkinkan dirinya lebih sering menyambangi rakyatnya. “Boleh dikatakan, ‘celah’ sekecil apapun sudah disambanginya,” lanjut pemilik toko oleh-oleh Bali King San ini. Partai Golkar sebagai partai terbesar kedua di Bali setelah PDIP, seharusnya secepatnya menentukan cagub seperti yang digadang-gadang sebelumnya dan Sudikerta adalah figur yang dinilai mampu melanjutkan kepemimpinan daerah yang punya potensi pariwisata besar itu. “Posisi Golkar saat ini nomor kedua terbesar setelah PDIP dengan 20% total suara pemilih dengan 11 kursi keterwakilannya di DPRD Prov. Bali.

Golkar punya potensi besar memenangkan Pemilukada asalkan mau juga berkoalisi dengan partai lainnya di Bali seperti Demokrat, PAN, PKS, Gerindra, dll. Sudikerta masih putra terbaik dan calon Partai Golkar yang mumpuni,” ujar Agung yang juga Ketua Persaudaraan Hindu Muslim Bali (PHMB) ini. Tentang siapa bakal cawagub yang layak mendampingi Sudikerta jika benar-benar dirinya direkomendasi DPP Golkar, AAN Agung menjawab banyak kandidat. Nama I B Rai Dharmawijaya Mantra (RM), Wisnu Bawa Temaja (WBT), Gede Pasek Suardika (GPS) adalah figur yang memiliki kompetensi menjadi pemimpin. “Mencari cawagub pun harus dilihat track recordnya selama ini. Bagaimana elektabilitasnya, bagaimana jiwa kepemimpinannya, dll. Mencari pendamping itu ibarat mencari jodoh, susah-susah gampang. Kalau sudah ketemu dan klik, ya tinggal dipinang saja. Bagaimana selanjutnya, terserah lobi-lobinya,” pungkas AAN Agung. Sementara beberapa sumber lainnya mengatakan Golkar saat ini berada dalam Koalisi Rakyat Bali (KRB) yang terdiri dari delapan partai dengan total kursi 30, di luar PDI-P dan PAN. Jika Golkar (11 kursi) ngotot membentuk paslon sendiri, maka kemungkinan bisa terbentuk satu paslon lainnya yang mengusung Rai Mantra sebagai cagub. Sebab di KRB sendiri, nama Rai Mantra melalui paket Dharma-Kerta sangat kuat dan memiliki dukungan yang tidak kalah besar seandainya Sudikerta (Kerta) tak bergandengan dengannya. “Kita tetap pastikan Rai Mantra (Dharma) di posisi calon gubernur,” jelas sumber itu memastikan. (awm)