Munas VI Aptikom di Bali, Prof. Dr. Zainal Arifin: Jangan Jadi Budak Teknologi

(Baliekbis.com), Munas VI Aptikom (Asosiasi Pendidikan Tinggi Informatika dan Komputer di Bali menekankan pentingnya memberdayakan kecerdasan artifisial untuk percepatan transformasi digital di era revolusi industri 4.0 menuju masyarakat 5.0 sesuai tema munas.

Menurut Ketum DPP Aptikom Prof. Dr. Zainal Arifin pada munas kali ini ada tiga agenda penting yang dilaksanakan yakni memilih Ketua Umum DPP, konferensi internasional dan seminar nasional.

Munas akan berlangsung tiga hari mulai Kamis (8/12) hingga Sabtu (10/12) di Sanur dibuka Asisten I Sekda Prov. Bali I Gde Indra Dewa Putra dengan pemukulan gong.

“Peserta munas sekitar 800 lebih dari 34 provinsi se Indonesia. Kalau ditotal bersama panitia jumlah pesertanya sekitar 900 lebih,” ujar Rektor ITB STIKOM Bali Dr. Dadang Hermawan selaku Tuan Rumah Munas VI Aptikom saat jumpa pers, Kamis (8/12) usai pembukaan munas. Jumpa pers juga dihadiri Ketum DPP Aptikom Prof. Dr. Zainal Arifin, Sekjen DPP Aptikom Prof. Dr. Achmad Beny Mutara, Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Setda Provinsi Bali I Gede Indra Dewa Putra
dan pengurus lainnya.

Dr. Dadang Hermawan

Ketum Aptikom Prof. Zainal Arifin pada kesempatan tersebut mengatakan tiga agenda penting yang dibahas dalam Munas VI ini yakni memilih Ketua Umum DPP, International Conference on Informatics and Computing (ICIC) dan Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SEMNASTIK).

Dijelaskan kata kunci pada acara kali ini adalah percepatan transformasi digital. Hal tersebut sesuai dengan instruksi Presiden RI Joko Widodo yang meminta semua lini masyarakat melakukan percepatan transformasi digital.

Aptikom berusaha memberikan secara maksimal pengetahuan dan keterampian yang terkini dalam menyongsong generasi emas 2045.

Namun diingatkan dalam percepatan tranformasi digital ini jangan sampai jadi budak teknologi. “Kita harus bisa jadi master teknologi. Setiap rupiah yang dikeluarkan untuk teknologi harus bisa meningkatkan kesejahteraan. Untuk mencapai itu maka kita buat kurikulum yang bisa mendukung peningkatan SDM,” jelasnya.

Agar tak jadi budak teknologi, yang dibutuhkan ke depan adalah anda bisa bikin apa, bukan anda tahu apa. Sehingga tidak jadi budak. “Mungkin kita tertinggal membuat teknologi tapi kita bisa memanfaatkannya dengan optimal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.

Sementara Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Setda Provinsi Bali I Gede Indra Dewa Putra mengapresiasi Aptikom memilih Bali karena akan membantu Bali pascapandemi. “Saya harap Aptikom juga bantu pemda di Bali. Perguruan tinggi sangat strategis mencetak SDM cerdas sehingga punya daya saing dengan negara maju,” ujarnya.

Dalam jumpa pers juga mengemuka teknis pemilihan ketum baru yang akan menggantikan Prof. Dr. Zainal Arifin dimana tiap provinsi biasanya mengeluarkan bakal calon. Namun sebagaimana yang telah berjalan di munas-munas sebelumnya, biasanya sekjen terpilih secara aklamasi sebagai ketua. (bas)