Kendaraan Pedesaan Harus Ekonomis dan Ramah Lingkungan

(Baliekbis.com), Kendaraan pedesaan yang akan diproduksi untuk mendukung kegiatan petani di pedesaan selain efektif, efisien dan ekonomis juga harus ramah lingkungan. “Jadi kendaraan pedesaan itu bisa multiguna sehingga membantu kegiatan usaha tani yang dilakukan petani,” ujar Wagub Ketut Sudikerta, Kamis (9/3/2017) pada acara Expo Industri Kreatif Mobil dan Motor Seni yang berlangsung di Gedung BCIC (Bali Creative Industry Center) Kesiman Kertalangu, Denpasar. Expo yang akan berlangsung hingga tanggal 12 Mret 2017 mengambil tema “Membangun Industri Kreatif Indonesia Menuju Pasar Bebas ASEAN dan Perdagangan Global”.

Menurut Sudikerta, selama ini masalah yang dihadapi petani adalah tingginya biaya produksi yang tak seimbang dengan penghasilan. “Biaya produksi kerap lebih besar dari hasil. Karena itu harus dilakukan upaya-upaya agar pendapatan petani bisa lebih besar dari biaya produksinya,” ujar Sudikerta. Untuk itu Wagub mendukung upaya IOI (Institut Otomotif Indonesia) untuk memproduksi kendaraan pedesaan yang diharapkan bisa membantu petani dalam meningkatkan hasilnya. Di Bali tambah Sudikerta ada 816 desa/kelurahan yang nantinya diharapkan bisa memanfaatkan kendaraan pedesaan ini. Sementara Dirjen ILMATE Kementerian Perindustrian RI I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan kendaraan pedesaan ini ke depan akan menggantikan grandong dan menjadi kendaraan yang diidam-idamkan petani. Untuk itu desain kendaraan ini harus dibuat sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kebutuhan petani termasuk komponennya disiapkan agar petani bisa merakitnya.

Presiden IOI I Made Dana Tangkas mengatakan kendaraan pedesaan itu akan ada sekitar seribu hingga dua ribu komponen. Kendaraan ini selain akan dibuat nyaman, aman juga efisien dan ekonomis serta multiguna. Sehingga akan sangat membantu kegiatan petani dalam meningkatkan produksi usaha taninya. Dana Tangas berharap kendaraan pedesaan ini bisa diproduksi tahun ini. Ia optimis kendaraan ini ke depannya bisa terserap di pedesaan baik itu oleh petani maupun pedagang di desa-desa. “Pangsa pasar kendaraan ini memang untuk pedesaan,” jelsnya. Ditambahkan di Indonesia ada 74.900 desa dan nantinya diharapkan untuk tahap awal bisa terserap di sekitar 20 ribu desa yang sudah maju dan mandiri. “Pemerintah Jawa Barat yang memiliki lima ribu desa sudah memesan,” jelas Dana Tangkas didampingi Handri Yatno, Corporate Social Responsibility Office dan Sekjen IOI Yanuarto dalam jumpa pers, Selasa (7/3/2017) di SAS Teuku Umar.

Wagub Sudikerta (tengah), Made Dana Tangkas (no. 2 dari kanan) dan I Gusti Putu Suryawirawan (no. 2 dari kiri) dalam jumpa pers saat pembukaan Expo Industri Kreatif Mobil dan Motor Seni, Kamis (9/3/2017).

Terkait expo, IOI bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Badan Teknologi Kreatif (Bakraf), Pemda Bali, Kadis/Kadinda Bali, Uiversitas Udayana, Politeknik Negeri Bali, DEK FEB UGM dan DEFINIT. Tujuan dari diselenggarakan expo ini adalah dalam rangka memberikan kesempatan kepada para pelaku usaha industri kreatif di bidang otomotif untuk bisa mempromosikan usahanya serta melakukan sharing informasi dalam rangka meningkatkan daya saing dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dan perdagangan global.

Selain bisa mewadahi kreativitas masyarakat, pameran ini juga diharapkan bisa memperlihatkan peta potensi pelaku industri kreatif otomotif sehingga ke depan bisa digarap secara optimal. “Melalui ekspo ini, para pelaku industri kreatif mobil dan motor, terutama yang bergerak di bidang komponen dan industri kreatif seperti aksesoris mobil dan motor modifikasi bisa menampilkan karya-karya unggulan mereka, termasuk para komunitas pencinta otomotif,” kata I Made Dana Tangkas.

Ia optimis kendaraan ini ke depannya bisa terserap di pedesaan baik itu oleh petani maupun pedagang di desa-desa. “Pangsa pasar kendaraan ini memang untuk pedesaan,” jelsnya. Ditambahkan di Indonesia ada 74.900 desa dan nantinya diharapkan untuk tahap awal kendaraan pedesaan ini bisa terserap di sekitar 20 ribu desa yang sudah maju dan mandiri. “Pemerintah Jawa Barat yang memiliki lima ribu desa sudah memesan,” jelas Dana Tangkas didampingi Handri Yanto, Corporate Social Responsibility Office dan Sekjen IOI Yanuarto.

Expo didukung sejumlah pelaku industri otomotif nasional seperti Toyota Indonesia dan diikuti berbagai anggota asosiasi di bidang otomotif seperti PIKKO (Perkumpulan Industri Kecil Komponen Otomotif), GIAMM (Gabungan Industri Alat-alat Mobil dan Motor), IMDIA (Indonesia Mold & Dies Industry Association (IMDIA), GATOMI (Gabungan After Market Otomotif), Gabungan Modifikasi Mobil dan Motor dan sejumlah komunitas otomotif, termasuk dari Ikatan Motor Indonesia (IMI). “Para pengunjung nantinya dapat melihat berbagai kreativitas di bidang modifikasi mobil dan motor serta komponen otomotif, termasuk yang bisa digunakan untuk aksesoris. Kami juga menyediakan bengkel bagi pengunjung yang ingin mengganti aksesoris kendaraan mereka,” kata Made Dana.

Menurut Made Dana, potensi pelaku industri kreatif di bidang otomotif di Indonesia sebetulnya cukup besar, ini antara lain terlihat dari berbagai kemajuan di bidang modifikasi dan aksesoris. Sebagian besar pelakunya adalah industri kecil menengah (IKM) yang berpeluang untuk menjadi pemasok komponen, maupun kelengkapan mobil/motor lainnya. Inilah salah satu target IOI, memperkuat IKM di bidang otomotif agar tingkat pengunaan komponen dalam negeri bisa terus ditingkatkan.

“Salah satu program pemerintah saat ini adalah meningkatkan akses dan mendorong pertumbuhan IKM untuk mengisi potensi pasar yang terus berkembang. Ke depan, industri otomotif harus lebih memasyarakat dengan meningkatkan jumlah dan kualitas IKM-nya” tambah Made Dana. Oleh karena itu, selain menampilkan berbagai produk kreatif, pada pameran ini juga akan diselenggarakan seminar, focus discussion group (FDG), sertifikasi dan business matching, serta lomba disain kendaraan pedesaan. Melalui seminar dan FDG diharapkan bisa dirumuskan berbagai masalah dan solusi dalam mengembangkan IKM otomotif, serta melalui sertfikasi dan business matching diharapkan para peserta dapat mengembangkan mitra bisnisnya. “Sedangkan dalam lomba disain kendaraan pedesaan, selain untuk medorong kreativitas juga sekaligus untuk menemukan gagasan masyarakat mengenai model kendaraan pedesaan yang akan menjadi masukan yang berharga bagi Kementerian Perindustrian dalam mengembangkan disain kendaraan pedesaan nantinya,” jelas Made Dana. (bas/ist)