Kembangkan Pariwisata, Dr. Mangku Pastika, M.M.: Blahbatuh bisa Belajar Promosi dari Ubud

Candi Tebing Tegallinggah yang berada di Desa Bedulu, Blahbatuh, Gianyar merupakan peninggalan sejarah. Letaknya agak di bawah sehingga harus melewati ratusan anak tangga. Ada 160 anak tangga untuk menuju candi yang berada di Tebing Sungai Pakerisan ini. Keunikan Candi Tebing Tegallinggah karena bangunan candi dipahatkan di dinding tebing. Dua buah candi tampak terpahat di sebuah halaman yang berada di belakang gapura. Tujuh buah curuk dengan tiga lingga juga ditemukan di candi tersebut.

(Baliekbis.com), Potensi yang dimiliki Blahbatuh sangat lengkap, semua ada di sini dan tak kalah dengan daerah lainnya. Mulai dari laut, sungai, kesenian, kerajinan dan peninggalan purbakala seperti Goa Gajah dan Candi Tebing. Namun sejauh ini Blahbatuh belum maksimal bisa “menjual” potensinya untuk mendatangkan turis.

“Masalahnya ada di pemasaran, memasarkannya perlu masif dan libatkan anak muda yang sangat mahir dalam bidang digitalisasi. Jadi ini perlu dipromosikan dengan baik dan dibuatkan narasinya secara tepat,” ujar Anggota DPD RI Dapil Bali Dr. Made Mangku Pastika, M.M. saat Reses di Ds. Tegallinggah, Blahbatuh Gianyar, Rabu (21/2).

Reses mengangkat tema “Tegallinggah Berbenah Menuju Desa Wisata Berbasis Kearifan Lokal” yang dihadiri tokoh masyarakat setempat dipandu Tim Ahli Nyoman Baskara didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja.

Kawasan Candi Tebing Tegallinggah yang berada di atas Sungai Pakerisan

Mangku Pastika menceritakan Ubud yang tak jauh dari Blahbatuh bisa terkenal dan lebih hebat juga tidak terlepas dari masifnya promosi termasuk cerita dari para tokoh seni di sana seperti Antonio Blanco, Rudolf Bonnet dan tokoh lainnya.

“Jadi kita bisa belajar dari sana dalam hal trik ‘menjual’ apa yang kita punya. Apa yang dilakukan di sana dan apa yang bisa diterapkan di sini,” tambah Mangku Pastika.

Mantan Gubernur Bali dua periode ini juga melihat potensi pertanian yang sangat bagus di kawasan ini. Intinya pariwisata itu harus dari hulu ke hilir, semua harus hidup secara sekala dan niskala.

Di sisi lain diingatkan Bali yang kecil ini harus diselamatkan. “Budaya kita pertanian. Pariwisata (juga) menjual pertanian. Oleh karena itu ke depan perlu pemimpin yang bukan hanya tahu politik juga yang sayang Bali dan petani (pertanian)” ujarnya.

Mangku Pastika menjelaskan pentingnya menggerakkan dan melibatkan anak muda dalam pembangunan. Jangan anggap anak muda tidak hebat, mereka itu hebat-hebat dan melek teknologi. “Ajari mereka bisa bertani dan kerja lainnya untuk mengelola potensi lingkungannya agar berkembang,” pesan Mangku Pastika.

Sebelumnya Saba Desa Tegallinggah Ketut Pasek Lanang Sadia menjelaskan berbagai upaya sudah dirintis namun pariwisata di desa tersebut belum berkembang sebagaimana yang diharapkan.

Padahal potensi yang dimiliki beragam seperti peninggalan purbakala. “Banyak tamu yang meditasi pada malam hari di sini,” jelasnya. Di desa tersebut juga dikembangkan pertanian dan perikanannya. Airnya yang jernih dan melimpah sehingga warga mengembangkan perikanan. “Kendalanya adalah mahalnya harga pakan lele dan udang,” jelasnya.

Hal senada disampaikan Bendesa Tegallinggah Ketut Patra Asmara. Menurutnya berbagai terobosan sudah dilakukan untuk mengembangkan pariwisata setempat. Bahkan sudah dibentuk yayasan yang secara khusus menangani pariwisata.

Ketua Yayasan Sucen Wisata Tegallinggah merangkap Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Bedulu I Putu Umbara mengatakan yayasan ini terintegrasi dengan pertanian, kesenian dll. Juga sudah berkolaborasi dengan lembaga terkait. (bas)