DNA Cartoon Festival, Dr. Mangku Pastika, M.M. Apresiasi Kritik Kartunis

(Baliekbis.com), Anggota DPD RI dapil Bali Dr. Made Mangku Pastika, M.M. mengatakan kartunis adalah kritikus yang mempunyai daya kritis yang tajam. Dia mengkritik seseorang tetapi tidak marah.

“Kartunis ini bukan sekadar mampu melukis dan membuat karya yang indah. Tetapi punya nalar dan rasio yang hebat. Saya sangat mengapresiasi kartunis, dulu saya hadapkan pada Presiden. Demikian pula saat Pesta Kesenian Bali, saya berikan ruang paling depan. Jadi jangan berhenti berkarya,” pesan Mangku Pastika saat menghadiri DNA Cartoon Festival yang
bertajuk “I Love U Gudbai”, Kamis (19/10) di Gedung Dharma Negara Alaya (DNA Art & Creative Hub) Lumintang.

Dikatakan kritik sosial yang dituangkan dalam karya seni, itu luar biasa. Kartunis itu seniman yang kritis dan cerdas. Mereka ini kalau disuruh melukis yang naturalis pasti bisa, hanya kelasnya sudah meningkat.

“Jadi dia seniman tapi plus, karena dia peka terhadap situasi sosial. Karyanya pasti terus berubah sesuai dengan apa yang dilihat dan dirasakan. Saya selalu salut dengan kartunis,” tambah Gubernur Bali 2008-2018 ini.

Mangku Pastika juga mengurai tagline ‘I love you, goodbye’ itu sebagai filsafat yang luar biasa yang mengingatkan saat kita mencintai atau menikmati sesuatu kita harus siap kehilangan itu. “Supaya kita tidak terlalu sedih dan tidak terlalu melekat. Saat kita cinta merasa sangat senang terhadap situasi, waktu itu kita harus sadar bahwa ini tidak selamanya. Di Hindu ada ‘suka’, ‘duka’, ‘lara’, ‘pati’. Habis suka, lalu duka, sedih dan akhirnya mati (meninggal). Ini filsafat kuno tapi terjadi,” jelasnya.

Mangku Pastika juga menjelaskan adanya kartun tentang ibukota (IKN) dan AI menurutnya sebagai kerisauan mereka bagaimana kondisi Jakarta dan ibukota yang baru. Mungkin karena merasa ibukota baru akan merusak ekosistem jadi yang lain itu goodbye, binatang-binatang yang endemik di sana itu hilang. Mudah-mudahan ini dipelajari juga sehingga tidak perlu ada kekhawatiran itu.

Jakarta yang ditinggal juga akan seperti apa, itu yang dipertanyakan. Harusnya banyak pengambil kebijakan hadir di sini dan tanyakan apa maksudnya, apa maksud lukisan ini supaya bisa dipelajari.

Sementara itu Tomi Thomdean, Ketua Panitia Pameran mengatakan Pameran Kartun bertajuk “I Love U Gudbai” yang dilaksanakan 19-27 Oktober diharap bisa menghibur dan mewakili kegelisahan para kartunis. Dengan tema IKN diharapkan bisa memberikan warna baru dan mengedukasi masyarakat sehingga menjadi selalu dinantikan.

Aktivis Ni Luh Ari Pertami Djelantik menjelaskan Bali dicari karena seninya. “Kita tahu di setiap daerah di Bali diisi oleh anak kebanggaan kita, ada aktivis dan seniman. Seni adalah perjuangan bagaimana mewariskan seni dan melahirkan kerisauan bisa lewat seni. Kerisauan tidak saja dengan bersuara di jalanan,” jelasnya.

Pameran yang melibatkan 12 kartunis diisi dengan aneka kegiatan bernuansa kartun. Mulai dari Pameran Seni Rupa Kartun yang melibatkan kolaborasi antara enam Kartunis Jakarta dengan enam Kartunis Bali yakni Beng Rahadian, Ika W Burhan, M. Najib, M.Nasir, M.Syaifuddin “Ifoed”, Thomdean, Gus Dark, Pinky Sinanta, Yere Agusto, I Wayan Nuriarta, Agus Yudha dan Gde Bagus Andhika Wicaksana, dilanjutkan dengan aneka workshop kreatif terbuka untuk masyarakat umum.

Pameran juga dimeriahkan oleh Master Ceremony Shri Yogi Lestari, pegiat seni dan budaya Nusantara dari Bali, Joged Pong dari Ipung Dancer, Penyanyi remaja Gek Dian, Kinara dan para model fashion show remaja dari SMAN 2 Kuta Utara, yang akan membawakan produk fashion bernuansa kartun. (bas)