Unud Harapkan Kerja Sama Lebih Intensif dengan WUR Belanda

(Baliekbis.com), Wakil Rektor IV Universitas Udayana (Unud) Prof. Dr. dr. I Putu Gede Adiatmika, M.Kes. mengharapkan jalinan kerja sama yang lebih intensif antara Unud dengan Wageningen University and Research (WUR) Belanda. Wakil rektor yang membidangi perencanaan, kerjasama dan informasi menekankan Unud siap melompat lebih tinggi dengan berkolaborasi dengan universitas di luar negeri. Hal itu disampaikan Prof. Adiatmika ketika membuka kegiatan guest lecture serangkai hari ulang tahun (HUT) ke-56 Fakultas Pertanian dan Dies Natalis Universitas Udayana ke-61 di Kampus Unud, Jl. Sudirman Denpasar.

Guest lecture tersebut menghadirkan pembicara Chair of Information Technology WUR Prof. Dr. Ir. Bedir Tekinerdogen yang membahas tentang “Digital Ecosystem for Smart Farming”. Guest lecture dihadiri akademisi bidang pertanian, mahasiswa dan umum. Lebih jauh Prof. Adiatmika menjelaskan berkaitan dengan internasionalisasi Unud menyiapkan dana untuk kerjasama dengan universitas di luar negeri.

“Kami siap bekerja sama dengan pertukaran dosen dan mahasiswa, atau kerjasama penelitian. Akademisi luar negeri mengajukan profosal penelitian bekerja sama dengan dosen-dosen Unud dananya disiapkan pihak rektorat,” ujar Guru Besar FK Unud itu. Prof. Adiatmika mengharapkan Prof. Bedir komunikasi secara intensif dengan dosen-dosen FP Unud sehinga salah satu bentuk kerjasama yang ditawarkan tersebut bisa teralisasi. Prof. Bedir Tekinerdogan menyatakan tawaran Prof. Aditmika tersebut sangat menarik dan akademisi dari berbagai universitas dari luar Indonesia dengan senang hati datang ke Bali.

“Bali sangat menarik untuk dikunjungi, saya pikir banyak peneliti termasuk dari WUR tertarik bekerjasama dengan Unud,” tegasnya menanggapi tawaran WR IV Unud itu. Saat memberikan kuliah umum, Prof. Bedir menegaskan bahwa pengembangan smart farming harus diawali dengan implementasi digitalisasi pertanian. Seluruh pemangku kepentingan baik pemerintah, petani, pengusaha pertanian maupun media harus mendukung digitalisai pertanian.

“Pendekatan sistem diperlukan dalam pengembangan smart farming, dan digitalisasi melalui internet of things, blog, vlog maupun aplikasi media sosial sangat penting untuk optimalisasi potensi pertanian dengan mengadaptasi informasi teknologi bagi sektor pertanian,” tuturnya. Ditambahkan, selama ini ada pandangan keliru terkait penerapan smart farming yang diyakini memerlukan biaya tinggi. Kenyataannya, kata Prof. Bedir, di Kabupaten Malang pengembangan smart farming menggunakan teknilogi sederhana, yang penting dilakukan secara sistematis dan mampu menjawab kebutuhan petani setempat. Smart farming, lanjutnya, dapat dijalankan secara baik sepanjang pengelolanya mampu mengintegrasikan sistem yang berbeda.

Misalnya, ekosistem teknologi informasi, ekosistem alam dan lingkungan pertanian serta ekosistem sosial budaya pertanian diitegrasikan secara baik. Peningkatan nilai tambah pertanian, lanjut Prof. Bedir, dapat diupayakan dengan menambahkan ekosistem rantai pasok. “Jadi smart farming itu system of system, dalam hal ini masing-masing ekosistem diintegrasikan menjadi ekosistem yang lebih besar. Ini kuncinya agar smart farming bisa berjalan optimal,” tegasnya.

sumber: www.unud.ac.id