UGM Rintis Pembentukan Unit Layanan Disabilitas

(Baliekbis.com), UGM merintis pembentukan Unit Layanan Disabilitas (ULD) untuk memberikan layanan dan fasilitasi bagi mahasiswa dan seluruh warga UGM khsusunya penyandang disabilitas. Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran, Prof.Dr. Wening Udasmoro, S.S., M.Hum., DEA., menyampaikan bahwa dalam rencana startegis (renstra) kampus 2017-2022 dilanjutkan dengan renstra berikutnya, UGM telah mencantumkan sasaran strategis untuk mendorong UGM sebagai kampus inklusif dan menghargai keberagaman masyarakat termasuk penyandang disabilitas.

”Dalam konteks masayarakat kita struktur di dalamnya tidak pernah seimbang diamana selalu ada yang mendominasi dan didominasi, demikian juga individunya. Namun UGM sebagai perguruan tinggi mencoba untuk membuat keseimbangan bagi semua sivitas UGM yang ini ada dalam renstra,” paparnya dalam FGD Pembentukan ULD di UGM yang berlangsung, Selasa (28/3) di University Center UGM.

Wening mengatakan bahwa setiap perguruan tinggi wajib membentuh ULD seperti yang telah diamanahkan oleh undang-undang. Oleh sebab itu melalui FGD kali ini ia berharap bisa menjadi wadah diskusi bersama dan mendapatkan masukan-masukan yang akan digunakan sebagai pertimbangan dalam menyusun kebijakan dan  implementasi pelayanan ULD di UGM. Dengan adanya ULD ini nantinya diharapkan dapat memberikan pelayanan yang optimal sesuai kebutuhan penyandang disabilitas. Dengan begitu dapat potensi mahasiswa penyandang disabilitas dapat lebih dimaksimalkan.

FGD ditujukan untuk berbagi pengalaman dari ULD universitas lain, menyusun poin-poin tugas dan lingkup pelayanan ULD, mernacang mekanisme kerja ULD hingga mengusulkan draf kebijakan terkait perlindungan dan pelayanan bagi penyandang disabilitas UGM. Dalam kesempatan tersebut menghadirkan Rof’ah, Ph.D., Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga yang menyampaikan paparan tentang Pengalaman dan Tantangan di UIN Sunan Kalijaga dalam pembentukan ULD dan Mukhanif Yasin Yusuf, S.S., M.A., Inisiator Unit Kegiatan Peduli Disabilitas UGM (2013)  dan Founder dan Direktur Yayasan Difapedia Indonesia Inklusi yang menyampaikan topik berjudul Bagaimana Mendorong UGM Inklusif terhadap Penyandang Disabilitas?