Tim GRSSI-B Apresiasi “Japri Si Ibu” RSUD Wangaya

(Baliekbis.com), Tim Penilai Gerakan Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi Provinsi Bali (GRSSI-B) menilai Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kamis (23/8). Sebelum menilai Tim Penilai di sambut hangat oleh Sekda Kota Denpasar AAN Rai Iswara, Wakil Ketua PKK Kota Denpasar Ny, Antari Jaya Negara Ketua DWP Kota Denpasar Ny. Kerti Rai Iswara dan Dirut RSUD Wangaya, dr Setyawati Hartawan. Program Inovasi RSUD Wangaya yakni Japri Si Ibu atau Jalur Prioritas Ibu dan Bayi dalam kesempatan tersebut mendapatkan apresiasi dari tim penilai. Dengan adanya program tersebut pasien dapat mempersingkat waktu antrean. Yang mana dulunya bisa menunggu 48 hingga 70 menit setelah diterapkan inivasi Japri Di Ibu dan Bayi hanya membutuhkan waktu 15 menit saja. Dalam kesempatan itu Sekda Kota Denpasar AAN Rai Iswara mengatakan, Pemerintahan yang baik harus melakukan sinergi dengan pemerintah, swasta dan lembaga sosial masyarakat. Dalam membangun bidang kesehatan, serta harus bersinergi karena ketiga komponen ini saling mendukung. “Oleh sebab itu Walikota Rai Mantra selalu berpesan agar membangun sinergi ini untuk membangun tiga bidang bangunan mendasar yakni pendidikan, infrastruktur dan kesehatan,” ungkapnya.

Lebih lanjut Rai Iswara mengatakan sebagai rumah sakit milik Pemerintah Kota Denpasar, RSUD Wangaya selama ini selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik dalam pelayanan kesehatan, begitu pula dalam memberikan pelayanan kepada ibu dan bayi. Menurut Rai Iswara RSUD Wangaya juga mendukung tujuan MDG’s (Millenium Development Goals) 2015 untuk menekan angka kematian ibu dan bayi.  Dengan penilaian ini Rai Iswara berharap agar Tim memberikan motivasi kepada RSUD Wangaya dan memberikan pembinaan agar terus berinovasi demi memberikan pelayanan yang terbaik.Sementara itu Ketua Rombongan Tim Penilai Gerakan Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi Provinsi sekaligus Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Bali  Dr. Kadek Iwan Darmawan, MPH mengatakan, kriteria dalam penilaian ini ada sepuluh langkah dari pada rumah sakit. Yakni komitmen kebijakan direktur, dokter spesialisnya, staf fungsional yang ada dan peralatan, sistem serta pelaksanaan pelayanan ibu dan bayinya. “Tujuan dari lomba ini adalah untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi.  Karena program kita adalah ibu selamat bayi sehat dan cerdas,” ujarnya.

“Terkait dengan pelayanan di RSUD Wangaya sudah bagus karena bisa mempersingkat waktu tunggu pasien dari 70 menit menjadi 15 menit saja. Hal itu disebabkan karena menggunakan program Japri Si Ibu, untuk proses pelayanan di RSUD Wangaya juga bagus karena ibu dilayani dengan ramah sesuai dengan standar pelayanan,” tambahnya. Dirut RSUD Wangaya, dr Setyawati Hartawan berharap melalui inovasi Japri si Ibu ini mampu memberikan manfaat, maka ibu-ibu dan bayi yang baru lahir mendapat pioritas atau diutaman dalam antrean maupun pelayanan saat ada di RSUD Wangaya. Ia juga mengoptimalkan untuk membantu para ibu untuk bisa memaksimalkan memberikan ASI. Maka dari itu pihaknya menyediakan klinik lakstasi, dan disiapkan motivator bagaimana menyusui yang baik untuk bayi. Karena banyak bayi normal namun ibunya tidak bisa menyusui salah satunya adalah ibu ibu bekerja. Untuk menyikapi tersebut pihaknya telah menyiapkan poliklinik lakstasi. Untuk pengunjung juga telah disiapkan pojok lakstasi. “Kami bukan mempersiapkan bukan karena penilaian namun kami mempunyai keharusan  segala sesuatu untuk mendukung penurunan angka kematian ibu maupun bayi,” ungkapnya. (ayu)