Stabilitas Ekonomi di Tahun Politik, Dr. Mangku Pastika, M.M.: Optimis Pertumbuhan Bali Tetap Terjaga

(Baliekbis.com), Anggota DPD RI dapil Bali Dr. Made Mangku Pastika, M.M. mengatakan pertumbuhan ekonomi Bali pascapandemi Covid-19 terus membaik. Kondisi ini diprediksi akan tetap terjaga dan stabil mengingat terus bertambahnya kunjungan wisatawan yang menjadi salah satu andalan ekonomi Bali.

“Saya prediksi di tahun politik ekonomi akan tetap terjaga mengingat berbagai parameter yang mendukung pertumbuhan terus meningkat. Bahkan saat ini inflasi Bali juga terkendali,” ujar Mangku Pastika saat reses, Kamis (14/12) di Sekretariat DPD RI Renon Denpasar.

Reses dengan tema “Stabilitas Ekonomi di Tahun Politik: Tren Inflasi” yang dipandu Tim Ahli Nyoman Baskara didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja menghadirkan narasumber dari Kantor BI Perwakilan Bali, BPS Provinsi Bali dan pengamat ekonomi Viraguna Bagoes Oka.

Mangku Pastika menambahkan pertumbuhan ekonomi Bali yang didongkrak dari sektor pertanian juga sangat tinggi. Hal ini akibat meningkatnya konsumsi. “Jadi penting adanya keberpihakan ke petani agar ekonomi tumbuh lebih merata. Saat ini warga cenderung ke pariwisata. Kuncinya bagaimana agar pertanian bisa memberi harapan masa depan,” tambah Gubernur Bali 2008-2018 yang dikenal getol memajukan pertanian, salah satunya dengan program Simantri-nya.

Deputi Direktur Kantor Perwakilan BI Provinsi Bali Wahyu Ari Wibowo memprediksi pertumbuhan ekonomi Bali 2024 antara 5-5,8 persen. Di Triwulan III, pertumbuhan ekonomi Bali sudah lebih baik yaitu tumbuh sebesar 5,35 persen, angka ini di atas perekonomian nasional yang sebesar 4,94 persen.

Ia melihat di sektor pariwisata kualitasnya meningkat sebagaimana terlihat dari lebih tingginya pemberlakuan tarif dibandingkan pada 2019.

“Bahkan di 2024, Kemenparekraf menargetkan kunjungan wisman 7 juta, ini naik sangat signifikan. Sektor lain seperti transportasi, dll juga naik,” jelasnya. Meski demikian, prediksi pertumbuhan yang bagus itu, mesti diikuti dengan pengendalian inflasi.

Wahyu juga memaparkan industri perbankan yang tumbuh signifikan. Seperti kredit, DPK (Dana Pihak Ketiga) yang tumbuh signifikan. Sementara NPL (Net Performing Loan -kredit bermasalah) rendah, di bawah 3 persen. Transaksi Sistem pembayaran non tunai di Bali sangat tinggi seperti QRIS.

Terkait inflasi Bali dikatakan Wahyu terjaga bahkan lebih rendah dari nasional. Meski inflasi dari sisi makanan masih tinggi terutama disebabkan antara lain naiknya harga cabe, beras, dll. Untuk pengendalian inflasi ini salah satunya melalui pasar murah.

Sementara I Made Agus Adnyana mewakili BPS Provinsi Bali mengatakan inflasi gabungan (Denpasar-Singaraja) tahun ke tahun tetap terkendali yakni rata-rata 2,77 persen. “Biasanya pada Desember dimana banyak Hari Raya inflasinya meningkat. Cabe dan beras penyumbang inflasi tinggi,” ujarnya. (bas)