Reses Dr. Mangku Pastika, Perajin Berharap KTT G20 Bisa Tingkatkan Penjualan

(Baliekbis.com), Meski dua tahun lebih terdampak pandemi Covid-19, namun perajin uang kepeng atau pis bolong masih terus berproduksi.

“Kami masih berproduksi untuk menjaga stok serta memenuhi permintaan. Ada saja penjualan khususnya untuk keperluan upacara,” ujar Made Sukma Swacita, owner UD Kamasan Bali kepada Anggota Komite II DPD RI dapil Bali Dr. Made Mangku Pastika,M.M., Senin (2/5).

Kadatangan Mangku Pastika dalam rangka reses yang mengangkat tema “Pengrajin Pis Bolong: Sebuah pemberdayaan UMKM” dipandu Tim Ahli Nyoman Wiratmaja didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Baskara.

Kepada mantan Gubernur Bali dua periode tersebut, Swacita mengaku usaha yang digelutinya sejak tahun 2004 itu sangat terdampak Covid-19 dimana pesanan turun drastis.

Namun ia tetap berproduksi meski dalam skala terbatas. “Karyawan yang jumlahnya sekitar 40-an tetap kami pekerjakan meski paruh waktu karena turunnya order,” jelasnya. Swacita menjelaskan uang kepeng yang diproduksi untuk keperluan upacara keagamaan dan produk kerajinan bernilai seni tinggi.

Hanya saat pandemi ini rangkaian pis bolong yang dijadikan patung dengan harga yang menjanjikan sepi pembeli. Selain berharap pandemi ini bisa cepat berlalu, digelarnya KTT G20 bisa mengangkat penjualan. “Sebelum pandemi ini, setiap ada kegiatan internasional di Bali selalu ada pesanan. Semoga G20 ini juga bisa,” harap Swacita.

Mangku Pastika mengatakan ada sejumlah faktor yang penting diperhatikan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Selain kualitas produk juga pemasaran. “Narasi yang menarik dan memancing minat konsumen tentang produk sangat penting dalam menentukan harga. Walau produknya biasa saja, tapi kalau kemasan narasinya bagus maka akan mengangkat nilainya,” ungkap mantan Kapolda Bali ini seraya mengingatkan pentingnya keamanan. (bas)