Reses Dr. Mangku Pastika, M.M.: Banyak Negara Sukses karena Pemimpinnya Dukung Pertanian

(Baliekbis.com), Potensi pertanian Bali masih sangat besar. Karena itu sektor ini tidak bisa diabaikan, bahkan pariwisata yang menjadi andalan juga ‘menjual’ pertanian.

“Banyak negara bisa sukses karena pemimpinya yang peduli pertanian. Pertanian sangat didukung karena memajukan pertanian selain mengangkat kesejahteraan juga merawat alam agar leatari,” ujar Anggota DPD RI Dapil Bali Dr. Made Mangku Pastika,M.M. saat kegiatan reses di Kebun Percobaan Pertanian Unud Jln. Pulau Moyo No.16X Pemogan, Denpasar, Selasa (20/2).

Reses yang mengangkat tema “Kebun Percobaan: Aplikasi Teori dan Praktek Pertanian” menghadirkan narasumber Dekan FP Unud Dr. Gusti Ngurah Alit Susanta Wirya, S.P., M.Agr., dosen dan puluhan mahasiswa tersebut dipandu Tim Ahli Nyoman Baskara didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja.

Di awal paparannya Mangku Pastika sangat mengapresiasi para dosen dan mahasiswa yang dinilainya masih semangat mengembangkan pertanian.

Pertanian menjadi bagian sangat penting dalam kehidupan karena selain menghasilkan pangan juga menjaga lingkungan tetap hijau dan lestari.

“Tanpa petani dengan pertaniannya maka tak akan ada kehidupan. ‘No farmer no life’. Semua orang setuju itu, tapi apa mereka setuju mau jadi petani dengan sukarela bukan karena terpaksa,” ujar Mangku Pastika bernada tanya.

Mantan Gubernur Bali dua periode ini menjelaskan sekarang kebanyakan orang jadi petani karena terpaksa, makanya yang ada sudah tua-tua. Yang muda lebih memilih profesi lain karena dianggap menjanjikan, memberi harapan hidup lebih cerah.

Itu merupakan tantangan ke depan. Yang bisa mengatasi itu adalah kebijakan pemimpin, yang punya keberpihakan kepada petani dan lingkungan. Karena itu perlu komitmen seorang pemimpin untuk majukan pertanian dan membantu meningkatkan kesejahteraan petani.

“Jadi ke depan ini perlu memilih pemimpin yang punya perhatian, keberpihakan untuk memajukan pertanian. Saya ketika jadi Gubernur bikin Simantri (Sistem Pertanian Terintegrasi) yang tujuannya antara lain untuk memajukan pertanian ini. Tiap Kelompok Tani Simantri dibantu puluhan ekor sapi dan pembuatan pupuknya,” jelas Mangku Pastika.

Dekan Fakultas Pertanian Dr. Gusti Ngurah Alit Susanta mengakui keberpihakan kepada petani makin menurun. Aturannya ada tapi implikasinya minim. Ia juga menyayangkan Program Simantri yang sangat cocok untuk membangun pertanian nyaris tidak ada lagi kelanjutannya.

Padahal pertanian menjadi akar budaya Bali. Pariwisata bahkan ‘jual’ pertanian, tapi sektor ini minim dari perhatian. Sekarang ini terlihat pertanian yang support pariwisata. Mestinya pariwisata juga support pertanian.

“Saya sangat berharap ada pemimpin yang perhatikan petani. Kita kalah dengan negara lain bahkan daerah lain di Indonesia,” ujarnya.

Diakui memang tantangan menjadi petani cukup berat dengan kepemilikan. lahan yang terbatas, rata-rata 0,3 hektar. Meski demikian, dengan kemajuan teknologi serta keberpihakan diyakini sektor ini bisa memberikan hasil yang bagus. (bas)