Reses Dr. Mangku Pastika, M.M.: Bank Sampah Wadhah Wangi Bisa Jadi ‘Role Model’ Atasi Masalah Sampah

(Baliekbis.com),Gerakan pelestarian lingkungan melalui pengelolaan berbagai jenis sampah yang menghasilkan aneka produk bernilai ekonomi oleh Bank Sampah Wadhah Wangi dinilai sangat efektif.

“Apa yang dilakukan para ibu-ibu yang mengelola berbagai jenis sampah melalui Bank Sampah Wadhah Wangi sangat profesional dan ini patut jadi contoh, ‘role model’ bagi yang lain dalam menangani sampah di lingkungannya,” ujar Anggota DPD RI dapil Bali Dr. Made Mangku Pastika,M.M. saat Reses di Kantor Bank Sampah Wadhah Wangi, Penamparan, Gatsu Barat Denpasar, Jumat (16/2).

Reses dengan tema “Bank Sampah: Cara Efektif Menangani Sampah” yang dipandu Tim Ahli Nyoman Baskara didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja dihadiri narasumber Dr. Nining selaku Penanggung Jawab Bank Sampah Wadhah Wangi didampingi pengurus di antaranya Ketua Alda Nenga, Sekretaris Joke Parengkuan, Bendahara Geertje Tompodung, Penilai Ir. Anny Pratiwi,MSi. dan Penimbang Dra. Aat Riwukore.

Mangku Pastika sangat terkesan mendapat penjelasan dari pengurus Bank Sampah Wadhah Wangi yang tidak saja berhasil menangani sampah juga bisa mengolahnya menjadi produk bernilai ekonomi. Bahkan Bank Sampah yang baru dirintis sejak 2021 lalu ini bisa menghasilkan nilai tambah dari olahan sampah yang dikumpulkan dari rumah tangga.

“Kami menggandeng komunitas Bali Bersih untuk menangani sampah yang diambil dari warga setelah masuk pos. Sebagian kita olah menjadi pupuk, eco enzyme, tas dan produk menarik lainnya,” jelas Dr. Nining.

Yang menarik, Bank Sampah Wadhah Wangi ini meski pengurusnya rata-rata berusia di atas 60 tahun bahkan beberapa di atas 70 tahun namun memiliki kepedulian yang begitu tinggi. “Kami ada pembukuan arus keluar-masuk kas sehingga semua dana tercatat dengan baik dan transparan,” tambah Bendahara Geertje Tompodung yang sebelumnya merupakan pegawai bank pemerintah ini.

Mendapat penjelasan tersebut Mangku Pastika sangat mengapresiasi apa yang dilakukan para ibu-ibu yang dinilai sangat luar biasa dalam merawat lingkungan.

“Gerakan ini tak ternilai dan jadi pelajaran yang sangat berharga. Bagaimana para ibu-ibu yang sudah terbilang lanjut usia tetap peduli dan bisa berbuat sebaik ini. Kalau tak ada rasa sayang dengan lingkungan dan kesehatan siapa sih yang mau peduli dengan sampah. Semoga gerakan ini terus berlanjut dan makin besar,” jelas mantan Gubernur Bali dua periode ini.

Diingatkan pula ada lima hal yang penting dalam pembangunan Bali ke depan yakni pro growth, pro job, pro poor, pro culture dan pro environment. Lingkungan ini sangat penting sebab kalau rusak maka akan berdampak buruk bagi yang lain.

“Di negara yang polusinya tinggi, warganya tak mau keluar. Denpasar saat ini sudah ‘warning’ karena polusinya tinggi. Jadi harus ada gerakan agar lingkungan bisa sehat. Karena itu pemerintah harus dukung gerakan-gerakan seperti ini meski skala kecil,” tegas Mangku Pastika. Apalagi sekarang sudah mulai ada pungutan kepada wisman yang ke Bali. Mestinya turis ke Bali jangan sampai melihat ada sampah berserakan.

Di awal pengantarnya, Mangku Pastika menjelaskan hadirnya BGI (Bali Green Initiative) yang bergerak di bidang lingkungan. “Selama ini banyak kegiatan pelestarian lingkungan yang belum terkoordinir. Ini perlu diorkestrasi agar saling mengenal. “Jadi diharapkan hadirnya BGI yang sesungguhnya merupakan kelanjutan program saya saat jadi Gubernur “Bali Green and Clean”.

Menurut Dr. Nining, Bank Sampah Wadhah Wangi berdiri berawal dari pertemuan dengan beberapa ibu-ibu. Lalu muncul ide sekaligus dedikasi terhadap Bali melalui gerakan peduli lingkungan. “Pada April 2021 kita bikin bank sampah ini setelah sebelumnya sempat diskusi dengan DLHK Denpasar,” tambah Dr. Nining yang juga pengurus BTS (Bali Tresna Sujati) yang bergerak di bidang Eco Enzyme.

Saat ini bank sampah tersebut sudah memiliki 6 pos yang tersebar di beberapa tempat untuk menangani sampah warga. Hingga saat ini bank sampah sudah berhasil mengumpulkan 25 ton sampah. “Kami olah sampah organik jadi pupuk dan eco enzyme. Yang an organik jadi barang kerajinan,” jelasnya.

Selain menangani sampah warga, pengurus bank sampah ini juga bergerak melakukan bersih-bersih pantai, juga pelatihan cara mengolah sampah. Seperti minyak jelantah diolah menjadi sabun cuci dan memproduksi pupuk kascing yang sangat efektif menyuburkan tanah. (bas)