Puluhan Mahasiswa Seni Rupa Murni ISI Denpasar Kunjungi Pameran Lukisan Cat Air

(Baliekbis.com), Puluhan mahasiswa Program Studi Seni Rupa Murni Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Denpasar mengunjungi Indonesia Watercolour Summit (IWCS) Exhibition 2021 di Komaneka Fine Art Gallery Keramas, Gianyar, Selasa (14/12).

Pameran mengangkat tema “Lingkungan” ini memajang 64 lukisan cat air karya 38 pelukis dari berbagai daerah di Indonesia yang berlangsung sejak Minggu (5/12) hingga Rabu (15/12).

Salah seorang mahasiswa I Nengah Kariana dari Prodi Seni Rupa Murni ISI Denpasar mengatakan ia bersama rekan-rekannya mengunjungi pameran cat air ini untuk mengetahui lebih banyak mengenai teknik-teknik, bahan dan peralatan yang digunakan dalam seni melukis water color ini.

“Saya berharap ke depannya lebih banyak orang-orang yang mengapresiasi dan mendalami seni lukis water color ini,” jelasnya.

Sementara Sinta Dewi mahasiswi ISI Denpasar yang tahun 2020 juara 1 lomba lukis Peksiminas didampingi Humas ISI Denpasar I Gde Eko Jaya Utama, S.E., M.M. mengaku kesannya sangat beragam sekali mengenal cat air serta berharap ke depannya ada event-event serupa yang lebih baik lagi dan mahasiswa ISI Denpasar dilibatkan untuk menambah wawasan.

Founder IWCS Silvia Zulaika

Dalam kunjungan tersebut para mahasiswa juga mendapat penjelasan tentang proses melukis dengan cat air ini dari Founder IWCS Silvia Zulaika yang didampingi mentor IWCS Jeremy Jonathan.

Silvia mengatakan melalui pameran ini pihaknya ingin mempromosikan karya cat air dan para pelukisnya serta prospek karya seni lukis cat air.

“Kita juga ingin jelaskan kalau melukis dengan cat air itu tak sulit dan bisa dipelajari asal ada ketekunan. Dan memiliki nilai ekonomi. Jadi dalam pandemi ini bukan membuat langkah kita jadi pendek, karena dengan menekuni seni lukis cat air ini juga bisa memberi hasil,” jelasnya. Ia pun berharap dari kunjungan mahasiswa ini ada masukan terkait seni lukis cat air.

Nanang Widjaya salah seorang water colorist cat air kurang diminati dibanding yang lain. Karena itu perlu disupport dan digaungkan terus. Sebab lukisan cat air ini sesungguhnya tak kalah dengan karya lainnya.

Dikatakan Nanang yang sudah belasan tahun berkecimpung dengan cat air bagi pemula harus rajin berlatih, berani eksperimen dengan warna-warna lain. “Melukis dengan cat air ini tak bisa diulang, jadi harus hati-hati,” jelas Nanang yang tinggal di Ubud ini.

Ia menambahkan banyak keunggulan dengan menggunakan cat air di antaranya mudah dibawa, peralatan praktis dan bisa berkarya dimanapun. “Nilai jual karya cat air juga menjanjikan,” ujarnya.

Pelukis cat air Elsa Ariany didampingi rekannya Yessika mengaku tak mengalami kesulitan melukis dengan cat air. Selain karena senang dan memiliki banyak waktu luang, kedua pelukis yang sama-sama bekerja di bank ini juga dibantu master mentor baik dari Indonesia maupun negara lain secara online. Dalam pameran ini Elsa dan Yessika sama-sama menghadirkan dua lukisannya.

Selama pameran sejumlah seniman dan penggemar lukisan sempat datang. Bahkan budayawan yang juga penulis Jean Coeteau mengapresiasi karya para pelukis setelah berkeliling melihat lukisan cat air. “Karya seni lukis harus dinamis dan tidak terpaku pada objeknya saja. Seperti melukis bunga juga bisa dikembangkan latar belakangnya,” sarannya. (bas)