Penyerapan Aspirasi Dr. Mangku Pastika,M.M.: Bali Terancam Krisis Tenaga Penyuluh Pertanian Lapangan

(Baliekbis.com),Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali IB Wisnuardhana mengatakan tenaga PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) yang ada terus menyusut dan tidak memadai jumlahnya.

“Saat ini di seluruh Bali hanya ada 532 orang PPL dimana sekitar 300-an berstatus PNS dan sisanya kontrak. Jumlah itu terus menyusut karena banyak yang pensiun,” jelas Wisnuardhana saat vidcon serangkaian penyerapan aspirasi Anggota DPD RI Dr. Made Mangku Pastika,M.M., Rabu (5/8).

Vidcon selama dua jam yang dipandu tim ahli Nyoman Baskara, Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja juga menghadirkan narasumber di antaranya Kadis Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali I Made Teja dan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Bali.

Wisnuardhana bahkan mengkhawatirkan selain jumlahnya sudah tidak ideal, usia PPL rata-rata sudah tua. “Makin lama ini akan habis. Jadi kalau bisa jumlah PPL ini ditambah sebab sangat penting untuk mendukung pertanian ke depan,” tambah Wisnuardhana berharap kepada Mangku Pastika.

Menjawab kesan minimnya anak muda mau bertani, menurut Wisnuardhana tidak sepenuhnya demikian. Memang untuk bertanam di sawah kurang diminati karena kotor dan panas. Untuk itu pihaknya menyiasati dengan teknologi (mekanisasi) baik mulai pengolahan lahan maupun penanaman hingga panen sehingga bisa menarik minat anak muda.

Namun sebaliknya untuk komoditi buah-buahan dan sayuran justru banyak diminati anak muda.
Soal pertanian organik tambah Wisnuardhana terus ditingkatkan. Pihaknya mengembangkan pertanian organik padi dan sayur karena banyak dibutuhkan.

Sementara Dr. Mangku Pastika mengingatkan anak muda mau terjun bertani kalau tak ada pekerjaan dan bisa dapat duit banyak. “Jadi kalau ada alternatif lain yang hasilnya besar, mereka takkan pilih bertani. Ini karena di mata anak muda bertani itu identik kotor, panas dan minim hasilnya,” ujar Mangku Pastika.

Menurut mantan Gubernur Bali dua periode ini, anak muda sekarang suka yang ada teknologinya. Jadi ini yang harus bisa diterapkan agar anak muda mau bertani. Untuk itu bertani ini harus dibuat menarik.

Mantan Kapolda Bali ini mengatakan orang pertanian juga harus bisa ekonomi, harus jelas pasarnya. Tidak itu saja, juga teknologi untuk pemasaran. “Apa hasil Bali yang menonjol sekarang ini juga mesti didata. Saya lihat Kaori Group sudah produksi kopi Kaori yang menjadi salah satu keunggulan Bali,” jelas Mangku Pastika mencontohkan. (bas)