Pemenang Kompetisi FITE Business Solution 2017

(Baliekbis.com), Institut Prancis Indonesia (IFI) – Kedutaan Besar Prancis di Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata Republik Indonesia menggelar final kompetisi FITE Business Solution di bidang Pariwisata dan Lingkungan Hidup pada 12-13 Maret 2017 di Sekolah Tinggi Pariwisata NHI Bandung.

 

Menteri Pariwisata Bapak Arief Yahya mengumumkan 3 orang pemenang dari 10 finalis yang berhasil memaparkan proposal mereka untuk bisnis pariwisata yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Ketiga pemenang tersebut adalah; Inasa Ori Sativa (STP Bandung), Desy Ekaputri (STP Bali) dan Pande Putu Wulandari (STP Bali). Para pemenang berhak atas hadiah study tour ke Prancis pada musim panas 2017.

 

Inasa Ori Sativa, mahasiswi STP Bandung mengangkat gagasan creative tourism melalui pemanfaatan enceng gondok sebagai bahan baku kerajinan. Ia mengatakan, “Enceng gondok tumbuh subur dan hampir menutupi kawasan Rawa Pening. Tahun 2021 diperkirakan kawasan tersebut akan tertutup penuh bila kita tidak melakukan aksi dari sekarang. Enceng gondok yang dianggap sampah justru memiliki nilai ekonomi tinggi melalui kerajinan anyaman menjadi tas, sepatu, kotak tissue dan masih banyak hal lain yang dapat dieksplorasi”.

 

Mahasiswi STP Bali Semester 4, Pande Putu Wulandari, berhasil keluar sebagai juara kompetisi FITE Business Solution 2017 berkat gagasannya mengenai pemanfaatan limbah kopi yang berlimpah dalam bisnis agrowisata di Tegallalang Gianyar. Pande mengatakan, “Ampas kopi di kawasan agrowisata sebenarnya berbahaya; dapat mencemari mata air dan menjadi polutan di udara. Saat ini, kopi diolah dengan menggunakan kayu bakar. Padahal, ampas kopi yang berlimpah memiliki potensi untuk dimanfaatkan menjadi bahan bakar briket arang yang bisa menggantikan kayu. Di masa mendatang, kawasan agrowisata harus berkelanjutan dan ramah lingkungan melalui pengelolaan dan pemanfaatan limbah.”

 

Duta Besar Prancis untuk Indonesia dan Timor Leste, Bapak Jean-Charles Berthonnet mengatakan, “Kompetisi FITE Business Solutions digelar bertepatan dengan dicanangkannya tahun 2017 oleh PBB sebagai  Tahun Pariwisata dan Pembangunan Berkelanjutan Internasional. Prancis dan Indonesia, melalui Kementerian Pariwisata, sama-sama berkomitmen untuk mengembangkan berbagai inisiatif pembangunan pariwisata yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Kompetisi ini adalah wadah yang tepat bagi para mahasiswa jurusan pariwisata untuk berkontribusi dengan menunjukkan kreativitas dan jiwa kewirausahaan mereka.”

 

“Bisnis pariwisata saat ini menunjukkan peningkatan kesadaran dan kepedulian akan dampak lingkungan hidup. Hal tersebut layak kita apresiasi. Lingkungan hidup menang seharusnya menjadi aspek yang terpisahkan dalam pembangunan sektor pariwisata. Forum pariwisata dan lingkungan hidup yang mempertemukan aktor pariwisata dan pendidikan baik dari Prancis maupun dari Indonesia ini menunjukkan komitmen kita bersama untuk mengembangkan sektor pariwisata dengan bertukar gagasan, kreativitas dan pengalaman antar kedua negara,” ujar Deputi Bidang Pengembangan dan Kelembagaan Kepariwisataan, Kementerian Pariwisata, Bapak Prof. Dr. H.M. Ahman Sya.

Lebih dari 100 mahasiswa Indonesia telah berpartisipasi dalam FITE Business Solutions 2017 dengan mengirim proposal solusi kewirausahaan untuk mempromosikan bentuk pariwisata yang berkelanjutan dan ramah lingkungan di Indonesia. Setelah proses seleksi, terpilih 10 orang finalis yang berkompetisi secara langsung pada 12 Maret di Bandung yaitu; Adam Rahmadi Akbar (Politeknik Lombok), Baiq Iin Widiya Wanting Puri (STP Bali), Desy Ekaputri (STP Bali), Jeff Vernando (STP Bali), Merrie Agustine de Vink (STP Bali), Pande Putu Wulandari (STP Bali), Inasa Ori Satira (STP Bandung), Muhammad Notely HilmanSaputro (STP Bandung) serta Evi Nur Alvian (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta).

 

Forum on International Tourism and Environment (FITE) merupakan wadah dialog bagi para mahasiswa sekaligus diseminasi hasil riset dan publikasi dengan tema pariwisata berkelanjutan. Mahasiswa dari berbagai negara, khususnya Indonesia dan Prancis, akan  berkumpul, mempresentasikan proposal dan berdiskusi untuk menghasilkan pemikiran serta aksi positif dalam mewujudkan pariwisata berkelanjutan di masa depan.

 

Hadir dalam serial diskusi, panelis dari berbagai institusi pemerintahan, pendidikan dan riset, antara lain perwakilan dari Kementerian Pariwisata RI dan Kedubes Prancis, Profesor Seleni Matus (Direktur Eksekutif International Institute of Tourism Studies George Washington University), Mélanie Martini (Direktur IFI Bandung), Eduard Eddy Sugiri (Honorary Consul of Hungary and Austria to West Java), dan Christophe Glass (Chief Projects & Legal Officer Tauzia Hotel Management). (ist)