Lonjakan Kasus Bunuh Diri di Bali: Peringatan Serius Soal Kesehatan Mental Anak Muda

(Baliekbis.com), Kasus bunuh diri kembali mengguncang dunia pendidikan di Bali. Seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana (FISIP Unud), Timothy Anugerah Saputra (22), tewas setelah diduga melompat dari gedung kampus pada Rabu, 15 Oktober 2025. Peristiwa tragis ini memicu duka mendalam sekaligus membuka kembali pembahasan serius soal krisis kesehatan mental di kalangan anak muda.

Dari hasil penyelidikan sementara, Timothy diduga menjadi korban bullying sebelum kematiannya. Pesan-pesan hinaan yang beredar di grup percakapan kampus setelah kejadian memperkuat dugaan tersebut. Pihak kampus Unud telah mengidentifikasi sedikitnya enam mahasiswa yang terlibat dalam tindakan tidak etis tersebut dan kini tengah memproses sanksi akademik bagi mereka.

Kasus ini menjadi puncak gunung es dari persoalan yang lebih besar. Berdasarkan data Pusiknas Polri tahun 2023, Provinsi Bali mencatat 135 kasus bunuh diri, atau sekitar 3,07 per 100.000 penduduk — tertinggi di Indonesia. Angka ini menunjukkan betapa isu kesehatan mental di Bali masih dianggap tabu, padahal dampaknya semakin nyata di masyarakat.

Menurut psikolog klinis, tekanan sosial, kesepian, dan kurangnya ruang aman untuk berbicara sering menjadi pemicu utama bunuh diri, terutama di kalangan mahasiswa. Banyak dari mereka terjebak dalam ekspektasi akademik dan sosial yang tinggi tanpa dukungan emosional yang memadai. Kita sering kali menilai seseorang dari prestasi dan penampilan luar, padahal bisa saja mereka sedang berjuang sendirian di dalam.

Secara global, lebih dari 720.000 orang meninggal akibat bunuh diri setiap tahunnya, menurut data terbaru World Health Organization (WHO, 2025). Di Indonesia sendiri, lebih dari seribu kasus dilaporkan sepanjang tahun 2023. Namun angka sebenarnya bisa jauh lebih tinggi karena masih banyak kasus yang tidak dilaporkan akibat stigma sosial dan budaya malu.

Masyarakat mendesak agar kampus dan pemerintah daerah meningkatkan akses layanan konseling, edukasi anti-perundungan, serta kampanye terbuka mengenai pentingnya mencari bantuan. Kematian Timothy seharusnya menjadi alarm keras. Mahasiswa perlu tahu bahwa meminta pertolongan bukan tanda lemah — itu justru bentuk keberanian.

Jika Kamu atau Orang di Sekitarmu Membutuhkan Bantuan

Jangan ragu untuk mencari pertolongan. Kamu bisa menghubungi:

  • Hotline Kementerian Kesehatan RI: 119 ext 8 (layanan darurat kesehatan jiwa)

  • Konseling daring bebas biaya: https://pijarpsikologi.org

  • atau psikolog di Puskesmas terdekat