Kunjungi Warga Jompo, Dr. Mangku Pastika, M.M.: Panti Sosial Harus Bisa Memberi Harapan Hidup yang Lebih Baik

(Baliekbis.com), Anggota DPD RI dapil Bali Dr. Made Mangku Pastika, M.M. mengajak berbagai pihak peduli dengan warga jompo di Panti Werdha yang jauh dari keluarganya.

“Kita harus empati, merasakan apa yang mereka alami dan rasakan. Sebenarnya mereka tidak suka tinggal di sini kalau keluarganya ada. Namun karena tidak ada keluarga, ekonomi sulit, daripada telantar sebaiknya ke sini,” ujar ujar Mangku Pastika saat mengunjungi Panti Sosial Tresna Werdha Jara Mara Pati di Buleleng, Minggu (22/10).

Karena itu, petugas panti diminta memperhatikan dan merawat mereka dengan baik agar bisa memberi harapan hidup yang lebih baik. “Bisa mengabdi di tempat begini sangat bagus dibandingkan mengabdi di tempat lain. Ini pengabdi kemanusiaan, nanti bisa masuk sorga,” ungkap Mangku Pastika.

Dikatakan merupakan kewajiban negara untuk memelihara fakir miskin, anak-anak telantar yang diatur konstitusi, Undang Undang.

“Jadi saya ingin kita lebih berempati kepada warga kita yang memang memerlukan uluran tangan dari kita semua, utamanya pemerintah. Kepada masyarakat kita harapkan juga partisipasinya. Mudah-mudahan yang lain juga datang untuk memperhatikan mereka. Tidak perlu bawa yang mahal-mahal, mereka perlu senyuman dan perhatian kita,” tambah mantan Gubernur Bali dua periode yang dikenal peduli dengan warga tak mampu ini.

Mangku Pastika yang pada kunjungannya tersebut sempat berkeliling dan melihat kamar-kamar penghuni panti mengaku kondisinya cukup memadai. Tempatnya lapang dan luas.

“Lingkungannya nyaman dan bagus,” ujar Mangku Pastika setelah mendapat penjelasan areal panti tersebut berada di lahan seluas 1 hektar dan memiliki daya tampung 80 orang. “Saat ini ada 47 warga lansia yang ditampung di panti,” ungkap Kepala UPTD Pelayanan Sosial Dinas Sosial P3A
Provinsi Bali Dewa Ayu Eka Putri Karini.

Ayu Eka Putri menjelaskan di panti tersebut selain warga jompo, juga ada yang kondisi mentalnya terganggu. Warga tersebut dititip di panti karena Dinas Sosial Kabupaten Buleleng tidak punya tempat menampung. Sehingga untuk sementara dititipkan di panti.

Penghuni panti selain mendapat jatah makan, juga perawatan kesehatan di puskesmas maupun rumah sakit sesuai kondisinya. “Mereka umumnya merasa senang tinggal di sini. Bahkan ada yang mengaku lebih suka di panti,” jelasnya seraya menambahkan penghuni panti berasal dari berbagai kabupaten di Bali bahkan dari luar Bali. Kebanyakan dari Buleleng dan berusia di atas 60 tahun. (bas)