Kunjungi Kelompok Ternak Sekardadi, Dr. Mangku Pastika ,M.M.: Bali Potensial Kembangkan Peternakan Modern

(Baliekbis.com), Bali memiliki potensi besar di sektor pertanian dalam arti luas khususnya sub sektor peternakan. Kalau dikelola secara profesional dan sentuhan teknologi (modern), potensi ini bisa mensejahterakan peternak.

“Jadi perlu ada solusi sekaligus terobosan-terobosan untuk memajukan peternakan khususnya babi yang banyak dipelihara warga,” ujar Anggota DPD RI dapil Bali Dr. Mangku Pastika,M.M. saat mengunjungi Kelompok Ternak Sekardadi yang mengembangkan babi di Br. Sekarmukti, Ds. Pangsan, Petang, Badung, Sabtu (27/5).

Kunjungan mengangkat tema “Keberadaan Peternak Babi: Upaya Meningkatkan Perekonomian Rakyat” ini dipandu Tim Ahli Nyoman Baskara didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja.

Dalam dialog dengan kelompok peternak babi setempat, terungkap kelompok yang beranggotakan 36 peternak tersebut masih menghadapi kendala harga babi yang rendah serta tingginya biaya pakan.

Kondisi ini membuat peternak sulit berkembang karena minimnya keuntungan. “Seekor babi yang dipelihara sekitar 5 bulan untungnya paling Rp 500 ribu. Pengeluaran terbesar pada pakan,” jelas salah seorang pengurus kelompok Drh. Kadek Pendi.

Menurut peternak harga jual babi hidup sekitar Rp35 ribu/kg. “Idealnya Rp40 ribu/kg. Padahal harga daging di pasaran cukup tinggi yakni Rp80 ribu/kg,” jelas Nyoman Wirtana, salah seorang peternak yang memelihara 60 ekor babi termasuk sejumlah induk betina.

Menurut peternak, potensi babi ini sangat besar dan waktu pemeliharaannya tidak terlalu lama. Dengan jenis landrace yang dipelihara peternak, babi unggul asal Denmark tersebut, babi cepat tumbuh dengan tubuh panjang, besar dan dalam. “Kendala peternak di harga pakan dan harga jual kepada pengepul,” jelasnya.

Peternak sebenarnya telah melakukan terobosan dengan penjualan antarpulau ke Jawa. Namun terbentur izin. “Di Badung belum ada izinnya sehingga kami ‘numpang’ melalui penyalur di Tabanan yang sudah ada izinnya,” tambah peternak.

Mangku Pastika, kendala yang dihadapi ini perlu segera dicarikan solusinya agar peternak bisa menikmati jerih payahnya. “Salah satu solusi adalah membentuk koperasi yang bisa memasok kebutuhan ternak seperti pakan, dll. Melalui koperasi ini juga bisa menggandeng
pembeli babi/pihak pendistribusi babi sehingga bisa tercipta harga yang lebih baik bagi peternak,” ujar mantan Gubernur Bali dua periode yang sukses mengembangkan program Simantri (Sistem Pertanian Terintegrasi) ini.

Mangku Pastika juga menyarankan agar peternak tidak menjual produknya secara ‘gelondongan’. Perlu diupayakan teknologi yang lebih memadai sehingga bisa lebih efisien dan menguntungkan. Pemberian pakan juga penting agar babi cepat besar.

Sebenarnya tambah Mangku Pastika dengan bangkitnya pariwisata, produk peternakan sangat dibutuhkan. Dicontohkan Thailand yang sangat inovatif mengembangkan pertaniannya dimana hasilnya banyak diserap sektor pariwisata. “Di sana pariwisata tergantung pada pertanian. Sehingga pertanian tetap jalan,” tambah Mangku Pastika yang belum lama ini sengaja ke negeri gajah putih itu untuk melihat kemajuan pertanian.

Dalam kunjungannya, Mangku Pastika memuji kelompok Ternak babi di Pangsan ini yang telah menerapkan cara-cara beternak cukup modern. “Ini kandang sangat bersih dan babinya sehat,” ujarnya.

Anggota Kelompok Ternak Sekardadi rata-rata memelihara sedikitnya 10 ekor babi. Anggota kelompok juga ada yang mengembangkan ternak ayam yang jumlahnya puluhan ribu ekor. Di kawasan yang sejuk ini, warga juga banyak yang bertani. (bas)