Ketua IATPI Bali: Bebas Sampah Mestinya Dimulai dari Rumah

(Baliekbis.com), Masalah sampah tak pernah ada ujungnya. Sampah saat ini sudah siaga satu, ini masalah besar kalau tidak bisa ditangani. Apalagi TPA Suwung mau ditutup, bisa jadi bom waktu.

“Kita belum mampu mengolah sampah dengan baik. Zero waste mestinya dimulai dari diri sendiri, keluarga dan lingkungan terdekat. Sampah harus diolah di rumah,” ungkap Ketua IATPI (Ikatan Alumni Teknik Penyehatan dan Teknik Lingkungan Indonesia) Bali Dr. Ir. Ar. Ngakan Ketut Acwin Dwijendra pada sesi Media Briefing, Jumat (17/5) di Media Center Korem 163/Wirasatya Denpasar. Hadir pula pada acara itu Kapenrem 163/Wirasatya Mayor CHB I Made Oka Widianta dan Pandu Priambodo selaku EWM Project Director Waste4Change.

Dr. Acwin mengatakan pentingnya pengurangan sampah dan daur ulang. Ia melihat banyak sampah di sungai dan laut. Jadi jangan buang sampah ke laut dan sungai.

Menurut dosen Teknik Unud ini daur ulang sampah penting untuk mengurangi pencemaran lingkungan. “Dengan daur ulang dapat mengurangi jumlah sampah yang harus dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Adanya daur ulang dapat menghasilkan bahan baku dan nilai tambah ekonomi. Juga perlunya mengurangi penggunaan produk sekali pakai,” ujarnya.

Ketua IATPI Bali Dr. Acwin Dwijendra

Ia juga mengingatkan pentingnya melestarikan lingkungan baik itu air, udara selain sampah. Menjaga ketersediaan air bisa salah satunya dengan membuat biopori. “Resapan biopori ini sangat penting untuk menyerap dan menyimpan air sekaligus mencegah banjir,” tambahnya.

Sebagaimana diketahui Forum Air Dunia (WWF) ke-10 digelar Sabtu (18/5/2024) di Nusa Dua Bali selama 8 hari hingga 25 Mei. Salah satu aspek yang diperhatikan dalam perhelatan besar ini adalah pengelolaan sampah.

Menurut Acwin, Waste4Change bersama IATPI (Ikatan Alumni Teknik Penyehatan dan Teknik Lingkungan Indonesia) menghadirkan praktik penanganan sampah bertanggung jawab atau Event Waste Management (EWM) di WWF ini.

Forum penting ini diselenggarakan setiap tiga tahun oleh Dewan Air Dunia (World Water Council) yang menyediakan wadah bagi para pengambil keputusan utama lintas negara untuk mengatasi tantangan air global.

Momentum ini menjadi kesempatan memperkuat kemampuan Indonesia dalam mengatasi tantangan dalam menyediakan air bersih dan adil bagi masyarakat. Satu di antaranya adalah tantangan agar sumber daya air tidak tercemar polusi sampah.

“IATPI mengambil peran menghadirkan praktik baik pengelolaan sampah bertanggung jawab pada penyelenggaraan forum ini. Tujuannya, memastikan tidak ada sampah yang mencemari lingkungan,” ungkapnya.

IATPI menggandeng Waste4Change, praktisi pengelola sampah bertanggung jawab untuk melaksanakan Event Waste Management (EWM) bersama profesional pengelola sampah EcoBali. “Waste4Change mengapresiasi Organizing Committee World Water Forum (WWF) ke-10 mencontohkan pelaksanaan forum dunia dengan penanganan sampah berkonsep Zero Waste to Landfill,” papar Pandu Priambodo, EWM Project Director Waste4Change.

Manajemen sampah berorientasi ekonomi sirkular, memerlukan komitmen ESG (Environment, Social, Govenance) sebagai refleksi visi keberlanjutan (sustainability). Untuk acara besar seperti WWF ke-10 yang diproyeksikan dihadiri sekitar 30.000 orang, diperlukan dukungan dan kolaborasi berbagai pihak. Konsep event dengan tata sampah bertanggung jawab merupakan cara pandang yang terbilang langka di Indonesia.

“Kami bersama seluruh kolaborator ingin mencatatkan jejak baik untuk Bali dan berbagi semangat positif bahwa kita bisa berperan sekecil apapun untuk mencegah sampah berakhir ke lingkungan, demi melindungi sumber daya air Indonesia,” tutup Pandu.

Kapenrem Mayor Oka dalam sambutan singkatnya mengucapkan syukur atas terselenggaranya Media Briefing ini dan berharap semoga bisa berkelanjutan sampai ke event internasional. “Kita mendukung upaya-upaya penanganan sampah ini,” tambahnya. (bas)