Gus Adhi: Bali Prospektif Ekspor Buah

(Baliekbis.com), Bali memiliki alam yang sangat subur dan iklim yang cocok untuk perkebunan khususnya pengembangan tanaman buah bernilai ekonomi tinggi. Karena itu ke depan Bali perlu memperluas budidaya tanaman buah sehingga bukan saja mampu memenuhi kebutuhan daerah juga untuk ekspor.

“Peluang ekspor sangat besar karena banyak negara membutuhkan buah buahan tropis seperti manggis dari Bali,” ujar anggota Komisi IV DPR RI AAB Adhi Mahendra Putra, Minggu (29/10) saat ditemui di Amatra Center Canggu terkait hasil pertemuan Duta Besar Indonesia untuk Rusia dengan kalangan pengusaha di Bali belum lama ini di kantor BI Prov. Bali. Dalam pertemuan itu terungkap Rusia banyak mengimpor buah tropis bahkan harga jual di negeri beruang merah itu sangat tinggi. Satu buah manggis harganya Rp 20 ribu dan satu buah mangga bahkan sampai Rp 40 ribu. Ini peluang yang sangat menjanjikan khususnya bagi Bali yang memiliki produk buah sangat bagus itu. Gus Adhi yang duduk di komisi yang membidangi pertanian ini mengaku sangat mendukung upaya-upaya untuk memajukan pertanian dan petani itu sendiri. Bahkan menurutnya selain Rusia, hasil pertanian dari Bali juga sudah banyak yang diekspor ke beberapa negara lainnya. Dalam konteks tersebut pihaknya akan mendukung penuh upaya upaya mengangkat pertanian rakyat baik dalam hal inovasi maupun penguatan produksi seperti member bantuan alsintan (alat dan mesin pertanian) dan saprodi (sarana produksi) berupa  bibit, pupuk dan lainnya. “Kita dalam waktu dekat juga akan membantu 25 ribu bibit pohon buah buahan unggul untuk dikembangkan petani,” jelasnya.

Pendiri Amatra Center ini berharap dengan makin banyaknya petani mengembangkan buah buahan unggul yang memiliki nilai jual tinggi bukan saja akan mengangkat nilai buah itu sendiri juga bagi pendapatan petaninya. “Dan kalau bisa diekspor tentu lebih besar lagi kontribusinya,” ujar Ketua SOKSI Bali ini. Menurutnya petani buah maupun produk pertanian lainnya tak perlu khawatir soal pemasaran sebab kebutuhan produk pertanian di Bali saja sudah sangat tinggi. Ini terlihat dari banyaknya buah dari daerah lain termasuk impor masuk Bali. Yang penting pula harus dijaga adalah kualitas, kuantitas dan kesinambungannya. Untuk itu pengaturan pola tanam dan kuotanya juga diperhatikan agar tak terjadi panen bersamaan sehingga over produksi yang menyebabkan harga sering anjlok. Dikatakan untuk memajukan pertanian harus dilakukan secara holistik. Bertani adalah sebuah usaha bisnis. Petani telah melakukan usaha pertaniannya dimulai dari tahapan perencanaan, proses produksi, pascapanen hingga pemasaran. Ini tentu bukan tugas yang ringan. “Jadi perlu dukungan berbagai pihak mulai pemerintah, asosiasi maupun pelaku pasar lainnya,” tegas Gus Adhi. (bas)