Gede Risky Pramana Kenalkan Tenun Mujursari Dalam Ajang G20

(Baliekbis.com), Side event G20 yaitu Future SMEs Village yang dilaksanakan November 10th – 19th 2022 menjadi ajang bagi tenun Mujursari dalam mewakili Klungkung di kancah pameran internasional yang dibuka Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dan Wakil Gubernur Bali Cok Ace.

Wayan Sri Asih asal Sampalan, Klungkung sebagai pegiat tenun yang sudah menjalankan bisnis tenun selama 40 tahun melalui Gede Risky Pramana, S.M sebagai promotor dan pengamat di bidang ekonomi bisa menampilkan UMKM khas Klungkung dalam side event G20 di Nusa Dua, Bali. “Berkat Gede Risky Pramana, saya diberikan kesempatan menampilkan kain tenun khas Klungkung. Saya juga diberikan booth untuk menampilkan proses menenun secara langsung,” kata Wayan Sri Asih kepada awak media, Minggu (12/11/2022).

Sementara dalam event ini G20 ini, Gede Risky Pramana berharap bisa menjadikan motivasi bagi para pelaku UMKM di Klungkung khususnya untuk meningkatkan potensi di setiap area agar dapat mempertahankan warisan budaya setempat dan meningkatkan perekonomian masyarakat Klungkung khususnya.

“Selain mereka membeli kain tapi apabila dapat diatur dengan baik maka dapat menunjang tujuan wisata di Nusa Penida. Banyak potensi terkait di beberapa sektor UMKM tenun ini selain menjaga warisan apabila dijaga dengan baik di setiap wilayah harapannya bisa menjadi tujuan wisata kawasan tenun tradisional,” jelas Gede Risky.

Selain itu, Gede Risky juga berharap agar pengerajin kain tenun ini dapat tampil di acara bergengsi sebagai bentuk melindungi usaha di segmen menengah kecil dan mikro serta melalui ajang G20 ini dapat mendorong geliat UMKM di Klungkung. “Saya ingin agar UMKM daerah lokal dapat lebih diberikan kesempatan dan kedepan dengan minimnya informasi diharapkan ke depan dapat terlibat beberapa sektor UMKM unggulan,” harap Gede Risky.

Bagi Gede Risky, dengan menggeliatnya sektor ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan originalitas dari sub budaya khas Klungkung. Sehingga dari sini para anak muda diharapkan juga mulai sadar untuk ikut berpartisipasi menjaga budaya tenun ini. “Saat ini kain tenun ini masih kelas provinsi, tapi justru kita ingin kain tenun mereka maju dan ini akan didorong juga untuk ekspor kedepan,” pungkas Gede Risky. (ist)