FKP Unud Berupaya Kembalikan Kejayaan Budidaya Rumput Laut di Desa Kutuh

(Baliekbis.com), Pandemi COVID-19 memberikan dampak buruk terhadap industri pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia. Sejak Februari 2020, jumlah wisatawan mancanegara yang masuk ke Indonesia mengalami penurunan yang sangat drastis dan banyak objek wisata di Indonesia dan Bali khususnya menghentikan kegiatan operasional selama pandemi COVID-19. 

Salah satu objek wisata di Bali yang mengalami dampak buruk akibat adalah pandemi COVID-19 adalah Pantai Pandawa dan Pantai Gunung Payung yang terletak di Desa Kutuh, Kabupaten Badung. Salah satu alternatif mata pencaharian yang dapat dikembangkan oleh masyarakat Desa Kutuh adalah budidaya rumput laut. Hal ini didukung oleh potensi perairan di Desa Kutuh yang sesuai untuk kegiatan budidaya perairan dan masyarakat Desa Kutuh sebelumnya merupakan pembudidaya rumput laut.

Fakultas kelautan dan Perikanan Universitas Udayana (FKP Unud) melalui Program Udayana Mengabdi melakukan sosialisasi tentang penggunaan sistem kantong pada budidaya rumput laut. Kegiatan ini merupakan bentuk aplikasi hasil penelitian dosen yang ingin diaplikasikan pada masyarakat. Anggota tim pengabdian ini adalah Ir. I Wayan Restu, M.Si, Dr. Pande Gde Sasmita Julyantoro, S.Si., M.Si , Ayu Putu Wiweka Krisna Dewi, S.S.T.Pi., M.P, Gde Raka Angga Kartika,S.Pi.,M.P, dan Ni Made Ernawati, S.Kel., M.Si.

Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan kepada masyarakat tentang penggunaan sistem kantong pada budidaya rumput laut dan mengajak Kembali masyarakat untuk melakukan budidaya rumput laut. Kegiatan sosialisasi dilakukan di Aula Pantai Gunung Payung yang dihadiri oleh 20 orang masyarakat Desa Kutuh yang merupakan eks petani rumput laut. Jro Bendesa Adat Kutuh, I Nyoman Mesir menyambut baik kegitan ini. Beliau mengatakan bahwa dulunya Desa Kutuh merukan daerah penghasil rumput laut dan merupakan mata pencaharian utama masyarakat Desa Kutuh. Namun, semenjak pariwisata berkembang di Desa Kutuh, masyarakat mulai beralih menjadi pelaku pariwisata. Melalui program ini diharapkan masyarakat ada yang mulai lagi membudidayakan rumput laut.

Selanjutnya I Wayan Restu menyatakan bahwa budidaya rumput laut dapat dijadikan sebagai salah satu paket wisata yang ditawarkan untuk wisatawan. Budidaya rumput laut dapat dikemas menjadi wisata edukasi yang menawarkan wisatawan untuk menanam rumput laut pada kantong-kantong penanaman, memanen rumput laut dan selanjutnya melakukan pengolahan rumput laut menjadi makanan, kosmetik ataupun bioplastik.

Materi penggunaan kantong diberikan oleh ketua tim pengabdian, Ayu Putu Wiweka Krisna Dewi, S.S.T.Pi. Materi yang disampaikan seputar potensi pengembangan rumput laut di Desa Kutuh, kendala dalam pengembangan budidaya rumput laut dan penggunaan kantong dalam budidaya rumput laut.

Masyarakat menyambut baik kegiatan ini. Hal ini terlihat dalam pertanyaan-pertanyaan dan tanggapan peserta saat sesi diskusi. Salah satu peserta sosialisasi, Ni Komang Ardiani menyatakan bahwa dirinya sangat tertarik untuk melakukan budidaya rumput laut lagi namun beliau menyatakan sulit untuk memulainya kembali karena sudah bekerja menjadi karyawan toko. Diharapkan dengan sistem kantong beliau dapat membudidayakan rumput laut dan tetap bekerja sebagai karyawan toko.

Sebagai penutup, Jro Bendesa Adat Kutuh menyatakan bahwa tim udayana mengabdi diharapkan dapat berkordinasi dan bekerjasama dengan I Wayan Letra selaku manajer Pantai Pandawa untuk mengembangkan wisata edukasi budidaya rumput laut.

(sumber: www.unud.ac.id)