Dr. Maria Matildis Banda Jadi Narasumber FReTalk, Bahas Tonil Karya Soekarno

(Baliekbis.com), Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana menyelenggarakan FIB Research Talk (FReTalk) XIII secara hybrid pada Selasa, 6 September 2022 bertempat di ruang Dr. Ir. Soekarno, Gedung Poerbatjaraka, FIB, Unud serta dapat diakses melalui aplikasi meet Webex. Acara ini diselenggarakan sebagai upaya publikasi hasil-hasil penelitian dosen di FIB, Unud. Hadir dalam acara ini yaitu, Wakil Dekan I FIB Unud, Sekretaris UP2M FIB Unud, beserta para dosen di seluruh program studi di FIB, Unud.

FIB Research Talk (FReTalk) XIII mengusung tema “Tradisi Lisan, Bung Karno, dan Tonil-tonil Karya Bung Karno di Ende”. Dalam acara ini, hadir sebagai pembicara, yaitu Dr. Dra. Maria Matildis Banda, M.S., dosen Program Studi Sastra Indonesia, FIB, Unud Acara dipandu oleh Dr. Drs. I Wayan Tagel Eddy. M.S, dosen Program Studi Sejarah FIB, Unud.

Acara yang dibuka dengan sambutan oleh Wakil Dekan I FIB, Unud, I Nyoman Arya Wibawa,S.S., M.A., Ph.D. Beliau  menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Maria Matildis Banda karena telah mampu menghadirkan Topik Pembicaraan yang menarik mengenai hasil research perihal Tonil-Tonil karya Bung Karno di Ende dan diharapkan hasil penelitian ini dapat dipublikasikan pada jurnal ilmiah bereputasi atau dapat pula diwujudkan ke dalam bentuk buku ajar. 

Dalam pemaparannya, Dr. Dra. Maria Matildis Banda, M.S. memulainya dengan memaparkan  sejarah awal bagaimana Bung Karno pada saat itu diasingkan hingga ke wilayah Ende, tertanggal 14 Januari 1934 menjadi awal mula Bung Karno menjalani masa pengasingan yang ditetapkan oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Pada saat itu dipaparkan pula oleh Dr Maria, bahwa Ende merupakan tempat yang sunyi, sepi, terpencil, terpisah dari orang tua, keluarga dan jauh dari teman-teman seperjuangan yang mendobrak Bung Karno untuk memunculkan beberapa karya seperti menulis naskah Tonil, menjadi Sutradara, Produser, dan sekaligus penonton yang setia. Dicantumkan pula beberapa karya Beliau pada masa itu adalah Rahasia Gelimutu (Kelimutu), Rendo, Gera Ende, Amuk, Dokter Syaitan, Kut-Kutbi, Hero Dinamit, Djula Gubi, Maha Iblis/Anak Haram Djada, Sanghai Roemba, Rahasia Kelimutu 2 dan 1945.

Disebutkan pula bahwasanya “Tonil-tonil yang dihasilkan oleh Bung Karno ini merupakan cetusan rasa gundah beliau ketika melihat kondisi yang menerpa dirinya dengan mengalami masa pengasingan yang begitu sunyi, sepi, padahal beliau merupakan seorang Insinyur bisa membuat Tonil-tonil yang luar biasa” ucap moderator dalam Fre Talk XIII, Dr. Drs. I Wayan Tagel Eddy, M.S.

(sumber: www.unud.ac.id