Diskusi Bali Green Initiative: Perlu Lebih Banyak Action (Sekecil Apapun) Atasi Masalah Sampah

(Baliekbis.com), Aturan dan teknologi terkait sampah sudah cukup banyak, namun masalah sampah seakan tak pernah tuntas. Bahkan makin menumpuk di TPA. Karena itu, perlu lebih banyak action, tindakan sekecil apapun dilakukan agar sampah lebih cepat dan banyak bisa ditangani.

Demikian antara lain mengemuka dalam diskusi Program Lingkungan “Gerakan Mulia Selamatkan Bali dari Bencana Lingkungan” yang digagas Bali Green Initiative (BGI), Rabu (6/12) di RAH (Rumah Ahli Hukum) Jalan Tukad Musi IV Renon Denpasar.

Dalam diskusi yang dipandu Nyoman Baskara tersebut hadir Anggota DPD RI Dr. Made Mangku Pastika,M.M., dinas terkait dan sejumlah komunitas lingkungan.

Mangku Pastika dalam paparannya mengatakan darurat sampah ini bukan hanya bagi Bali juga dunia. “Saya melihat sampah ini mesti cepat ditangani, sekecil apapun. Bahkan Pj. Gubernur Bali SM Mahendra Jaya bahkan minta ‘ngerombo’ dalam mengatasi sampah ini. Jadi perlu ditangani bersama-sama,” tandas mantan Gubernur Bali dua periode ini.

Mangku Pastika bahkan menegaskan ketika menjabat Gubernur Bali 2008-2018 sudah mencanangkan program Bali Green. Jadi secara budaya sebenarnya Bali sangat cinta lingkungan seperti adanya Tri Hita Karana, upacara tumpek uduh, tumpek kandang, dll. yang semuanya itu bentuk upaya pelestarian alam beserta isinya.

Namun ternyata upaya itu belum cukup untuk merawat alam ini. Karena manusia di Bali makin banyak sehingga sampah juga makin banyak sebagai akibat konsumsi naik. Sekarang ini kalau turis mancanegara, domestik dan warga lokal sampai 25 juta jumlahnya maka banyak pula sampah yang dihasilkan.

“Karena itu mari kita sama-sama bergerak atasi masalah ini. Selama ini gerakan kebersihan dan lingkungan sudah banyak seperti yang dilakukan warga, komunitas dan pihak terkait lainnya, namun masih sporadis sifatnya. Ini yang sekarang perlu diintensifkan, disatukan ‘ngerombo’, ” tegas Mangku Pastika.

Di sisi lain, Mangku Pastika mengingatkan pentingnya langkah nyata dengan aksi nyata di lapangan. Sebab yang terjadi action di lapangan masih belum maksinal. “Kita kaya filosofi dan peraturan, cuma implementasinya yang perlu ditingkatkan. Gak perlu banyak-banyak bikin program baru kalau tak bisa diikuti dengan gerakan nyata,” ujarnya.

Terkait masalah keterbatasan anggaran yang dianggap menjadi kendala, menurut Mangku Pastika ekonomi Bali sebenarnya tumbuh cukup bagus karena banyak didatangi wisatawan. Wisatawan tertarik datang karena lingkungan dan budaya yang terpelihara dengan baik sehingga mereka merasa nyaman. Jadi ini yang perlu diurus dengan baik.

Hal senada disampaikan pengamat sosial dan budaya Putu Suasta,M.A. Menurutnya semua harus peduli dan bergerak nyata merawat Bali. “Harus ada kolaborasi antara pengusaha, aktivis, politikus untuk lingkungan. “Jangan banyak mengeluh dan jangan seperti kapur barus. Sanksi harus kuat dan konsisten dalam menjaga lingkungan. Kita jangan jalan sendiri-sendiri, jadi perlu punya Sekber,” tambah mantan politisi ini.

Pentingnya penanganan masalah lingkungan (sampah) secara bersama dan gotong royong juga disampaikan Agung Putra dari Kantor P3E Bali Nusra Kementerian LH dan Kehutanan Agung Putra, dari Dinas Pertanian serta Dinas LH juga komunitas Bersih Bersih Bali Gus Norma yang pada intinya bagaimana upaya nyata bisa dilakukan untuk mengatasi masalah lingkungan serta pemanfaatan lahan-lahan kosong yang kini banyak telantar. Perlu pemanfaatan tenaga pendamping di desa dalam penanganan sampah berbasis sumber. Juga mengemuka masalah pencemaran limbah di sumber air seperti danau. (bas)