Apa Arti Hoarding Disorder? Simak Selengkapnya Penjelasan Berikut

(Baliekbis.com), Apa itu Hoarding disorder? adalah perilaku gemar menimbun barang karena menganggap barang itu akan berguna di kemudian hari, mengingatkan pada suatu peristiwa, atau merasa aman ketika dikelilingi benda-benda tersebut.

Penderita hoarding disorder biasanya menyimpan banyak benda, seperti koran atau majalah, perlengkapan rumah tangga, bahkan pakaian yang sudah kotor dan rusak. Hal ini membuat tempat tinggalnyaa sempit karena terisi penuh dengan benda-benda yang ditimbun.

Hoarding disorder terkadang bisa sulit diobati karena banyak penderitanya tidak menyadari bahwa perilaku ini bermasalah. Kondisi ini kerap dialami oleh para penderita gangguan kepribadian obsesif kompulsif.

  1. Penyebab Hoarding Disorder

Penyebab hoarding disorder belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi ini, yaitu:

  • Mengalami gangguan mental, seperti depresi, skizofrenia, dan gangguan obsesif kompulsif (OCD)
  • Dibesarkan dalam keluarga yang tidak mengajari cara memilah barang
  • Memiliki keluarga yang juga menderita hoarding disorder
  • Pernah ditinggalkan oleh orang yang dicintai
  • Pernah mengalami kesulitan ekonomi
  • Pernah mengalami kehilangan harta benda akibat kebakaran atau bencana alam
  1. Gejala Hoarding Disorder

Mencari dan menyimpan barang dalam jumlah berlebihan merupakan gejala awal hoarding disorder. Penderita juga dapat menunjukkan tanda dan gejala berikut:

  • Sulit membuang barang-barang yang sebenarnya tidak diperlukan
  • Merasa cemas ketika hendak membuang barang yang tidak diperlukan
  • Sulit mengambil keputusan
  • Mencari benda lain dari luar rumah agar bisa ditimbun
  • Merasa tertekan saat benda miliknya disentuh orang lain
  • Menyimpan barang sampai mengganggu fungsi ruangan di rumah
  • Melarang orang lain membersihkan rumahnya
  • Menjauhkan diri dari keluarga dan teman

Selain barang, penderita hoarding disorder juga bisa mengumpulkan hewan yang terlantar, tetapi tidak mengurusnya dengan benar.

  1. Cara Pengobatan Hoarding Disorder

Hoarding disorder dapat diatasi dengan psikoterapi dan pemberian obat-obatan. Berikut adalah penjelasannya:

  • Psikoterapi

Pada terapi perilaku kognitif, dokter akan melatih pasien untuk menahan keinginan menimbun barang dan membuang barang-barang yang ditumpuk. Terapi ini dapat melibatkan anggota keluarga atau orang yang tinggal serumah dengan pasien.

  • Obat-obatan

Dokter dapat meresepkan obat-obatan jika pasien menderita gangguan mental lain, seperti depresi dan gangguan kecemasan. Obat-obatan yang biasanya diresepkan adalah jenis antidepresan selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI).

Selain menjalani pengobatan, Anda bisa melakukan langkah-langkah di bawah ini untuk membantu proses pemulihan:

  • Buat daftar benda-benda di rumah.
  • Kelompokkan barang-barang menjadi “disimpan”, “buang”, “daur ulang”, atau “sumbangkan”.
  • Buang benda yang menumpuk secara perlahan tiap hari, misalnya 5 benda sehari.
  • Bersihkan maksimal 1 ruangan setiap hari atau minggu.
  • Buat jadwal harian yang tidak berlebihan, misalnya menyortir kertas-kertas kwitansi setelah sarapan sambil mendengar musik, mencuci baju setelah makan siang, atau mencuci piring setelah makan.
  • Sumbangkan barang yang layak pakai kepada orang yang membutuhkan.
  • Letakkan tempat sampah di setiap ruangan, seperti kamar, ruang tamu, dan dapur.
  • Ambil foto ruangan sebelum dan sesudah dibersihkan, kemudian lihat dan bandingkan untuk melihat pencapaian Anda.
  • Cobalah untuk membuat keputusan dengan cepat apakah akan menyimpan suatu barang atau tidak.
  • Manfaatkan teknologi, seperti menonton film di ponsel ketimbang menumpuk DVD, untuk mengurangi kecenderungan menumpuk barang.
  • Tarik napas dalam ketika merasa tidak nyaman dan tegang setiap membuang barang.
  • Berikan hewan-hewan yang dikumpulkan ke shelter