Anggota DPD RI Dr. Mangku Pastika, M.M.: Aneh, Dengan APBD Rp 7 Triliun Kemiskinan Ekstrem (masih) Tinggi di Bali

(Baliekbis.com), Anggota DPD RI dapil Bali Dr. Made Mangku Pastika,M.M. mengatakan terjadinya kemiskinan ekstrem pada ratusan ribu warga Bali harus cepat ditangani dan jangan dibiarkan berlarut-larut.

Kemiskinan akan berdampak luas seperti meningkatnya angka pengangguran, banyak kasus putus sekolah, masalah kesehatan di masyarakat, meningkatnya tindakan kriminalitas, dan peluang terjadinya berbagai konflik di masyarakat

“Aneh juga dengan APBD yang mencapai Rp7 triliun lebih ini mestinya tidak sampai terjadi kemiskinan ekstrem ini,” tandas mantan Gubernur Bali dua periode ini, Jumat (22/9).

Mangku Pastika melihat kasus kemiskinan ini terjadi lebih pada kurangnya perhatian. “Jadi sebenarnya gak sulit penanganannya. Yang penting kita tahu ‘by name by address’ yang termasuk dalam keluarga kemiskinan ekstrem ini. Dan apa masalahnya sehingga bisa miskin seperti itu. Jadi sebenarnya gak sulit,” tambahnya.

Bahkan Mangku Pastika saat menjabat Gubernur 2008-2018 sempat disebut sebagai ‘Gubernur Orang Miskin’ ini melihat langkah strategis penanganan warga miskin ini bisa juga dengan melibatkan swasta dan kelompok masyarakat.

“Kan bisa kita lakukan dengan gotong royong. Dulu saya lakukan ribuan bedah rumah warga miskin juga dengan gotong royong,” tandasnya. Yang penting ada kemauan dan perhatian serius untuk itu. Apalagi dana pemerintah daerah terbilang besar saat ini.

Berdasarkan data ada 0,54% atau sekitar seratus ribu orang terkonsentrasi di Gianyar dan Karangasem yang terbilang mengalami kemiskinan ekstrem. Melihat jumlah yang cukup besar itu, maka perlu dicek langsung ke lapangan, diverifikasi data itu benar atau tidak. Biasanya data itu datangnya dari BPS.

Mangku Pastika juga mengingatkan perlu diketahui separah apa, cari indikator atau parameter kenapa dia dikatakan miskin ekstrem, itu harus ditangani poin-poin itu.

“Kalau dulu ada 14 parameter sehingga satu keluarga itu disebut miskin. Kalau dihapus saja 7, maka tinggal 7 lagi ya sudah tidak masuk kategori miskin. Jadi sesungguhnya ini tidak sulit,” pungkasnya.

Sebelumnya Penjabat (Pj.) Gubernur Bali S.M. Mahendra Jaya saat melantik I Dewa Tagel Wirasa menjadi Penjabat Bupati Gianyar menggantikan Made Agus Mahayastra di Gedung Wiswa Sabha Utama, Kantor Gubernur Bali, Rabu (20/9), memberi beberapa catatan untuk Kabupaten Gianyar yakni tingkat persentase kemiskinan ekstrem di daerah seni ini berada di angka 1.38%, sedangkan kemiskinan ekstrem di Provinsi Bali di angka 0.54%. Dimana artinya kemiskinan ekstrem di Kabupaten Gianyar lebih tinggi daripada rata-rata Provinsi Bali. Tidak hanya itu tingkat kemiskinan di Kabupaten Gianyar berada di angka 4.7% dimana tingkat kemiskinan Bali di angka 4.5%, yang juga berarti kemiskinan di Kabupaten Gianyar lebih tinggi dari rata-rata kemiskinan di Provinsi Bali. Demikian pula dengan angka stunting di Kabupaten Gianyar mengalami peningkatan dari Tahun 2021 di angka 5.1% naik menjadi 6.3% di Tahun 2022.

“Tingkat kemiskinan ekstrem dan angka stunting ini, saya harap menjadi atensi dan perhatian dari bapak penjabat bupati di samping peningkatan penggunaan produk dalam negeri, pengendalian inflasi daerah serta investasi di Kabupaten Gianyar. (bas)