10 Perempuan Pemimpin Startup Bergabung Dalam Bali Women Climate Entrepreneur Project oleh New Energy Nexus Indonesia

(Baliekbis.com), New Energy Nexus (NEX) Indonesia secara resmi mengumumkan 10 startup yang bergabung dalam Bali Women Climate Entrepreneur Project. Melalui program akselerasi dan inkubasi startup, Bali Women Climate Entrepreneur Project memberikan program dukungan pengembangan bisnis selama 4 bulan, bagi perempuan pengusaha di bidang energi besih dan inovasi di bidang iklim yang berlokasi di Bali demi mempercepat perkembangan inovasi bisnis dan kepemimpinan.

Melalui program ini, NEX Indonesia bertujuan untuk menjembantani kesenjangan gender dan meningkatkan partisipasi perempuan di sektor energi bersih dan solusi iklim sehingga dapat meningkatkan respons dan adaptasi perempuan terhadap perubahan iklim.

Bali Women Climate Entrepreneur Project didukung oleh ClimateWorks Foundation dan merupakan bagian dari Bali Climate and Development Initiative (diinisiasi oleh New Energy Nexus Indonesia, WRI Indonesia, dan IESR), serta bekerja sama dengan Bumi Pratisara Foundation.

Dari berbagai macam sektor fokus dan tahapan startup, berikut 10 startup dengan kepemimpinan perempuan yang bergabung dalam Bali Women Climate Entrepreneur Project:
● Griya Luhu: bertujuan untuk mengubah perilaku dan kesadaran masyarakat akan pengelolaan sampah berkelanjutan menggunakan aplikasi smartphone yang mudah digunakan untuk meningkatkan pemilahan sampah di rumah.
● Biorock Indonesia: melibatkan masyarakat lokal dan pemerintah untuk melindungi dan memulihkan terumbu karang sehingga ekosistem bawah laut dapat berkembang, sehingga memberikan mata pencaharian dan manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal.
● PT. Kolaborasi Bumi Pertiwi: bertujuan untuk mengganti batu bara dengan batu bara “tiruan” yang mengandung kalori panas lebih banyak dari batu bara asli.
● GO EV: menawarkan platform digital untuk menyewa kendaraan listrik di Bali dengan harga terjangkau.

● Go Sustainable: bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan dampak lingkungan dari produksi makanan dengan mendorong restoran untuk menambahkan satu menu Climatarian (dengan bahan dasar nabati, bersumber secara lokal, diproses secara minimal, dikemas minimal, dan organik).
● Bendega: bertujuan untuk memberdayakan masyarakat pesisir dan nelayan dengan pengetahuan, fasilitasi, pelatihan, dan dukungan dengan alat IT untuk mengadopsi green-blue habits.
● Tri Hita Consulting: mendorong dan mendukung klien mereka dalam menciptakan dampak melalui praktik bisnis yang berkelanjutan, penyebaran teknologi hijau, kebijakan untuk mempromosikan transisi energi, dan investasi berkelanjutan di pasar negara berkembang di Asia Tenggara.
● 360E.io: bertujuan untuk mendukungi era baru investasi hijau dengan aplikasi yang mudah digunakan yang memungkinkan penggunanya melakukan transaksi investasi hijau saat bepergian.
● Gumitri: bertindak sebagai perantara antara petani beras organik dan pasar untuk mendukung praktik pertanian organik dan ketahanan pangan di desa setempat.
● Azura Indonesia: memberikan solusi bagi masyarakat pesisir dengan pembuatan perahu ramah lingkungan. Melalui mesin perahu elektrik MantaOne yang dapat mengimbangi 345kg jejak karbon per bulan.

“Bali adalah salah satu tujuan wisata paling populer di Indonesia. Melihat potensi dan peluang yang muncul di sektor iklim, seperti pariwisata berkelanjutan, kita perlu memastikan bahwa perempuan dapat berpartisipasi penuh dalam mendukung pariwisata berkelanjutan di Bali,” ujar Diyanto Imam, Direktur Program New Energy Nexus Indonesia.

“Tidak dapat disangkal masih banyak tantangan yang harus dihadapi perempuan dalam berpartisipasi di bidang energi bersih, teknologi dan inovasi iklim, tetapi kami berharap 10 startup yang dipimpin oleh perempuan hebat ini, dapat menginspirasi generasi perempuan berikutnya untuk memulai perjalanan mereka, untuk membuat perubahan yang kita butuhkan,” tambah Rainy Putri, Manajer Program New Energy Nexus Indonesia dan Co-Leader dalam program ini.

Data dari tahun 2018 menunjukkan, dari keseluruhan orang yang menempuh bidang Science, Technology, Engineering, Math (STEM) untuk studi lanjutannya, persentase perempuan Indonesia hanya mencapai 12%. Dalam konteks industri energi global, hanya 11% perempuan pendiri startup energi – hal ini perlu segera berubah. NEX Indonesia, sebagai organisasi yang berfokus membangun ekosistem energi bersih dan inovasi di bidang iklim bergerak melawan status quo. Bali Women Climate Entrepreneur Project adalah langkah awal dari upaya kami untuk mematahkan kepercayaan yang mengakar bahwa sektor energi bersih dan teknologi adalah ‘sektornya laki-laki’.

“Kami percaya bahwa untuk berkembang, bisnis yang baik perlu memberikan dampak. Melihat kerusakan lingkungan yang semakin parah, khususnya di Bali, kami bertujuan untuk memberdayakan masyarakat pesisir dan nelayan dengan pengetahuan, fasilitasi, pelatihan, dan dukungan dengan perangkat IT untuk mengadopsi kebiasaan hijau-biru. Sebagai satu-satunya pemimpin perempuan di antara rekan-rekan kerja saya, saya benar-benar percaya bahwa lingkungan yang inklusif, serta dikelilingi oleh rekan kerja laki-laki yang suportif dapat mempengaruhi perkembangan bisnis kami secara signifikan dan menciptakan dampak yang lebih besar bagi masyarakat,” ujar Nungky Adzani, CMO Bendega. (ist)