Malaysia dan Bali Tertarik Kerjasama di Bidang Pendidikan

(Baliekbis.com), Menteri Penasihat (Pendidikan) Kedutaan Besar Malaysia Dr. Mior Harris Bin Mior Harum menawarkan kerjasama pendidikan dengan Pemprov Bali terhadap siswa-siswa SMA/SMK sederajat ke universitas-universitas di Malaysia. Hal itu disampaikannya ketika bertemu dengan Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) di Restoran Madame Tan, Denpasar, Senin (22/10). Dalam kesempatan itu Ia mengatakan ingin membangun kolaborasi yang lebih bermakna di bidang pendidikan dengan pemprov Bali terhadap siswa-siswi di Bali. “Saya ingin mengundang beberapa siswa ke universitas-universitas terbaik yang ada di Malaysia. Supaya bisa ikut merasakan belajar di sana. Jika ini berhasil saya ingin ke depan ada kerjasama yang berkelanjutan,” terangnya.

Menurutnya, saat ini sudah ada beberapa Universitas di Malaysia yang sudah masuk 100 besar perguruan tinggi terbaik dunia. Sehingga Dia berpendapat siswa-siswa di Indonesia khususnya Bali tidak usah jauh-jauh untuk belajar dan mencari universitas terbaik di dunia. “Menurut saya Malaysia sudah bisa menjadi rujukan universitas yang bagus, dan saya harap ke depan banyak anak-anak kita yang bersedia melakukan pertukaran pelajar,” imbuhnya. Untuk langkah awal Ia merencanakan akan mengundang 20 siswa SMA/SMK belajar di negaranya. “Mungkin awal-walnya kita akan ajak di sekitar Pineng dan Lagawi terlebih dahulu, sambil berharap berikutnya akan ada kerjasama lebih dalam” kata Dia.

Dalam kesempatan itu, Dia menjelaskan kenapa sangat tertarik kerjasama dengan Pemprov Bali, karena sampai saat ini Bali masih menjadi rujukan pertukaran pelajar di negaranya. “Bisa dilihat banyak mahasiswa yang ingin kuliah di Bali,” tambahnya. Kerjasama serupa juga sudah dikembangkannya di Bandung dan Surabaya sebelumnya.

Sementara itu Wagub Cok Ace menyambut baik rencana ini. Pertukaran pelajar menurutnya adalah langkah yang cukup efektif untuk menambah wawasan para siswa. Cok Ace juga menambahkan jika sudah banyak pertukaran pelajar dilakukan selama ini. Contohnya, SMA 1 Ubud yang bekerjasama dengan Pemerintah Jepang. Siswa-siswa SMA banyak yang mendapatkan kesempatan belajar di Jepang selama kurun waktu 1-3 bulan belajar di negeri sakura tersebut. “Mereka tinggal di rumah-rumah warga sambil belajar kebudayaan Jepang juga. Begitu juga sebaliknya banyak siswa Jepang yang belajar ke Ubud,” jelasnya.

Mengenai teknis pertukaran pelajar dimaksud Ia menyerahkan dengan instansi terkait. “Yang pasti saya sangat mengapresiasi langkah awal ini. Semoga ke depan kita bisa kembangkan kerjasama ini, serta semakin banyak anak-anak muda di Malaysia yang tertarik untuk belajar ke Bali,” tandasnya. (ist)