Malam Temu Responden BI, Perkembangan Teknologi Digital Ciptakan Persaingan Ketat

(Baliekbis.com), Meski menunjukkan perbaikan yang positif, perekonomian Provinsi Bali masih dihadapkan pada beberapa tantangan seperti tingkat persaingan usaha yang semakin ketat seiring
berkembangnya dukungan teknologi digital dalam segala aspek perekonomian.

Kondisi tersebut semakin menuntut kebutuhan akan produk yang berkualitas, kreatif, unik, dan memiliki nilai tambah tinggi.  “Sebagai bagian dari masyarakat global, kita tidak boleh menutup mata akan perkembangan teknologi, melainkan harus memiliki kewaspadaan yang tinggi dalam memanfaatkan pesatnya perkembangan teknologi digital tersebut. Hendaknya kita terus mengembangkan diri agar dapat bertahan, bahkan menjadi pemimpin di era digital ini,” jelas Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali Causa Iman Karana yang kerapa disapa CIK dalam Malam Apresiasi dan Temu Responden Bank Indonesia 2018 dengan tema “Digital Tourism” di Sanur, Jumat (7/9) malam.

Dalam acara yang berlangsung meriah tersebut, BI juga menghadirkan seorang pengusaha yang berkiprah di bidang digital Augustinus Adhitya Pramono yang merupakan pendiri dan CEO “Triponyu.com”, sebuah platform bisnis online yang memberikan akses bagi traveler dan local guides untuk saling terhubung.

Kiprahnya yang sukses mendapat apresiasi dari UNWTO berupa Awards for Innovation in Tourism ke-14. “Melalui sharing ini, kita harapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta meningkatkan motivasi para pelaku usaha dan stakeholder sehingga dapat beradaptasi dengan transformasi era konvensional ke era digital dan dapat menjadi leader di bidang usahanya,” tambah CIK.

Di sisi lain dijelaskan BI rutin melakukan survei sebagai bahan penting dalam penyusunan perkiraan perkembangan perekonomian ke depan. Setidaknya ada 10 survei guna memperkuat masukan/rekomendasi BI Prov. Bali sebagai mitra strategis Pemerintah Pusat dan Daerah dalam pembangunan ekonomi Provinsi Bali.

10 survei tersebut yakni Survei Pemantauan Harga (SPH) dilaksanakan baik di tingkat pedagang eceran maupun pedagang besar untuk mendapatkan informasi dini perkembangan harga dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, Survei Konsumen (SK) mengenai tendensi/arah konsumsi rumah tangga, Survei Penjualan Eceran (SPE) terkait pergerakan dan kecenderungan pengeluaran masyarakat.

Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) untuk mendapatkan informasi dini perkembangan kegiatan ekonomi di sektor riil, Survei Harga Properti dan Residensial (SHPR) mengenai perkembangan properti residensial khususnya rumah primer di Indonesia.

Survei Perilaku Wisatawan Mancanegara mengenai perilaku Wisman di Bali, seperti rata-rata pengeluaran wisman dan jenis pengeluaran
serta tujuan kunjungannya. Sedangkan
Liaison merupakan survei guna mendapatkan informasi data dan statisik mengenai perkembangan dan arah kegiatan ekonomi saat ini dan kedepan.

Menyangkut perkembangan ekonomi Bali menurut CIK menunjukkan peningkatan pada triwulan Il-2018 dibandingkan triwulan I-2018. Ekonomi Bali tumbuh 6,09% (yoy) pada triwulan II-2018 lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang sebesar 5,62% (yoy). Kinerja ekonomi Ball pada triwulan ll-2018, juga lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi Nasional pada periode yang sama, yang sebesar 5,27% (yoy).

Dikatakan CIK, membaiknya kinerja ekonomi Bali pada triwulan II-2018 didorong o|eh peningkatan jumlah kunjungan wisman ke Bali dan kondisi Gunung Agung yang semakin kondusif, adanya perayaan beberapa hari keagamaan (HBKN) yaitu Galungan, Kuningan, Ramadhan dan Idul Fitri, serta pengerjaan proyek infrastruktur pemerintah dan swasta dalam mendukung lMF-WB AM 2018. (bas)