Dukung Kreatifitas Disabilitas di HUT ke-6 Bali Deaf Community dan Putra Putri Tuli

(Baliekbis.com), Bali Deaf Community dan Putra Putri Tuli menjadi wadah bagi kaum disabilitas penyandang Tuli. Berbagai kreatifitas mereka terangkum dalam komunitas dengan berbagai kegiatan mulai dari sosialisasi keberadaan disabilitas Tuli hingga memasyarakatkan bahasa isyarat. Dalam Hut Ke-6 tahun ini, Bali Deaf Community dan Putra Putri Tuli mendapat dukungan dan berbagi kasih dari Ketua Koordinator Kegiatan Kesejahteraan Sosial (K3S) Kota Denpasar, Ny. I.A Selly Dharmawijaya Mantra, Minggu malam (29/9). Kegiatan puncak perayaan hari jadi dipusatkan di Kembali Innovation Hub dihadiri puluhan anggota Bali Deaf Community, Putra Putri Tuli, pengurus DPC Gerakan Untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (Gerkatin) Denpasar, Badung dan Bali serta juga dari anggota K3S Denpasar.

Sebelum puncak Hut dilaksanakan, pada pagi harinya juga digelar berbagai kegiatan yang dirangkaikan dalam memperingati Pekan Tuli Internasional, dan Hari Bahasa Isyarat Internasional. Kegiatan jalan sehat bersama masyarakat Tuli dan Dengar dipusatkan di lapangan Niti Mandala Renon Denpasar. Tampak juga dalam kegitan ini ikut terlibat bersama masyarakat Tuli dan Dengar dari anggota K3S Denpasar.

Kehadiran Ny. Selly Mantra disambut kreativitas anggota Bali Deaf Community salah satunya aksi pantomim. Sebelumnya  juga Ny. Selly menyampaikan ucapan selamat Hut Ke-6 Bali Deaf Community dan Putra Putri Tuli dengan Bahasa isyarat. Ny. Selly yang disapa bunda di kalangan disabilitas Tuli ini begitu akrab dan seluruh acara dikemas dari Bali Deaf Community yang diterjemahkan dari pendamping bahasa isyarat. Menyanyikan lagu selamat ulang tahun yang juga bersama-sama menggerakan tangan mengikuti bahasa isyarat. “Selamat ulang tahun Bali Deaf Community, semoga semakin kompak, semangat dalam berbagai kegiatan serta terus meningkatkan kreativitas,” ujar Ny. Selly. Lebih lanjut disampaikan bahwa keberadaan Bali Deaf Community dan pemilihan Putra Putri Tuli sebagai wadah bagi disabilitas Tuli yang ada di Bali. Kegiatan sosial hingga menghimpun diri dalam meningkatan kreativitas bersama. “Meski dalam keterbatasan fisik tak menjadi halangan dalam meningkatkan kretivitas mereka,”ujarnya. Di Kota Denpasar keberadaan disabilitas diberikan ruang dalam berbagai kegiatan. Tidak hanya disabilitas Tuli, namun juga penyandang disabilitas Tuna Netra dengan ruang kreatifitas seperti bernyanyi, seni budaya, hingga pembuatan film bagi penyandang Tuli dengan judul Widya “Jemari Jiwaku Menari”. Pemilihan Putra Putri Tuli dengan kegiatan di Kota Denpasar yang melibatkan disabilitas Tuli di seluruh Bali bekerjasama dengan DPC Gerkatin Denpasar telah memberikan imbas dalam peningkatan kreativitas mereka. Dari modeling, menari, melukis, hingga pantomim menjadi bakat terpendam mereka yang harus terus diasah dan diberikan ruang. “Semoga dalam kegiatan Hut Ke-6 ini mejadi peningkatan kreativitas dan penyemangat bagi seluruh anggota,” ujarnya

Sementara Ketua Bali Deaf Community, Gede Ade Putra Wirawan, S.Kom mengucapkan terima kasih atas dukungan yang telah diberikan selama ini kepada Bali Deaf Community dan Putra Putri Tuli. Pada kegiatan Hut kali ini berbagai kegiatan dilaksanakan. Diantaranya jalan sehat bersama masyarakat Tuli dan Dengar pada minggu pagi (29/9) serta dilanjutkan pada malam harinya sebagai puncak perayaan Hut Ke-6 Bali Deaf Community dan Putra Putri Tuli. “Kami merasa bangga kegiatan ini mendapat dukungan dari Pemkot Denpasar, Dinas Sosial Denpasar dan Ketua K3S Denpasar, Bunda Selly beserta anggota yang bersama-sama ikut serta memasyarakatkan Bahasa isyarat kami, serta berbagi kasih dan berbagi kebahagiaan,” ujarnya sembari mengatakan selama ini terus diberikan ruang dalam menunjukan kreativitas kami di Kota Denpasar. (pur)