Dr. Mangku Pastika,M.M.: Di Tengah Pandemi Covid-19, Pilkada Perlu Persiapan yang Komprehensif

(Baliekbis.com),Anggota DPD RI Dr. Made Mangku Pastika,M.M. mengatakan pilkada serentak pada 9 Desember 2020 yang digelar di Bali melibatkan peserta yang cukup banyak yakni Denpasar, Badung, Tabanan, Jembrana, Bangli dan Karangasem.

“Karena jumlahnya cukup banyak sehingga perlu persiapan yang komprehensif. Pilkada kali ini sangat khas perlu energi besar dan bisa ada partisipasi yang tinggi. Apalagi di tengah pandemi covid sehingga protokol kesehatan harus dikawal dengan baik,” ujar Dr. Mangku Pastika saat webinar dengan tema: “Sinergi Mengawal Pilkada Serentak yang Damai dan Demokratis di Tengah Pandemi Covid-19”, Senin  (7/12).

Dialog yang dipandu Tim Ahli Nyoman Wiratmaja didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Baskara terkait dengan pelaksanaan Pilkada di Bali. Sebagai Anggota Komite II DPD RI Perwakilan Bali (B66), Dr. Made Mangku Pastika, M.M. sesuai tugas dan kewenangan akan melakukan pengawasan terhadap kesiapan atas pelaksanaan Pilkada.

Dalam dialog, juga tampil pembicara dari KPU, Bawaslu, Akademisi Undiknas Univercity dan Badan Kesbangpol Prov. Bali. Mantan Gubernur Bali 2008-2018 ini berharap pilkada bisa sukses dan menghasilkan pemimpin yang sesuai dengan harapan masyarakat dan memajukan Bali.

Dr. Nyoman Subanda

Hal senada disampaikan akademisi Undiknas University Dr. N. Subanda yang mengajak semua pihak harus optimis dan berpikir positif dalam pilkada yang sebelumnya menimbulkan pro-kontra ini.

Namun di sisi lain ia melihat ada potensi kerawanan yang bisa muncul mengingat di semua pasangan calon yang bertarung ada incumbent-nya meski dalam posisi yang beda. 

Biasanya kalau incumbent maju ada potensi kerawanan. Ada patologi birokrasi, dimana ada yang pasang badan, dll. Ada calon yang terlalu optimis bisa meraih suara sampai 90 persen. Ini bisa rawan karena ketika tidak tercapai akan mencari “kambing hitam” karena malu terhadap partai dan konstituennya. Juga ada patologi sosial seperti keterlibatan komunitas sosial yang memihak. “Saya harap ini bisa diantisipasi dengan baik,” pesannya.

Subanda mengaku optimis pilkada yang efisien dan akuntabel bisa terwujud. “Pilkada harus menghasilkan pemimpin yang bisa memenuhi janji-janjinya sehingga masyarakat tak skeptis dan demokrasi berjalan dengan baik,” ujarnya. Dikatakan tiap tahapan proses pilkada ini rawan konflik. Dari hasil penelitian, warga ingin perubahan. Warga juga melihat track record-nya.

Narasumber AAN Sudarsana dari Kesbangpol Bali mengatakan pada pilkada serentak ini ada 15 tahapan, sekarang sudag tahapan 10, masa tenang. “Jadi ada tahapan berikutnya yang mesti diperhatikan, seperti pemetaan potensi rawan konflik sehingga  penanggulangan bisa tepat sasaran. .

Ketua KPU Bali Dewa Lidartawan mengatakan optimis Pilkada serentak di Bali yang diikuti 6 kabupaten/kota bisa berjalan sesuai rencana. Ia bahkan optimis target 85 persen partisipasi pemilih datang ke TPS. Menurut Lidartawan, semua logistik pilkada juga sudah terdistribusi. Bahkan ia berharap Bali bisa jadi pilot proyek dan terbaik dalam pelaksanaan pilkada.

Adanya ketakutan warga karena covid, menurut Komisioner Bawaslu Bali Ketut Rudia pihaknya telah melakukan upaya-upaya mengedukasi warga agar tak takut ke TPS karena covid. Di masa tenang ini, Bawaslu juga melakukan patroli pengawasan anti politik uang. (bas)