Dialog Interaktif Reses Mangku Pastika: Bali Harus Perkuat Sektor Primer dan Sekunder Pasca Covid-19

(Baliekbis.com),Pariwisata yang ada di sektor tersier paling terdampak dari wabah Covid-19 yang terjadi saat ini. Karena itu ke depan pemberdayaan sektor primer dan sekunder harus diprioritaskan dan semakin diperkuat.

“Selain sektor tersier (pariwisata) yang tetap ditingkatkan, sektor pertanian, UKM dan koperasi harus diprioritaskan mengingat potensinya sangat besar,” ujar Kepala Bappeda Bali I Wayan Wiasthana Ika Putra saat dialog interaktif reses Anggota DPD RI Daerah Pemilihan Bali Dr. Made Mangku Pastika,M.M. via vidcon, Rabu (19/5/2020) sore.

Dialog interaktif yang mengangkat topik “Strategi Pembangunan Bali Pasca Pandemi Covid-19” yang disampaikan Kepala Bappeda dan “Kebijakan Jaring Pengaman Sosial Bagi Tenaga Kerja” oleh Kadis Transmigrasi, Tenaga Kerja & ESDM Bali dipandu staf ahli Nyoman Baskara didampingi Ketut Ngastawa dan Wayan Wiratmaja.

Ika mengakui sektor pariwisata yang paling terdampak dari wabah Corona ini dimana ada sekitar 1,2 juta terancam kehilangan lapangan kerja. Namun sejumlah langkah telah dilakukan pemerintah provinsi dimana hampir 10 persen APBD (Rp757 miliar) dialokasikan untuk penangangan Covid ini.

Kadisnaker dan ESDM Bali

Di sisi lain pihak Disnaker dan ESDM Bali juga melakukan sejumlah langkah untuk menekan dampak Covid-19 ini. Sebagaimana dipaparkan Kadisnaker dan ESDM IB Arda, kondisi naker yang di PHK dan menganggur terus bertambah. Data di kab/kota pada April karyawan yang dirumahkan 20 ribu lebih, yang PHK 580 lebih. Tapi Mei ini meningkat jadi 71 ribu lebih. Demikian pula yang PHK menjadi 2.570 orang.

“Rencananya ini akan dijadikan referensi kartu pra kerja sehingga bisa mendapat bantuan. Saat ini yang lulus pra kerja sampai gelombang III total 11 ribuan atau hanya sekitar 1,62 persen. Jumlah ini sangat sedikit. “Jadi kita usulkan agar segera dibuka gelombang IV sehingga lebih banyak yang bisa menerima,” ujar IB Arda. Disnaker juga mengusulkan agar kartu pra kerja ini bisa diganti dengan BLT sebab ini yang paling dibutuhkan sekarang.

Guru besar arsitektur Fakultas Teknik Unud Rumawan Salain mengatakan masyarakat Bali harus cerdas dan cermat dalam menghadapi pandemi Covid 19. Karena virus tersebut tidak kelihatan dan belum ada vaksinnya. “Sebagai makhluk yang pandai beradaptasi, maka kemampuan adaptasi ini wajib dilakukan dengan operasional prosedur yang tepat,” ujarnya.

Prof. Rumawan juga menekankan perekonomian Bali di masa Covid-19 harus diarahkan ke inovasi dan kreatif dengan melihat peluang pasar yang dibutuhkan. Era Desruption sedang berlangsung dan dipercepat melalui pandemi yang mendunia ini. “Oleh karenanya perubahan mindset masyarakat wajib direncanakan agar tidak mendegradasi budaya. Suka tidak suka robot dan Internet of thing’s akan mengisi peran kita,” tambahnya.

Dekan Universitas Dwijendra

Sementara Ketua FSP Par- SPSI Bali Putu Satyawira Marhaendra mengatakan, SP Par saat ini memiliki anggota 10 ribu lebih. Mereka sudah terdampak sejak Februari lalu dan perusahaan tak ada melaporkan pekerjanya yang di PHK. “April lalu banyak yang dirumahkan,” jelas Satyawira. Ia mengajak Disnaker bisa membahas masalah naker ini terkait langkah ke depannya, jangan sampai ada PHK.

Ketua Apindo Bali I Nengah Nurlaba, S.H.,M.H. berharap semua optimis, jangan bermalas-malasan hadapi covid ini. Ia berharap pengusaha bisa segera buka kembali sehingga ekonomi masyarakat bergerak.

Rektor Dwijendra Dr. Sedana menawarkan konsep adaptasi, dinamis dengan lingkungan. Perlu kreativitas dan inovasi, bangun jaring kemitraan dan barter. “Inovasi orang Bali sangat tinggi, mampu menjadikan sesuatu bernilai ekonomi tinggi,” jelasnya.

Ia juga minta pasca Covid-19 agar menata pembangunan berbasis perdesaan. Perlu bangun pertanian yang inklusif, agar pertanian jadi kuat. Pemerintah wajib menjaga lahan pertanian. Apalagi pajak tinggi, jadi harus hati-hati agar lahan pertanian tak makin terkikis.

Bantuan sembako dari Mangku Pastika

Anggota DPD RI Mangku Pastika dalam peparannya mengingatkan jangan terlalu optimis pariwisata bisa pulih secepatnya. Saat ini pengangguran terus bertambah, sementara perekonomian terus menurun yang berdampak pada rendahnya pendapatan sehingga mempengaruhi daya beli.

Kondisi ini akan menimbulkan
perubahan yang besar. “Jadi kita harus beradaptasi, mau kemana nantinya. Pendapatan juga akan turun. Jadi jangan terlalu berharap banyak bantuan dari pusat. Tapi kita harus tetap berbuat. Siapa yang bisa adaptasi, akan survive,” tambah mantan Gubernur Bali dua periode ini.

Soal penguatan sektor primer (pertanian) dikatakan sebagai hal positif patut didukung. “Namun harus jelas, jangan sampai semua jadi pertanian, sedangkan produknya sulit terserap pasar,” tambah perintis Simantri ini. Di sisi lain Mangku Pastika juga mengajak semua pihak agar terus berjuang menghadapi covid ini. “Jangan terlena, apalagi cepat berpuas diri. Sebab kita tak tahu kapan ini berakhir,” jelas mantan Kapolda Bali ini.

Di sela-sela kegiatan reses hari itu, Mangku Pastika juga menyerahkan bantuan sembako kepada Panti Asuhan Ananda Seba Dharma, Ds. Sangsit Buleleng yang saat ini sangat membutuhkannya. Bantuan juga diberikan kepada pemangku. Sebelumnya Mangku Pastika juga menyerahkan sembako kepada pecalang di Denpasar. (bas)