Damantra: Pemilih Milenial tak Bisa “Dibeli”

(Baliekbis.com), Pemilih milenial yang kebanyakan dari kalangan muda dan kaum intelektual memiliki tingkat rasional yang tinggi dalam memilih pasangan calon di Pilgub Bali mendatang. Kondisi ini sangat bagus dalam pembangunan demokrasi ke depan dan melahirkan pemimpin yang bersih dan didukung mayoritas rakyat.

“Kalau rakyat sudah cerdas dan rasional maka pilgub tak akan menghabiskan biaya tinggi. Sebab tak akan ada lagi money politics dan kegiatan lain yang mengeluarkan biaya tinggi,” ungkap Anggota Komisi VI DPR RI Nyoman Dhamantra, Sabtu (24/2) di Dhamantra Centre saat ditanya kondisi politik di masa kampanye ini.

Dikatakan dalam beberapa kali ajang pilgub, tingkat kesadaran politik masyarakat sudah semakin membaik. Ini merupakan cerminan yang bagus karena masyarakat sudah belajar dari pengalaman-pengalaman yang lalu. Dari kondisi itu, diakui sebagian masyarakat kini sudah tidak terpengaruh lagi dengan adanya pemberian bantuan uang atau sejenisnya.

“Apalagi generasi milenial saat ini boleh dikatakan sangat cerdas dan kritis. Mereka tak peduli dengan politik uang. Siapa yang disukai itu saja dan kalau mereka bilang tidak ya tidak. Golongan ini yang terus berkembang dan tidak mau diatur apalagi ditekan,” tegas pilitisi PDIP yang dikenal kritis ini.

Karena itu Dhamantra mengingatkan pentingnya pemahaman kepada masyarakat luas terkait pilgub yang akan memilih pemimpin Bali ke depan untuk memajukan masyarakat bisa lebih mandiri. Rasionalitas masyarakat harus terus ditingkatkan agar tak salah memilih pemimpinnya. “Inilah yang esensial harus dilakukan. Bukan soal kalah menang. Akan menjadi sia-sia kemenangan itu kalau rakyatnya tak maju-maju dan masih hidup dalam kemiskinan,” tegasnya.

Dhamantra mencontohkan kemandirian ekonomi orang Bali yang saat ini semakin menurun. Dulu orang Bali mau bangun pura besar bisa secara swadaya. Itu terjadi karena kemandirian ekonomi krama sangat kuat. Tidak seperti sekarang untuk membangun pura harus cari bantuan. “Sekarang ini pengurus adat harus cari bantuan sana-sini,” ujarnya. Untuk itu peningkatan kualitas SDM harus menjadi perhatian semua pihak agar memiliki daya saing dan tidak ketergantungan. Kalau tidak maka krama Bali akan semakin tertinggal. (bas)