Staf Ahli Gubernur: Keterampilan AI Sudah Menjadi Keharusan dalam Keberlanjutan SDM Berkualitas

(Baliekbis.com), Wagub Bali dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Staf Ahli Gubernur Bali Bidang Ekonomi dan Keuangan Dr. Wayan Ekadina mengatakan, penguasaan keterampilan AI sudah menjadi keharusan dalam melaksanakan keberlanjutan SDM berkualitas. Demikian diungkapkan Ekadina dalam acara Kick-off Program Peningkatan Keterampilan AI di Griya Santrian Resort Sanur, Jumat (20/6/2025).

Acara ini dihadiri Ketua BIPI Bali I.B. Agung Parthia Adnyana, Nafinia Putra selaku Chief of Program – Remote Skills Academy serta pelaku industri dan UMKM. Mengingat pentingnya penguasaan AI ini, Ekadina berharap kegiatan ini bisa memberikan dampak positif bagi Pemerintah dan masyarkat Bali. Dikatakan, Pemerintah Provinsi Bali menyambut baik program ini karena sejalan dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali dan Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali.

“Dalam Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali ada penguatan ekonomi, salah satunya digitalisasi,” ujarnya. Ekadina menilai kegiatan ini sangat tepat, karena berdampak secara ekonomi dan perluasan dan penguatan SDM Bali serta menumbuhkan wirausahawan muda. Keterampilan AI dapat membuka pintu peluang baru, menawarkan kemudahan tugas-tugas, menciptakan inovasi terbaru dan lebih efisien. Dikatakan SDM berperan penting dalam menjawab tantangan digitalisasi ini. 67 persen SDM Bali potensial. Oleh karena itu adanya kegiatan pelatihan seperti ini akan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi sekaligus menjawab tantangan yang ada menuju dalam rangka menuju Indonesia Emas.

Remote Skills Academy (RSA), sebuah organisasi nirlaba berbasis di Bali yang fokus pada pengembangan keterampilan digital dan karier remote, secara resmi meluncurkan program AI Opportunity Indonesia — inisiatif pelatihan kecerdasan buatan (AI) berskala nasional. Peluncuran Program AI Opportunity yang didukung oleh AVPN, Google.org, dan ADB Nafinia Putra, Chief of Program – Remote Skills Academy mengatakan pelatihan kecerdasan buatan (AI) ini menargetkan 10.000 penerima manfaat dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk 2.000 dari sektor pariwisata di Bali.

Program ini menurutnya merupakan bagian dari AI Opportunity Funding: Asia Pacific yang dikelola oleh Asian Venture Philanthropy Network (AVPN) dan didukung oleh Google.org dan Asian Development Bank (ADB). RSA terpilih sebagai salah satu grantee resmi untuk implementasikan program ini di Indonesia selama periode Juni 2025 hingga November 2026. Dikatakan, program ini terbuka dan 100% gratis bagi para peserta yang memenuhi syarat, termasuk pelaku UMKM, mahasiswa, pekerja sektor pariwisata, serta individu yang sedang tidak bekerja atau berpenghasilan rendah.

Calon peserta akan melalui proses seleksi awal sesuai dengan kriteria tertentu yang telah ditetapkan untuk memastikan program ini tepat sasaran dan memberikan dampak maksimal bagi komunitas yang membutuhkan. Peserta akan mendapatkan akses ke platform pembelajaran daring RSA yang mencakup tiga modul AI berdurasi total 14 jam, dengan sistem pembelajaran mandiri (self-paced) yang dapat diselesaikan dalam waktu dua minggu.

Selain itu, RSA juga akan mengadakan sesi pelatihan offline di berbagai kota, serta menyediakan pendampingan dari mentor AI terlatih setiap bulannya untuk memastikan peserta mendapatkan dukungan selama proses belajar. Program ini memiliki misi untuk menjembatani kesenjangan keterampilan AI. “Di tengah transisi menuju ekonomi yang semakin bergantung pada AI, kami ingin memastikan bahwa masyarakat Indonesia tidak tertinggal,” ujar Nafinia Putra.

Dikatakan, program ini dirancang untuk memberikan akses keterampilan AI secara inklusif, dan membuka peluang karir atau bisnis baru bagi masyarakat yang sebelumnya belum terjangkau oleh pelatihan teknologi. ”RSA sendiri lahir dari inisiatif tingkat komunitas saat pandemi COVID-19, dan telah melatih ribuan peserta pelatihan kerja digital di Indonesia dan negara lain seperti Rwanda, Belgia, Hungaria dan Thailand. Dengan program AI Opportunity ini, RSA melanjutkan komitmennya untuk menciptakan dampak ekonomi berkelanjutan melalui keterampilan digital.

Untuk menjangkau peserta secara lebih luas di berbagai wilayah, RSA bekerja sama dengan tiga organisasi komunitas lokal yang telah mulai menjalankan kegiatan pendampingan dan perekrutan peserta sebagai bagian dari fase awal program yakni Infradigital Foundation, Nortis Academy dan Aliansi Remaja Independence. Calon peserta dapat mengikuti program ini melalui rujukan dari ketiga organisasi tersebut, atau mendaftar secara mandiri melalui situs RSA. Kolaborasi ini memungkinkan RSA untuk menjangkau komunitas secara langsung dan memastikan pelaksanaan program yang relevan dengan kebutuhan lokal.

Sebagai tuan rumah peluncuran resmi program di Bali, RSA juga mengharapkan dukungan penuh dari pemerintah Provinsi Bali serta sektor pariwisata di Bali untuk dapat menjangkau lebih banyak penerima manfaat di sektor pariwisata Bali agar target program hingga tahun 2026 dapat tercapai dengan baik. Melalui AI Opportunity Indonesia, RSA tidak hanya membuka akses terhadap teknologi, tetapi juga membangun pondasi ekonomi baru yang lebih adil dan berdaya. Dengan dukungan dari mitra global dan komunitas lokal, RSA mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk ikut serta dalam membentuk masa depan kerja yang lebih cerdas, setara, dan terhubung.

Pendaftaran program AI Opportunity sudah dibuka. Calon peserta dapat mendaftar melalui: [https://aiopportunity.mounev.com]. Informasi jadwal pelatihan offline dan detail program tersedia di website resmi RSA: [https://remoteskills.academy] Remote Skills Academy (RSA) adalah platform pendidikan nirlaba yang didirikan pada tahun 2020 oleh Livit, perusahaan pengembang startup dan tim remote global.

RSA bertujuan untuk memberdayakan generasi berikutnya melalui pelatihan keterampilan digital yang relevan dan akses terhadap peluang kerja jarak jauh. Berbasis di Bali, RSA telah menyelenggarakan berbagai program pelatihan di Indonesia dan secara globalbdi Rwanda, Belgia, Thailand, dan Hungaria. Dengan pendekatan yang inklusif dan berorientasi pada dampak, RSA fokus pada pemberdayaan masyarakat yang kurang terlayani—terutama perempuan dan kelompok berpenghasilan rendah—untuk meraih akses ekonomi yang lebih luas melalui teknologi. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.remoteskills.academy.

Ketua BTB Ida Bagus Parta Adnyana sangat mengapresiasi peluncuran program ini karena sangat strategis dan relevan dalam menghadapi tantangan zaman. AI dapat meningkatkan destinasi unggulan dunia. “Digitalisasi bukan lagi pilihan, tetapi merupakan kewajiban dan keharusan. Di dunia pariwisata, sistem digitalisasi itu sangat diperlukan terutama di costumer service dan promosi,” ujarnya. (ist)

Leave a Reply

Berikan Komentar