Optimalisasi Percepat Penurunan Stunting, Gebyar Pelatihan Model Ginalatrik Sasar Masyarakat Desa Mengesta
(Baliekbis.com), Tabanan,Desa Mengesta, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, menjadi tuan rumah Gebyar Pelatihan Model Ginalatrik dalam upaya percepatan penurunan stunting di Provinsi Bali yang digelar pada Selasa, (6/5) lalu. Kegiatan yang dikemas lewat program One Student One Banjar ini diharapkan dapat berperan sebagai agen edukasi dan kader posyandu sebagai fasilitator dalam menyebarluaskan praktik Ginalatrik kepada ibu balita.
Tampak hadir Wakil Direktur I Poltekkes Kemenkes Denpasar, Ni Luh Kompyang Sulisnadewi Kepala Puskesmas Penebel I, dan Perbekel Desa Mengesta, I Wayan Eka Suprianta.
Dalam sambutannya, Perbekel Desa Mengesta, I Wayan Eka Suprianta berharap kegiatan ini dapat memberikan dampak positif bagi kader posyandu dengan adanya tambahan pengetahuan dan ketrampilan mengenai Model Ginalatrik. Model ini merupakan integrasi dari edukasi gizi, stimulasi pijat Tuina, dan latihan psikomotorik bagi balita stunting.
“Kami berharap kegiatan ini dapat membantu meningkatkan kualitas pelayanan posyandu dan menurunkan angka stunting di Desa Mengesta,” tambahnya.
Wakil Direktur I Poltekkes Kemenkes Denpasar, Ni Luh Kompyang Sulisnadewi, berharap kegiatan ini dapat berdampak positif bagi seluruh kader posyandu di Desa Mengesta dan seluruh Bali. Dimana, dengan adanya pelatihan Model Ginalatrik, kader posyandu dapat memiliki pengetahuan dan ketrampilan untuk memberikan edukasi gizi, stimulasi pijat Tuina, dan latihan psikomotorik kepada ibu-ibu balita yang anaknya mengalami permasalahan gizi stunting dan gizi kurang.
“Hal ini dapat menjadi pemantik ibu-ibu balita lebih rajin datang ke posyandu dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya gizi dan kesehatan bagi anak,” ujarnya.
Dalam jangka panjang, lanjut Sulisnadewi, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi model bagi daerah lain di Indonesia dalam upaya percepatan penurunan stunting. Dengan adanya kerja sama antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan angka stunting dapat ditekan seminimal mungkin.
“Kami berharap kegiatan ini dapat menjadi contoh bagi daerah lain untuk melakukan hal yang sama,” kata Sulisnadewi.
Secara teknis, Koordinator Tim Dosen Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Denpasar, Dr. I Wayan Juniarsana, SST, M.Fis mengatakan bahwa kegiatan pelatihan Model Ginalatrik ini meliputi pemberian materi tentang edukasi gizi dan pola pemberian makanan balita, stimulasi pijat Tuina, dan latihan psikomotorik bagi balita. Dimana, penerapannya melalui pendekatan One Student One Banjar, dimana mahasiswa dari Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Denpasar berperan sebagai agen edukasi dan kader posyandu sebagai fasilitator dalam menyebarluaskan praktik Ginalatrik kepada ibu balita.
Pihaknya memberikan apresiasi lantaran peserta pelatihan sangat antusias dan berharap agar kegiatan ini dapat berkesinambungan serta mencapai tujuan yang diharapkan dalam percepatan penurunan stunting di Desa Mengesta dan seluruh Bali. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan kader posyandu dapat menjadi agen perubahan dalam upaya percepatan penurunan stunting di Provinsi Bali.
“Kami berharap kegiatan ini dapat menjadi langkah awal bagi kader posyandu untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan menurunkan angka stunting di Desa Mengesta dan seluruh Bali,” katanya
Ditambahkannya, kegiatan pelatihan ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi dan kesehatan bagi anak. Dengan demikian, diharapkan angka stunting di Provinsi Bali dapat menurun secara signifikan.
“Kami berkomitmen untuk terus mendukung kegiatan seperti ini demi meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” tambahnya. (Ist)
Leave a Reply