Menolak Lupa! PC KMHDI Denpasar dan Liga Mahasiswa Malaysia Gelar Diskusi “Mengenang Marsinah”

(Baliekbis.com), Pimpinan Cabang Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (PC KMHDI) Denpasar dan Liga Mahasiswa Malaysia mengadakan diskusi bertajuk “Mengenang Marsinah” secara daring melalui Zoom Meeting pada Jumat (9/5/2025). Diskusi ini dimulai pukul 20.00 WIB (21.00 waktu Malaysia). Dengan tagline “Menolak Lupa!”, acara kolaborasi lintas negara ini kembali mengangkat semangat perjuangan Marsinah sebagai simbol perjuangan buruh.

Ketua PC KMHDI Denpasar sekaligus pemantik diskusi, I Dewa Gede Darma Permana, S.Pd, menyampaikan bahwa Marsinah adalah simbol perjuangan yang abadi. Ia mencerminkan kelamnya penegakan hukum di Indonesia, khususnya bagi kelas pekerja yang memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan.

“Marsinah adalah simbol api perjuangan yang tak pernah padam. Namanya terus dikenang setiap tahun sebagai pejuang kemanusiaan. Kasusnya menjadi refleksi gelapnya penegakan hukum di Indonesia, terutama bagi kelas pekerja yang memperjuangkan haknya. Hingga kini, pelaku penyiksaan dan pembunuhannya belum terungkap,” ujar Dewa.

Dewa, yang juga mahasiswa Magister Universitas Pendidikan Ganesha, menambahkan bahwa Marsinah telah menginspirasi kesadaran buruh untuk bersatu memperjuangkan hak mereka. Marsinah juga menjadi teladan bagi perempuan masa kini untuk berani memimpin dan memperjuangkan keadilan sosial.

Ia juga menyoroti janji Presiden Prabowo Subianto untuk menjadikan Marsinah sebagai Pahlawan Nasional. “Langkah itu baik, tetapi yang lebih penting adalah menunaikan cita-cita Marsinah dengan memastikan kesejahteraan buruh, keselamatan kerja, dan kehidupan yang layak,” tegasnya.

Sementara itu, Alyaah Hani, Koordinator Liga Mahasiswa Malaysia, menyoroti Marsinah sebagai panutan bagi perjuangan perempuan di era kini. “Marsinah adalah refleksi bahwa perempuan juga dapat berjuang untuk kemanusiaan. Ini sangat relevan bagi kami untuk menjadikannya role model perjuangan kaum perempuan, baik di Indonesia maupun Malaysia,” kata Hani.

Hani juga menambahkan bahwa tantangan perjuangan perempuan saat ini sering kali terjebak dalam eksklusivitas dan ego elit. Diskusi ini, menurutnya, menjadi momentum penting untuk menyatukan pergerakan perempuan di seluruh dunia dalam memperjuangkan keadilan dan kesetaraan.

Acara ini juga diisi dengan sesi Watch Party menonton film tentang Marsinah, dilanjutkan tanya jawab, dan renungan mengenai gerakan kolaboratif mahasiswa.

Leave a Reply

Berikan Komentar