Lukisan ‘Sat Cit Ananda’ Warnai Kemeriahan HUT ke-74 Mangku Pastika
(Baliekbis.com), Suasana meriah mewarnai peringatan HUT ke-74 Dr. Made Mangku Pastika, M.M., Minggu (22/6/2025) siang di kediamannya komplek perumahan Teras Ayung, Gatsu Denpasar.
Didampingi istri Ayu Pastika dan ketiga putra-putrinya serta sejumlah cucu, HUT kali ini juga dihadiri puluhan tokoh dan kolega termasuk Tim Ahli Mangku Pastika saat duduk di DPD RI yakni Nyoman Baskara, Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja.
Bahkan ada yang dari luar Bali. Bahkan hadir pula salah satu sahabatnya yang diajak bersama-sama saat SMP, SMA hingga di kepolisian.
“Ini pertemuan unik karena yang hadir ada dari purnawirawan Polri, dosen, pensiunan di Pemprov Bali, pensiunan pejabat Bali Mandara serta sejumlah tokoh, ” ujar Mangku Pastika.
“Semuanya kumpul, saya ucapkan terima kasih atas kehadiran dan doanya,” tambah Gubernur Bali 2008-2018 ini.
Di HUT ke-74 Mangku Pastika juga terasa istimewa karena ada sajian menu khusus yang didatangkan dari Desa Patemon -lawar merah dan sudah tentu babi gulingnya yang gurih. Acara ini juga dikemas secara kreatif sejumlah anak muda sehingga terlihat meriah.
Yang tak kalah menarik, di HUT ke-74 ini Mangku Pastika mendapat kado khusus berupa lukisan karya I Nyoman Wenten (mantan Kepala Dinas Sosial Provinsi Bali) yang juga memiliki hobi membuat lukisan klasik Bali gaya Batuan.
“Lukisan ini saya beri judul ‘Sat Cit Ananda’. ‘Sat’ itu keberadaan kita, keberadaan Tuhan. ‘Cit’ itu kesadaran, sadar siapa diri kita, mau kemana diri kita dan darimana kita berasal. Setelah kita sadar, baru akan mencapai kebahagiaan ‘ananda’,” ujar Mangku Pastika.
“Kita semua akan kembali kepada-Nya (Sang Pencipta). Tidak ada yang kekal di dunia ini. Siklus dari lahir, menjadi anak-anak, tumbuh remaja, dewasa, menjadi tua, sakit-sakitan dan meninggal. Siklus itu berjalan terus sampai kita akhirnya bersatu dengan Brahman yaitu Moksa atau Manunggaling Kawula Gusti,” ucap mantan Kapolda Bali ini.
Dalam memaknai bertambahnya umur, Mangku Pastika mengajak agar menjadi pribadi yang lebih bijaksana, makin tenang, makin sabar dan makin berpikir jernih.
Seringkali ketika semakin tua, malah semakin cerewet dan mudah tersinggung.
Mangku Pastika lantas membagikan lima tips untuk membuat hidup bahagia yakni membebaskan diri dari rasa dendam; membebaskan diri dari rasa khawatir; mengajak hidup sederhana; memberi sesuai kemampuan; dan jangan terlalu berharap.
“Memberi itu tidak harus berbentuk materi, tetapi bisa dengan senyuman dan nasihat. Jangan berharap kembali kepada orang yang sudah dibantu dan jangan pula menganggap diri kita terlalu berjasa. Mari makin tua makin tenang, makin sabar, jangan mudah tersinggung, bukan orang tua yang post power syndrome,” pesannya.
Sementara itu, I Nyoman Wenten mengatakan
lukisannya bertemakan Sanghyang Licin atau Sang Hyang Embang, atau sebutan lain dari Ida Sanghyang Widhi Wasa.
“Di hadapan Tuhan, kita semua tidak akan ada apa-apanya, sekalipun itu menjadi gubernur, kepala dinas dan sebagainya. Kita sesungguhnya tidak akan ada apa-apanya dan kita akan kembali kepada Ibu Pertiwi atau Sanghyang Embang itu sendiri,” ujar Wenten.
Sebagaimana diketahui, saat menjadi Gubernur Bali, Mangku Pastika banyak melakukan terobosan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
Di antaranya mendirikan SMA Bali Mandara yang secara khusus hanya menerima calon siswa dari keluarga miskin. Saat ini ribuan alumninya rata-rata sudah bekerja bahkan puluhan di antaranya meniti karir di luar negeri. Mangku Pastika juga membangun Progam Simantri (Pertanian), JKBM (Kesehatan), Jamkrida (UMKM), Bedah Rumah dan sejumlah fasilitas lainnya.
Mangku Pastika mengatakan begitu pentingnya waktu. “Berjalannya waktu adalah anugerah bagi kita. Sang waktulah yang mengatur kita. Jadi kesempatan (hidup) yang diberikan adalah anugerah yang bukan saja harus disyukuri namun juga wajib diisi dengan kegiatan yang berguna,” ungkap Jendral Polisi Bintang Tiga (Purn.) kelahiran Buleleng ini. (bas)
Leave a Reply