BSI Gelar Gathering Prioritas: Dekatkan dengan Nasabah dan Bahas Market Update
(Baliekbis.com),BSI telah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai Bullion Bank (Bank Emas). Sehingga bisa bertransaksi emas. Jadi nasabah yang ingin punya emas antam, emas kepingan bisa nyicil di BSI dan kalau masyarakat butuh dana, dia punya emas bisa digadaikan. Demikian mengemuka pada gathering yang digelar PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) wilayah Bali Nusra kepada nasabah prioritas area Denpasar, Sabtu (17/5/2025) di Denpasar.
Gathering dilaksanakan selain untuk menjaga hubungan baik dengan nasabah khususnya priority di cluster Denpasar juga diisi dengan pemaparan terkait market update secara ekonomi, makro dan kondisi wilayah Bali.
Pada acara yang berlangsung santai dan kekeluargaan itu, selain dihadiri sekitar 50 nasabah dari kalangan hotel, travel, properti, rumah makan, villa, pedagang, pegawai, pengacara, dokter, dan lain-lain, juga hadir sebagai pembicara mantan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho dan Fahrur Rozi,S.E.,M.M., CFP, QWP Wealth Specialist Senior Officer PT Bank BSI Pusat memaparkan produk investasi BSI.
Area Manajer BSI Bali Nusra Tito Indratno mengatakan kegiatan ini memang dibuat sedikit berbeda dari biasanya karena biasanya dibuat formal. Kali ini suasananya lebih santai.
Nasabah bisa lebih leluasa dan happy. Beberapa nasabah juga minta kegiatan ini dibuat berkala, “Nasabah kita sediakan cek kesehatan gratis, driving gold beserta dengan coach, panahan serta lomba kecil-kecilan biar nasabah happy. Jadi kegiatan ini untuk menjaga nasabah priority kami dan diharapkan dari kegiatan ini nasabah nasabah yang direferalkan dari nasabah priority itu bisa bergabung menjadi nasabah priority yang baru di BSI,” jelas Tito.
Tito menambahkan dalam waktu dekat gathering akan digelar di BSI klaster Mataram di Lombok. “Jadi mungkin kita akan buat kegiatan ini berkelanjutan karena bisa melihat ekspresi nasabah itu lebih lepas. Datang dengan pakaian olahraga dresscode-nya sporty akan lebih santai. Ini baru yang pertama di outdoor. Sebelumnya pernah kegiatan yang agak besar jumlahnya sekitar 150 nasabah di Prime Hotel,” ujarnya.
Tito menjelaskan pertumbuhan bisnis di area Denpasar cukup positif baik dari sisi pembiayaan maupun funding dana. Terlebih sekarang BSI masuk Top Ten Global Islamic Bank. Akhir tahun lalu BSI mendapat peringkat ke 9 naik dari peringkat 10. Dan telah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai Bullion Bank (Bank Emas). Sehingga transaksi emasnya bisa lebih luas lagi.
“Kalau sebelum sebagai bullion bank hanya transaksi cicil emas dan gadai emas. Orang kepingin punya emas antam, emas kepingan itu nyicil di BSI. Yang satunya lagi kalau nasabah atau masyarakat butuh dana, dia punya emas bisa digadaikan.
Tapi dengan adanya bullion bank itu sebagai bank emas, kita bisa bertransaksi emas,” jelasnya.
Menurut Tito kinerja BSI tahun lalu itu bisa tumbuh 2 digit di atas rata-rata industri perbankan BSI secara nasional.
“Dari kegiatan ini saya berharap bisa menjaga dan membangun hubungan dengan nasabah itu tidak hanya formal juga informal untuk meningkatkan bisnis baik secara dana maupun secara pembiayaan. Kami optimis karena sekarang semua produk di BSI lengkap. Bisa dibilang one stop service,” pungkasnya.
Perkembangan Ekonomi dan Pariwisata Bali
Sementara itu Trisno Nugroho menjelaskan ekonomi Bali terus menunjukkan perkembangan yang menggembirakan dengan pertumbuhan sebesar 5,52% pada Triwulan I-2025, lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional yang mencapai 4,87%. Prestasi ini menempatkan Bali sebagai provinsi dengan peringkat ke-8 dalam daftar pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia.
Sektor pariwisata tetap menjadi pilar utama ekonomi Bali, berkontribusi sebesar 32% terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi. Kunjungan wisatawan mancanegara tumbuh 15,8%, meskipun tingkat hunian hotel mengalami penurunan dari 62,56% menjadi 52,84%.
Selain pariwisata, sektor konsumsi rumah tangga yang tumbuh sebesar 5,31% serta konsumsi pemerintah yang meningkat signifikan hingga 13,47% turut mendorong pertumbuhan ekonomi. Investasi (PMTB) juga tumbuh 5,13%, mencerminkan kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Bali.
Dijelaskan, Bali terus memperkuat sektor pariwisatanya melalui sejumlah strategi inovatif. Penguatan kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition) menjadi salah satu upaya menarik wisatawan bisnis. Di sisi lain, diversifikasi menuju wellness tourism dengan pengembangan fasilitas spa dan retreat juga dilakukan. Infrastruktur dan layanan destinasi wisata terus ditingkatkan untuk memberikan pengalaman yang lebih berkualitas bagi para pengunjung, sementara penerapan pola perjalanan wisata yang terintegrasi memudahkan akses ke berbagai destinasi.
Pertumbuhan di sektor lainnya juga turut menyumbang pada ketahanan ekonomi Bali. Sektor administrasi pemerintahan mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 19,86% berkat peningkatan belanja pemerintah. Sektor pertanian tumbuh sebesar 5,21% yang didorong oleh hasil panen melimpah dan program intensifikasi. Sektor transportasi dan pergudangan juga meningkat seiring bertambahnya mobilitas wisatawan.
Tantangan dan Prospek
Namun, ekonomi Bali juga menghadapi tantangan, seperti ekspor yang turun menjadi 6,51% serta melambatnya pertumbuhan akomodasi dan makanan-minuman sebesar 7,47%. Sektor konstruksi mencatat pertumbuhan hanya 2,15%, dan terjadi penurunan kegiatan lembaga non-profit pasca Pilkada sebesar 19,04%.
“Meskipun demikian, prospek Triwulan II-2025 terlihat cerah. Momentum hari raya keagamaan seperti Galungan dan Kuningan diprediksi akan meningkatkan konsumsi lokal dan mendorong aktivitas ekonomi. Dimulainya sejumlah proyek infrastruktur dan properti baru juga akan memberikan dorongan signifikan bagi perekonomian Bali,” jelas Trisno Nugroho.
Untuk terus meningkatkan ekonomi Bali, sejumlah strategi telah dirancang. Produktivitas pertanian ditingkatkan melalui penggunaan teknologi dan pelatihan petani. Pengembangan industri pengolahan pangan menjadi langkah penting menuju swasembada. Pengendalian inflasi dilakukan dengan mengoptimalkan peran Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan memperbaiki distribusi pangan strategis.
Di sisi lain, langkah strategis untuk masa depan meliputi pengembangan infrastruktur yang memperkuat konektivitas wilayah, peningkatan dukungan investasi bagi usaha mikro hingga besar, dan inovasi digital untuk meningkatkan daya saing di era global. Ekonomi inklusif juga menjadi fokus, memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan dan kesejahteraan bagi semua lapisan masyarakat.
“Dengan strategi yang terarah, Bali tidak hanya mempertahankan momentum pertumbuhan ekonominya tetapi juga memperkuat posisinya sebagai pusat pariwisata dan ekonomi yang inklusif di Indonesia,” ujar Trisno. (ist)
Leave a Reply