Desa Nongan Akan Bangun Museum Pan Balang Tamak dan Objek Wisata Alam

(Baliekbis.com), Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karangasem melakukan terkait “Sosialisasi Lokasi Warisan Budaya” bersama Prajuru dan Tokoh-Tokoh Adat Desa Nongan, Kecamatan Rendang pada Selasa (3/6).

Bahkan dalam sosialisasi itu selain mendata benda pusaka bersejarah, juga muncul wacana akan membangun museum dan pusat objek wisata alam di Desa Nongan.

Kepala Bidang Sejarah, Cagar Budaya dan Permuseuman Disbudpar Karangasem, I Nengah Suarya SE mengatakan pihaknya melakukan sosialisasi ini bertujuan untuk mendata benda-benda warisan benda dan non-benda serta kaya situs yang bisa dicatatkan untuk khasanah pembentukan museum.

“Kami melakukan sosialisasi ini bertujuan untuk mendata warisan budaya yang perlu dilestarikan untuk diwariskan kepada generasi penerus,” katanya.

Oleh karena itu, kata Suarya, melalui sosialisasi ini diharapkan warga yang merasa atau pun yang memiliki pusaka dan mengetahui ada situs bersejarah untuk di data yang selanjutkan dilaporkan ke pihak pemerintah.

“Kami saat ini sedang melakukan pendataan ke masing-masing desa terkait warisan budaya. Jika memenuhi kreteria nantinya akan dicatatkan menjadi cagar budaya. Untuk kreteria benda-benda warisan budaya menjadi cagar budaya ada penilaian dan persyarakat dari dari tim khusus ahli dibidang cagar budaya,” ucapnya.

Menyinggung pembentukan museum, kata Suarya, pihaknya sangat mendukung penuh. Sebab tak semuanya memahami apa saja yang bisa dipajang di museum itu. Jika benda tersebut bernilai cagar budaya, tetapi itu disakralkan oleh masyarakat, maka bisa dipajang ataun dipamerkan berbentuk foto dengan dilengkapi data dan keterangan secara detail atau akurat.

Sementara itu, Bandesa Adat Nongan, I Gusti Ngurah Indra Kecapa mengatakan di Desa Nongan cukup banyak diduga bisa masuk kreteria cagar budaya, salah satunya adanya artefak sarkopagus. Sarkopagus tersebut pernah dilakukan penggalian sekitar tahun 1941. Namun dari pihak tim penggali saat itu, selanjutnya kembali dikubur. Lokasi itu ada di wilayah Subak Petian.

“Kami duga sarkopagus tersebut ada kaitannya dengan keberadaan dan masa kehidupan Pan Balang Tamak. Bahkan sampai saat ini warga Nongan mempercayai Pan Balang Tamak itu adalah pemimpin desa yang cerdas, kritis dan wibawa. Sehingga dari penuturan para tetua, bahwa Pan Balang Tamak bukanlah sebuah dongeng ataupun cerita semata,” ujar Bandesa Indra Kecapa.

Indra Kecapa lebih lanjut memaparkan bahwa di Desa Nongan cukup banyak peninggalan masa lampau. Saat ini pihaknya sedang melakukan mendataan dan berkoordinasi dengan Disbudpar Kabupaten Karangasem. Warisan budaya tersebut antara lain adanya situs pura, prasasti Landih B terbuat dari tembaga, keris bahkan pusaka lainnya.

Karena itu, kata Indra Kecapa, Desa Nongan layak memiliki objek wisata karena didukung keindahan alam, diantaranya lembah, amparan persawahan, kebun, sungai dan mata air yang melimpah, dan berada di lokasi jalur menuju Pura Besakih, serta telah adanya warga (krama) yang sukarela menyumbangkan tanahnya hak pakai untuk mewujudkan objek wisata dan museum.

“Untuk mewujudkan pusat objek wisata alam dan museum tersebut tentu harus mendapatkan dukungan dari masyarakat dan pemerintah. Kami sudah merencanakan pusat objek wisata dan museum. Tepatnya di belakang Pura Balang Tamak saat ini. Sebab salah krama kami sudah rela untuk memberikan tanahnya dipinjamkan untuk hal itu. Bahkan kami saat ini sedang sosialisasi kepada warga membuka akses jalan menuju rencana lokasi pusat objek wisata dan museum itu,” katanya. (ist)

Leave a Reply

Berikan Komentar