Yosep Diaz Gelar Dialog ‘Unik’ Menyambut Pilpres dan Pileg 2019

(Baliekbis.com), Ketua Flobamora Bali Yosep Yulius Diaz mengatakan, kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019 telah mengakibatkan terjadinya polarisasi di tengah masyarakat.  Polarisasi ini membuat bangsa seolah-olah terbelah dan saling berhadap-hadapan.

“Polarisasi yang terjadi semakin diperparah oleh adanya praktik-praktik yang memproduksi dan menyebarkan ujaran kebencian dan berita bohong seperti yang marak terjadi di media sosial (medsos),” ujar Yusdi begitu kerap dia disapa, Sabtu (17/11) di YYDiaz Center Jalan Tukad Musi 1 Nomor 5 Renon, Denpasar.

Dikatakan, perlu duduk bersama untuk menurunkan tensi ketegangan tersebut, dan menunjukkan kepada masyarakat bahwa pemilu ini adalah pesta rakyat yang sudah semestinya disambut dan dirayakan dengan gembira agar kita tidak terpecah belah.

“Mari kita duduk bersama untuk menunjukkan tidak ada masalah. Kita beragam warna tapi tidak ada masalah yang harus memecah belah kita. Saya dengan teman-teman dari caleg lain sering melaksanakan kegiatan bareng, juga foto bareng, saling unjuk jari simbol kita masing-masing, tidak ada masalah, semua terasa indah,” terang calon legislatif (caleg) DPRD Bali dapil Kota Denpasar dari Partai Gerindra nomor urut 7 ini.

Dikatakan polarisasi inilah yang menjadi tantangan yang dihadapi bangsa dalam pemilu mendatang. Ia berharap semua pihak dapat bersikap bijak dan mengedepankan persatuan. Untuk itu, Yusdi mengingatkan tidak boleh ada pihak yang merasa paling Indonesia karena negeri ini milik bersama.

“Tantangannya saat ini seperti ada polarisasi, saya NKRI, saya Indonesia, lalu yang lain apa. Tidak boleh ada yang merasa paling Indonesia, Pancasila itu adalah kita, kita bersama, dan kita saling membutuhkan seperti dalam Pilres ini tidak mungkin bisa dilakukan sendiri,” ucapnya.

Pada acara dialog yang menghadirkan beberapa tokoh di antaranya Made Muliawan Arya,S.E., M.Hum. alias De Gadjah yang merupakan Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar, Ketua KPPAD (Komisi Penyelenggara Perlindungan Anak Daerah) Bali, AA Sagung Ani Asmoro‎‎, mantan aktivis Agus Samijaya dan akademisi dan mantan Komisioner KPU Provinsi Bali Dr. Ni Wayan Widiastini, S.Sos, M.Si. “Bahkan ada juga peserta dialog yang hadir berasal dari caleg dari berbagai partai politik di Bali, perwakilan mahasiswa serta organisasi pemuda dan ormas-ormas yang ada di Bali. Dialog dimoderatori Syamsudin Kelilauw,” pungkasnya.

Made Muliawan Arya mengapresiasi digelarnya dialog ini. “Dengan terselenggaranya dialog ini menunjukkan kita ini terbuka dan dapat menerima perbedaan. Kegiatan ini menunjukan kita ini terbuka, kita bisa berdampingan dan harmonis dalam perbedaan. Dengan dialog ini kita sejukkan suasana akibat ketegangan yang terjadi di media sosial yang dihiasi dengan ujaran-ujaran kebencian,” imbuh De Gadjah.

Sementara Dr. Ni Wayan Widiastini mengungkapkan dialog yang digagas oleh YYDiaz Center ini merupakan kegiatan yang unik, karena dapat menghadirkan peserta yang notabene caleg-caleg peserta pemilu yang saling berkompetisi untuk memenangkan hati konstituen. “Konsep belajar bersama dalam dialog ini menurut saya unik, mereka yang berasal dari berbagai partai yang berbeda yang sebenarnya mereka memiliki kepentingan yang sama untuk memenangkan kontestasi nanti. Ini baru pertama kali saya lihat. Saya pikir yang datang ini orang-orang yang punya semangat untuk mengembalikan roh politik kembali pada tataran idealisme, bukan hanya sekadar pragmatisme,” ungkapnya. (sus)