Yongky Susilo: Ekonomi Indonesia Penuh ‘Misteri’

(Baliekbis.com),Ekonomi Indonesia dinilai penuh misteri, penuh surprise dan membingungkan.Tahun 2016 terjadi slow down, tapi tahun 2018 ada reborn. Tahun 2019 ini turun lagi.

“Ada apa kok sudah naik, turun lagi,” ujar Director Retailer Services The Nielsen Company Indonesia Yongky Susilo saat tampil sebagai salah satu pembicara dalam Seminar Nasional Aprindo Bali 2019 “Peluang Bisnis di Tengah Pergeseran Perilaku Pasar”, Senin (2/12/2019) di Kuta. Tampil juga sebagai pembicara yakni Chairman Group Bisnis Lestari Alex P. Chandra dan Chairul Tanjung sang pendiri dan owner Transmart.

Dikatakan Yongky, keanehan pergerakan pasar juga terlihat di bisnis ritel yang tumbuh tipis sekitar 2 persen. Juga konsumsi yang turun drastis. Tapi anehnya kosmetik malah tumbuh 30 persen. “Yang untuk di wajah ini seperti alis dan bulu mata nampaknya permintaan tetap tinggi. Ya untuk di wajah, orang merasa harus tampil luar biasa,” jelasnya.

Di sisi lain, Yongky melihat adanya karakter pebisnis yang maunya perubahan secara cepat (disrupsi) “Padahal gak ada bisnis langsung besar, semua harus dari bawah,” ujarnya di hadapan ratusan peserta yang hadir.

Saat ini orang mulai ke leisure, milenial gak belanja baju mahal, gak pake sepatu kulit. Ini salah satu penyebab ekonomi slow down. Tapi ia optimis ekonomi akan
kembali, akan tumbuh lagi. Pasalnya penyebab slow down ekonomi 2019 sudah berlalu, seperti pemilu dan berita-berita hoax hingga penyusunan kabinet yang mengakibatkan hampir semua sektor berada di antara lampu kuning-merah.

Meski demikian tambah Yongky, pemerintah juga harus bisa mempercepat perdagangan (trade) seperti ekspor, meningkatkan tumbuhnya investasi, political stability termasuk omnibus law. “Banyaknya aturan sehingga bikin susah.
Ke depan kita harus smart dan fast,” jelasnya.

Chairul Tanjung

Sementara Chairul Tanjung menjelaskan ada dua perubahan yang terjadi saat ini yakni disruption teknologi (digitalisasi) dan di bidang demografi. “Desruption teknologi sebenarnya sudah ada sejak dulu, tapi tak secepat sekarang. Yang sekarang ini lebih cepat, dan berdampak sangat besar. Cost-nya lebih kecil tapi dampaknya luar biasa,” ujarnya. Sekarang tengah berkembang
ekosistem company seperti yang dilakukan google.

Sementara Alex P. Chandra mengakui terjadinya pergeseran perilaku pasar. Ia melihat ekonomi turun terus dari 2015 hingga 2019. “Apa yang akan terjadi nanti,” ujarnya bernada tanya. Ia melihat ada perubahan perilaku yang dipengaruhi teknologi seperti munculnya gojek, tokopedia dll. (bas)